Ternyata belum bisa tamat. Masih kuat baca? Maafkan kalau ada typo, saya lagi males ngecek ulang malam ini. Komen jangan lupa, terima kasih.
((Play Mulmed))
..
Kamila pagi ini terlihat bersemangat meskipun tubuhnya baru saja pulih dari demam semalam. Faraz rasanya ragu untuk meninggalkan istrinya seorang diri di rumah, ada asisten rumah tangga memang, namun tetap saja ada yang membuatnya tertahan. Dari awal mereka menikah, Kamila bercerita semua tentang dirinya, terutama permasalahan kesehatan yang membuatnya takut untuk menikah.
Awalnya Faraz optimis semua akan baik-baik saja, dia ingin meminang Kamila karena Allah memberinya petunjuk seperti itu lewat shalat malam dan mimpinya. Perlahan namun pasti, laki-laki itu mampu meyakinkan Kamila jika mereka menikah nanti, kekuatiran-kekuatiran itu akan hilang. Faraz tidak sedang menyombongkan diri, tapi untuk siaga dengan kondisi kesehatan Kamila yang naik turun, ia siap secara finansial membiayai pengobatan.
Di awal pernikahan, semua berjalan seperti yang Faraz inginkan. Sikap Kamila jauh lebih terbuka, senyum sering ditampakkan. Asa itu akhirnya muncul seiring berjalannya waktu, Kamilanya Faraz menjadi lebih sehat, pikirannya lebih optimis menghadapi masa depan. Perempuan itu tahu persis apa yang menjadi beban di pundaknya. Menjadi menantu pertama, perempuan yang diminta untuk menjadi ibu dari anak-anak Faraz kelak.
Kemudian ketika optimis itu mulai membuat hidup Kamila lebih berwarna, kini berita perihal tumor ganas yang menyerang indung telur yang tersisa meredupkan kembali asa yang telah dibangun bersama. Kamila shock, ingin sekali mengeluarkan penyakit itu dari tubuhnya, namun hatinya terlalu takut memasuki ruang operasi untuk ketiga kalinya.
Belum ada yang bisa membuat hati Kamila ceria lagi, kini Faraz berusaha berbesar hati. Kalau memang langkah terbaik adalah mengambil indung telur yang tersisa -karena Kamila sudah kehilangan satunya dahulu saat berpisah dengan Faraz, ia ikhlas. Anak adalah titipan Allah, segala ketentuan ada di tangan Allah, sesulit apapun mereka mendapatkan keturunan, pasti ada hikmah di balik ujian yang diberikan.
"Masak apa, sayang?" Faraz berjalan menghampiri Kamila, diintipnya sang istri menunduk sibuk menata potongan ayam.
"Katsu, sama ca brokoli. Lauk yang semalam masih ada. Mas gak makan ya?"
Faraz menggeleng, "makan kok."
"Masak sih? Kayak masih utuh itu pepes."
"Gak ada yang nemenin makan, perutku juga lagi gak beres."
"Udah minum obat? Sekarang gimana?"
Faraz mengusap puncak kepala sang istri, kemudisn turun, diusapnya lembut punggung Kamila. "Aman," katanya.
Kamila melirik sebentar wajah tenang Faraz. "Tadi malam aku langsung tidur habis minum obat."
"Ya gak apa-apa, memang bagusnya gitu. Sekarang gimana?"
Kamila tersenyum, "udah baikan."
"Alhamdulillah." Melihat sang istri tersenyum rasanya nyes sekali. "Aku gak ngantor ya?"
Alis Kamila beradu, "kenapa?"
"Butuh piknik."
"Gak boleh gitu, Mas pimpinan loh, harus kasih contoh yang baik ke pegawainya." Kamila memberikan satu mangkuk berisi ca brokoli dan sepiring katsu yang sudah dipotong untuk dibawa ke ruang makan. "Sarapan sekarang ya?"
"Udah siap, keren istriku." Mata Faraz tidak bisa dibohongi, dia selalu memimpikan memiliki istri yang melayaninya ketika pagi, Kamila berhasil mewujudkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/153122427-288-k13303.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mijil [Macapat Series]
Romance[Tamat] 2nd Book of Asmarandana Sifat Mijil adalah welas asih, pengharapan, laku prihatin dan tentang cinta. Tembang macapat Mijil banyak digunakan sebagai media untuk memberi nasihat, cerita cinta, dan ajaran kepada manusia untuk selalu kuat dan ta...