Queridos

2.2K 133 12
                                    

Author pov.

Setelah pertemuan dengan Ica beberapa hari yang lalu, Anne menjadi gelisah. Dia masih ingin mengungkapkan kebenaran yang selama belasan tahun dia pendam. Hati kecilnya tak ingin kehilangan Ica untuk kedua kali nya, cukup sudah selama ini dia tersiksa menyimpan rasa, menahan rindu yang kapan saja bisa datang tanpa dia bisa menolaknya. Tapi disisi lain Anne juga takut, takut akan rasa cinta yang dimilikinya begitu kuat, mampu menghancurkan hatinya yang dalam beberapa tahun ini dengan susah payah dia benahi, menata kembali menjadi utuh. Takut pada kenyataan kalo apa yang dia rasa tidak sama. Tapi rasa cinta yang begitu kuat seakan mampu menghilangkan rasa takutnya.

" Lusa gue mau balik, gue musti ungkapin ini semua. Apapun nanti reaksi Ica, gue ga peduli. Yang terpenting gue bisa ungkapin, dan Ica musti tau". Tekad Anne.

Ica POV

Ga beda jauh dengan Anne, Ica pun begitu. Ada rasa takut, ragu yang Menghantui nya. Rasa cintanya pada Anne seperti sebuah bayangan yang selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Selama ini Ica mengira cintanya pada Anne hanya karena kedekatan mereka, sering bareng, namun pada kenyataannya tidak seperti itu.

Ica sangat tau kalo Anne sayang sama dia, malah beberapa kali Ica mendapati tatapan Anne yang beda. Tatapan penuh kasih, tatapan bahagia, mata yang selalu berbinar-binar saat menatapnya. Dan Ica tidak pernah melihat Anne menatap Nina seperti saat Anne menatapnya. Dan sekarang tatapan itu masih sama. Sama seperti belasan tahun yang lalu.

" Bunda... Ada temen bunda di depan nyariin bunda" Tiba-tiba anak gadisnya Ica nyamperin Ica.

" Oh ya.. Siapa? Kamu ga nanya siapa? "

" Aku ga tau bun. Belum pernah aku ketemu temen bunda yang ini. Orang nya cantik bun.. Hehehe
Tenang bun, Udah aku suruh masuk kok bun... Itu lagi duduk di ruang tamu"

" Ok sayang... Kamu bikinin minum yah.. ! "

"Iya bunda... Aku habis ini mau pergi sama Vino nyari buku boleh ya bun... "

" Boleh sayang... Asal jangan pulangnya telat. Sebelum maghrib uda dirumah yah.. "

" Siapp bun... ! "

Ica berjalan menuju ruang tamu. Dia jadi ingin tau siapa yang datang bertamu sepagi ini.

"Mandah... Loh loe sama siapa kesini ? ga ngasih tau dulu mau kesini. "

" Sendiri kok Gin... Hmm loe lagi sibuk ya... Sorry ganggu..Kalo gitu kapan-kapan gue kesini lagi. "

" Mandah... Ga gitu, gue rencana emang mau keluar, tapi tiba-tiba aja ga jadi. Gue ga mau loe kesini gue nya ga ada. Kadang-kadang klien sering dadakan ngajak meeting. Gue seneng banget loe kesini. "

"Bun... Aku pergi yahh... " suara anak gadis gue mengagetkan gue dan anne.

"Veron... Sini dulu... Salim sama tante Anne. Tante Anne ini sahabat bunda. Temen tante Nina juga. Tante Anne ini, stay dikota lain makanya ga pernah ketemu sama bunda. "

" Oh iyaa... Maaf tante Veron ga tau. Padahal bunda sama tante Nina sering cerita tentang tante. "

" Ga papa Veron, karena kita kan baru kali ini ketemu nya.." ucap anne sambil tetap Ter senyum.

" Tante Anne... Aku jalan dulu yahh... Sembari mencium tangan Anne dan Ica. Vino uda nungguin didepan. "

" Iyaa hati-hati kmu nya.. "

"Sippo tante... Bye tante Anne... Bye bunda... "

Veron pamit dan menghampiri temannya yg sudah menunggu diluar.

RAHASIA HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang