○○○
"Terinspirasi dari artdal chronis tapi penokohanya doang, ceritanya beda total."
•
•
•Kedua tangan sang pria tampan itu sontak bergetar, cukup hebat karena guncangan seorang wanita yang ia juluki "Eomma".
"Dengar, pergi bersama para pengawalmu dan singkirkan dia." decak gugup sang wanita, yang kini menyodorkan bayi perempuan pada puteranya___Kim Taehyung.
Hunian mereka kedapatan ricuh, suara tangis seorang wanita lainya mulai menjadi, katakanlah ia baru saja melahirkan, dengan kondisi lemas serta wajah pucat, ia meringis getir, tiada dipungkiri hatinya lebih sakit ketimbang raga yang masih bersimbah darah.
"Eonni, benarkah putriku meninggal?" ucapnya parau, mengguncang lengan sang wanita yang berstatus sebagai tertua, atau mudahnya istri pertama.
Sang istri pertama mulai bertingkah seolah ia benar-benar terpuruk, sama hal-nya dengan sang wanita, ia mengangguk mantap diiringi rentetan air mata yang mana terlampau meyakinkan untuk dikatai sedang berpura-pura.
"Puterimu bukan hanya meninggal, entah kutukan dari mana, matanya biru, rambutnya seperti jagung, kulitnya pucat." ucap sang istri pertama___Moana Kim.
"Dan Pemimpin kota telah membuat keputusan, kau akan diasingkan ke kota sebrang, karena menyalahi aturan yang mengakibatkan puterimu dikutuk." ucap salah seorang tertua, membuat Moana dan seringaianya mencuat.
Sementara itu, dalam pelarianya, Kim Taehyung, putera pertama dari sang pemimpin kota, masih membuat kakinya sibuk berlari, mendekap sang bayi, diikuti dua pengawal-nya dibelakang, hatinya sontak berkecamuk, berfikir sejenak apakah ia patut menjalankan mandat sang ibu untuk mengakhiri nyawa bayi kecil tak berdosa yang terlampau cantik itu? tak bisa dipungkiri, entah pesona apa yang dimiliki sang Bayi sehingga membuat Taehyung seakan terhipnotis dan lupa diri.
Moana terlampau iri, pada Arletta sang istri kedua pemimpin kota, wajah cantik nan moleknya membuat sang pemimpin kota lupa diri, dan nyaris menomor duakan Moana, itulah alibi dibalik ia dengan keji membuat titah pada sang putera untuk melenyapkan bayi milik Arletta.
"Tuan muda kenapa berhenti?" tanya salah satu dari pengawal itu, Taehyung menatap balik, dimalam yang bisa dikatai gelap, tepat ditengah hutan dengan pohon yang menjulang tinggi, tak banyak bicara Taehyung sontak mengakhiri hidup kedua pengawalnya, bukan sang bayi, dengan belati yang sontak ia tancapkan tanpa ragu.
Pria itu berhati dingin, membunuh kalangan bawah seperti pengawal, pelayan dan sebagainya, merupakan hal yang sama seperti ia membunuh seekor semut, sifat kejinya terlampau jelas dari sorot mata tajam yang melulu ia pertontonkan.
Ditempat lain, seorang gadis cantik berbalut pakaian sutera tengah bersolek, berniat untuk memenuhi janji temu dengan orang terkasih.
"Nona Kim hendak pergi kemana?" decak sang pelayan wanita sambil menyisiri sang majikan___Jennie Kim.
"Ikutlah denganku, bilang pada ayah kalau kita akan mengunjungi nenek di kota sebrang, bawa beberapa kue beras juga untuk lebih meyakinkan." decak lembut Jennie yang segera diangguki sang pelayan.
"Baik nona."
Jennie Kim, putri tunggal dari seorang pemimpin daerah bagian timur, usianya belum ada delapan belas, tapi kemolekanya mampu membuat semua pria bergunjing dan berangan dapat memilikinya, termasuk Kim Taehyung, yang saat ini tengah menyandang status sebagai 'Kekasih' dari Jennie Kim.
