░VII░

10 5 0
                                    

Ia akan melakukan apapun demi sebuah pengakuan.


.

.

.







South Jakarta, 09:50AM

Malam yang cukup bagus ditemani bintang dan cahaya lampu taman. Taman yang dipenuhi tumbuhan kormofita berspora di sekitarnya itu termasuk ke dalam bagian sebuah rumah mewah di perumahan elit Jakarta.

Terlihat seorang gadis yang memiliki rambut hitam dan panjang, ia mendudukkan dirinya di salah satu bangku taman rumahnya. Anak dari pasangan CEO besar di Asia itu mengadahkan kepalanya ke atas menatap bintang dan bulan yang bersinar. Entah kenapa Ia terasa kosong seakan-akan hanya dia di dunia ini. Ya, kesepian.

Ia memajukan badannya yang tadi bersender, meletakan kedua sikunya ke atas pahanya lalu membuang nafas panjang lalu kembali menunduk.

Dari arah jalan taman terdengar suara langkah kaki yang lalu Terhenti " Non Aster, motornya sudah bapak taruh di garasi ya." Ucap sopan seorang pria tua yang menggunakan pakaian asisten bos.

Aster yang mendengar kata panggilan 'nona' dari orang yang paling dekat dengannya membuat ia terkekeh

"paman, udah berapa kali Aster bilang panggil nama saya aja kek biasanya dan sebelumnya terima kasih ya paman"

Entah apa yang terasa berubah, yang selama ini Aster memasang muka yang datar dan tak menunjukkan ekspresi bersahabat itu. Seketika berubah menjadi senyuman hangat dari seorang gadis yang sesungguhnya.

Mendengar kalimat Aster, paman itu juga merekahkan senyuman untuk majikan yang dari masih kandungan ibunya hingga sekarang sudah besar, ia yang selama ini merawat Aster dari kecil hingga menjadi seorang gadis yang kuat. Ia begitu merasa bahagia saat Aster kembali ke sifat yang selama ini paman harapkan seperti saat ini Aster tunjukan kepada semua orang, bukan hanya dirinya.

"Sama-sama nak Aster" ucap paman itu yang menatap keberadaan nonanya di taman sekarang, ia sudah tahu apa yang sedang dipikirkan gadis itu.

Aster berniat pergi dari taman untuk melakukan hal yang biasa ia lakukan disaat ia sedang gundah ini. Saat ia berlalu sambil tersenyum pada paman yang ternyata sudah tau apa yang ingin Aster lakukan ini. Baru beberapa langkah ia berjalan, paman itu membuka mulutnya berniat bicara pada 'nona kecil'nya itu

"Apakah nak Aster akan melakukan nightride lagi Aster?" Pertanyaan itu terlontar dari paman yang sekarang beralih ke suara yang terdengar seperti seorang ayah. Aster yang mendengarnya memberhentikan langkah kaki dia dan berbalik arah melihat pamannya itu yang kemudian menghela nafasnya

"Dengarkan paman, kalau ada yang menganggu hatimu jangan sampai kau membencinya. Sebab sebuah luka tidak akan sembuh jika hanya didiamkan, luka itu perlu diobati."

Aster terdiam, ia mencerna dengan baik apa yang dikatakan pamanya itu lalu kembali tersenyum

"Ya, saya akan mengobatinya-" Ucap Aster dengan lembut dan menjeda kalimatnya

"-Sampai orang itu sadar apa yang ia perbuat" lalu tatapan gadis itu tajam sembari melihat salah satu tumbuhan kadaka yang terpampang di samping kanan.

HIDDEN SECRET SCHOOL | [Revisi.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang