Ica jalan mondar-mandir. Ponsel masih berada digenggamannya. Takut, bingung, gugup nyampur jadi satu. Dia masih ingat ucapan Nina kamaren, saat Nina nyamperin ke rumah." Loe musti dengerin semua penjelasan Anne, jangan ngejudge, jangan emosi kaya yang dulu. Pasti ada alasan kuat yang bikin jadi kaya gini. Dan emang uda jalannya kali. Loe musti berjiwa besar. Jangan ampe loe nyesel untuk kedua kalinya."
Hari ini Ica janjian ketemuan dengan Anne. Mereka janjian di cafe dekat pantai, cafe yang dulu biasa mereka kunjungi. Saat mereka masih sama-sama.
Ica memasuki area cafe, masih tetap sama, hanya ada perubahan pada bangunan, yang sudah lebih modern.
Ica duduk di tempat duduk yang kangsung menghadap ke pantai. Dia memilih table yg berada di pinggiran pantai. Tempat ini jadi favorite bagi Anne dan Ica.
Tak berapa lama menunggu..,,, Anne pun datang. Ica tak bisa menghilangkan rasa gugupnya. Matanya tak lepas memandang Anne.
" Ya Tuhan... Mata itu masih seperti dulu. Senyum itu masih mampu memporak-porandakan jantung Ku " Batin Ica
Sambil tersenyum, Anne berjalan menuju table Ica. Anne mengambil posisi duduk disebah Ica. Tak berbeda kauh dg ica..., Degup jantung Anne pum sudah tak karuan. Anne pun merasakan hal yang sama.
Dia berusaha menetralkan degup jantung nya.
"Hi Gindah... Loe uda lama nunggu ? sorri telat.. Tadi ngurusin si kecil dulu " ucap anne dg senyumannya.
"Ga papa kok Mandah.. Gue jg baru nyampe. Loe mau minum apa ? tadi gue uda pesen minum. Apa masih yang sama? "
Ica Harap-harap cemas, " jangan sampe salah" batin Ica.
karena Ica sudah pesen minuman untuk Anne." Masih kok Ndah.. ga ada yang berubah dari gue, bedanya sekarang udah jadi emak-emak.. Hehe "
"Ndah... Kabar loe gimana, anak-anak sehat kan, mom gimana, disini apa ikut Tomi?" Ucap anne lagi.
" Alhamdulillah semua sehat. Mommy ikut Tommy. "
"Loe gimana Mandah.. anak-anak sm keluarga loe baik-baik aja kan?
" Semua sehat dan ga kurang satu apa pun " Jawab Anne sambil tetap tersenyum.
Mereka masih saling menatap, melepas Kerinduan yang belasan tahun terpendam. Anne sekali-sekali menundukkan wajahnya. Anne tak tau mau ngomong apa. Semua yang sudah tersusun rapi dalam otaknya buyar entah kemana.
Tiba-tiba Ica memegang tangan Anne. Anne kaget, perasaannya campur aduk, antara senang dan bingung.
"Mandah... Maafin gue.. Gue uda nyakitin elo. Gue bersalah sama loe, gue... "
" Gin... Ga ada yang musti di maafin, semua sudah terjadi, sudah berlalu juga. Gue uda lupain kok.. "
" Tapi... Gue bersalah banget sama loe, ga seharusnya gue kaya gitu. Andaii... "
" Udah yahh... Kita lupain aja. Yang terpenting sekarang kita udah ketemu, sama-sama lagi kaya dulu bareng Nina juga. Loe tetep sahabat gue.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA HATI
RandomKisah cinta dua wanita yg tak sempat terungkapkan. Dua hati yang saling mencintai tapi satu sama lain berat mengakui. Bahkan saat jarak dan waktu memisahkan pun, cinta itu masih tersimpan rapih dihati keduanya. Dan saat takdir kembali mempertemuka...