Bunyi nyaring manik-manik dari pergelangan kaki Jennie Kim sontak terdengar, menjejali telinga sang pemuda Kim di pelataran sisi hutan, disana terdapat rumah pohon, dengan atap yang menjulang tinggi yang mana Taehyung sempat buat sebagai tempat tiap kali keduanya bertemu tatap.
"Jennie.."
"Tae, ada apa denganmu?" Jennie sontak terkejut kala kedua matanya menangkap jelas dari pencahayaan api obor, terdapat Kim Taehyung dengan noda darah memeuhi lengan dan pakaianya.
"Jennie, aku punya permintaan.." tegas Taehyung.
Taehyung sudah berlalu, satu jam yang lalu lantas pergi tergesa kemudian, ia meminta sesuatu yang katailah cukup berat pada Jennie, terlebih diusia yang bahkan belum menginjak delapan belas.
"Nona, mengapa pula kau mau-mau saja menjalankan titah Kim Taehyung, kalian bahkan belum menikah dan dia sudah membuatmu mengurus seorang bayi yang entah dari mana ini." celoteh sang pelayan bernama Jung Eunha, sebagai seorang pelayan ia memang sedikit berani, jika tengah berdua saja dengan Jennie, ia bersikap seolah seperti seorang teman bagi Jennie, Jennie mendapatkanya sebagai hadiah di ulang tahun yang ke-10 artinya sudah ada sekitar delapan tahun Jung Eunha menemaninya.
"Sepertinya bayi ini dikutuk, lihatlah matanya biru, berambut jagung dan kulitnya pucat.." decak Jung Eunha.
"Tutup mulutmu, aku sedang kesal sialan!" tegas mulut Jennie.
"Jangankan mengurus bayi, dia menyuruhku bunuh diri sekalipun mungkin aku dengan bodohnya menurutinya, sialan sekali bukan?" decak kesal mulut Jennie.
"Kau terlampau mencintainya, itu wajar nona.." decak Jung Eunha yang kali ini sibuk menimang sang bayi yang tampaknya mulai berulah, ia melulu menangis tak kunjung henti, membuat Jennie semakin pening saja dibuatnya.
"Astaga ada apa dengan mahkluk kecil itu? kemari berikan padaku!" titah Jennie, membuat Jung Eunha sontak menurutinya.
Bayi kecil itu semakin merajuk, namun tidak lagi saat Jennie membuat suara-suara nyanyian, Bayi itu sedikitnya mungkin nyaman.
"Hyak..dia menghisap jariku!" pekik Jennie kalang kabut, namun Jung Eunha menepukinya lantas mengisaratkan bahwa hal itu bukan masalah.
"Tidak apa nona, para bayi memang seperti itu, mungkin dia lapar."
"Ah..matanya cantik sekali, bukankah ia sedikit mirip dengan Taehyung? Aku penasaran dimana pria itu mendapatkanya?"
"Entahlah, apa aku perlu menanyakanya?" tanya Jung Eunha membuat Jennie sontak mendelik sebal kearahnya.
"Tidak perlu bodoh !" decak Jennie.
"Biar ku besarkan si Bayi dengan baik seperti permintaan Kim Taehyungku, lihatlah nanti apa si Bayi akan berguna untuku?"
"Nona, kau tidak ingin menamainya? bukankah akan lebih baik memanggilnya dengan sebuah nama dari pada hanya 'Si Bayi' saja?" celoteh Jung Eunha, membuat Jennie berfikir keras setelahnya, benar juga pikir Jennie.
"Lalice.."
"Namanya Lalice.."
○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
Her ! [ONE SHOOT LISA AND HER BITCHES]
FantastikSatu atau lebih Kisah dari Lisa, istilahnya camilan pembuka sebelum membaca hidangan utama. selamat menikmati.