Orang Ketiga Tidak Punya Hak

75 6 20
                                    

Judul: Orang Ketiga Tidak Punya Hak (Terbit dalam Antologi Bersama dengan judul buku "Lembar Cerita").

"Keluarga itu terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Orang ketiga tidak punya hak".


***
"Bu, Ayah ga pulang?"

"Ibu ga tau, Sayang," jawab Ibu sambil mengusap kepalaku penuh kasih.

"Ayah ke mana sih, Bu. Kok ga pulang-pulang. Bintang 'kan malu sama kawan-kawan. Bintang diejekin ga punya Ayah, Bu," rajukku.

"Sabar ya, Sayang. Ayah 'kan kerja. Cari uang buat kita," jawab Ibu sendu.

Setiap ditanya jawaban Ibu selalu sama. Kala itu aku yang masih duduk di sekolah dasar belum mengerti apa-apa. Hingga beranjak remaja aku mulai mengerti segalanya. Ayah tidak pernah pergi bekerja. Ayah tidak pulang bukan karena sibuk mencari nafkah.

"Kamu selalu sibuk dengan dia, Mas. Aku dan Bintang juga butuh kamu. Anak kita sudah besar. Aku ga bisa bohongin dia terus-terusan," teriak Ibu dengan suara yang parau.

Di balik pintu, aku mencuri dengar. Hari ini aku pulang sekolah lebih awal karena guru-guru mengadakan rapat untuk ujian minggu depan. Sesampai di rumah, kulihat di halaman mobil Ayah. Ayah sudah pulang pikirku, dengan membawa rindu aku berlari mengejar pintu. Tapi ... semangatku untuk segera bertemu Ayah menguap begitu saja. Setelah mendengar pertengkaran di dalam sana.

"Kamu jangan banyak nuntut, Ningsih! Saya kirimkan uang setiap bulan. Bintang saya sekolahkan. Apa lagi yang kurang!" bentak Ayah. Ini pertama kalinya kudengar Ayah marah.

"Mas, ini bukan hanya tentang materi. Bintang butuh kasih sayang kamu, Mas. Dia butuh sosok seorang Ayah di sisinya. Kamu ngerti ga sih, Mas?" ucap Ibu tersedu-sedu. Tangisnya menyayat hatiku. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa 'Dia' yang Ibu sebutkan tadi? Berbagai pertanyaan berputar seperti kaset kusut di kepalaku.

"Kamu itu harusnya bersyukur. Jangan menelpon ke rumah saya lagi. Atau, kamu tanggung akibatnya!" ancam Ayah.

"Jangan pergi, Mas. Aku ga minta kamu pilih dia atau aku. Aku hanya minta sedikit waktu. Kamu harus adil, Mas."

"Sudah diam, kamu!"

Pintu tiba-tiba terbuka. Berdiri di hadapanku sosok yang selalu kurindu. Ingin segera memeluknya. Namun, entah mengapa tubuhku kaku. Bahkan lidahku kelu.

Saat melihatku, terlihat raut Ayah terkejut. Tapi ia segera terlihat biasa saja. Orangtua selalu begitu, pintar menyimpan rahasia. Seakan seorang anak, kecil selamanya.

"Bintang sudah pulang?" Ayah berjongkok di hadapanku. Ia memelukku. Aku hanya membalas kaku.

"Ayah kerja dulu, ya? Nanti Ayah pulang lagi. Jaga ibu dan jadi anak yang berprestasi." Lalu Ayah pergi tanpa melihat ke belakang lagi. Kulihat ibu, hanya menatapku pedih.

"Ayah ... kalau Bintang berprestasi, Ayah akan pulang lagi 'kan?" batin melirih.

____
Apakah Ayah Bintang kembali?
Bagaimana kisah kelanjutannya?
Temukan di "Lembar Cerita."

Orang Ketiga Tidak Punya Hak
Open Pre-Order I
Judul Buku : Lembar Cerita
Jumlah Halaman :  172 Halaman
Penulis  : Kontributor Tiada Hari Tanpa Menulis
Nomor ISBN : sedang diproses

PO : 16 - 31 Desember 2019
Harga PO : Rp.85.000.-
Harga Normal : Rp.90.000.-
Pengiriman dari Bandar Lampung oleh Penerbit Mandiri Jaya Lampung.

Untuk memiliki buku ini dapat langsung hubungi nomor yang tertera dengan format :
Nama :
Alamat Lengkap :
Jumlah pemesanan :
Nomor yang dapat dihubungi :
Pemesanan ke :
Whatsapp : 0853 6153 0812

Jejak-Jejak KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang