Chapter 29

68 9 13
                                    

Yang Salah akan Tetap Salah
.
.
.
.
.

"lo kenapa, Za?." tanya Ega yang melihat Elza tak membeli makanan, dia malah menempelkan kepalanya pada meja.

"Ega sayang diem, ya." sahut Elza lalu memejamkan matanya.

Ega yang melihat tingkah Elza lantas mengarah Reihan dan Larati yang satu kelas dengan Elza.

"Dia kenapa nih?." tanya Ega.

Reihan dan Larati saling menatap keduanya saling terkikik lalu Reihan mengarah Elza.

"Habis di marahin sama Alaika." jawab Reihan.

Tika yang juga bergabung lantas mengarah Reihan.
"Di apain sama Alaika?."

Elza yang mendengar sedari tadi di bicarakan lantas mengangkat kepalanya.

"engga kebayang kalau gue satu kelompok terus sama dia." seloroh Elza seraya membayangkan dirinya yang terus di omelin oleh anak perempuan itu.

Jerico yang sedari tadi hanya menyimak, matanya hanya mengarah Hanna tengah bersama Vernon yang tak jauh darinya.

"Sejak kapan dia deket?." gumam Jerico.

Semua mengarah ke objek yang Jerico lihat.

"Hanna." ucap Tika dan Larati spontan bersamaan.

"kayaknya mereka pacaran." ucap Ega.

Elza lantas mengarah ke Tika dan Larati.
"memangnya dia udah engga bareng sama kalian?." ucapnya.

Kini beralih menatap pada Tika.

"Dia masih marah sama gue dan Larati." jawab Tika.

Mendengar jawaban Tika, Reihan mengarah pada Larati. Sorot mata anak perempuan itu terlihat sendu.

***

"Temen-temen, ada yang ngeliat dompet gue engga?." ucap Angeline mengeraskan suaranya.

Semua murid yang berada di kelas lantas mengarah ke Angeline.

"Gimana ini?." ucap Angeline seraya menangis.

Alvin yang baru saja selesai dari kantin memasuki kelasnya. Melihat teman sekelasnya pada menghampiri serta menenangkan Angeline yang menangis lantas dia pun menghampiri Angeline.

"Ada apa ini?." tanya Alvin pada Azahra yang juga nimbrung.

Azahra pun menoleh, "dompet Angeline hilang, Vin." bisiknya pada Alvin.

Alvin melebarkan matanya,
"Lah, ko bisa?."

Azahra pun mendengus,
"ini bisa, Vin." selorohnya.

Semua anak perempuan kelas IPA 1 berusaha menenangkan Angeline.
Alvin maju selangkah dan menatap anak perempuan itu.

"lo yakin kalau dompet lo hilang?." ucap Alvin pada Angeline.

Angeline menyeka air matanya, "lo fikir gue bohong." jawabnya di sela-sela menangis.
.
.
.
"Lar, jangan sampe ya lo suka sama Reihan." gurau Elza di sela-sela berjalan menuju kelas.

Reihan yang berada di sampingnya, meliriknya sinis.
Sedangkan, Larati yang berjalan di depan kedua anak laki-laki itu hanya tersenyum.

Mendapat tatapan dari Reihan membuat Elza berdalih.
"kenapa?."

Reihan merangkul temannya lalu memasang senyuman.

Larati yang melihat depan kelasnya ramai membuat langkahnya terhenti. Begitu pula dengan Reihan dan Elza.

"Ada apa lagi sih?." dengus Elza.

Reihan yang penasaran lantas memasuki kelasnya dengan menyerobot dari kerumunan.

Saat dia memasuki kelas, dia mendapati tatapan dari semua yang berada di kelas.

Angeline melemparkan tas mengenai Reihan. Reihan mengarah Angeline yang menangis lalu mengarah pada tasnya.
.
.
.
"Larati."

Panggil seseorang membuat Larati dan juga Elza membalikkan badannya.

Dia mendapati Intan yang sedang terengah-engah.

"Ada apa, Intan?." tanya Larati.

"Reihan mana?." tanya Intan balik.

"Baru aja ke kelas." jawab Larati.

Intan yang mendengar jawaban Larati berniat ingin ke kelas, akan tetapi, Elza menahannya dengan meraih lengan Intan.

"sebenarnya ada apa?." tanya Elza penasaran.

Intan terlihat panik,
"Di dalam tas Reihan ada dompet Angeline." jawabnya.

Larati terkejut, dia melebarkan matanya seraya menganga.

Elza yang mendengarnya lantas menerobos dari kerumunan.
Disusul oleh Intan dan Larati.

"Ini ada apa?." tanya Reihan. Dia tak tahu menahu.

"Lo kan yang mengambil dompet gue." ucap Angeline di sela-sela menangis.

Elza yang berada di sana mendapati Reihan tengah di serbu.

"bukan gue." sahut Reihan.

Larati dan Intan memasuki kelas. Larati melihat Reihan di hakimin.

Vernon yang kebetulan di sana, menyaksikannya lantas berkomentar.
"mana ada maling ngaku."

"maling ngaku penjara penuh." Sahut Darren.

Semua yang di sana berasorak membetulkan ucapan itu.

Reihan menundukkan kepalanya,
"gue minta maaf." ucapnya.

Angeline menyeka air matanya,
"maaf kata lo?. Uang gue tersisih 50ribu doang. Lo tau engga uang ini tuh buat perbulan." ucapnya meninggikan suaranya.

Elza yang tak terima temannya di perlakukan seperti itu lantas mengarah Angeline.
"belum tentu kan dia yang ngambil. Bisa aja ada orang yang usil masukkin ke dalam tas Reihan." bela Elza.

Alih-alih di dengarkan dengan baik ucapannya, dia pun di sangkut pautkan dalam masalah ini.

"Jangan-jangan lo juga pake uang Angeline untuk beli rokok." seloroh Zacky.

"Jangan asal nuduh. Siapa tau benar apa yang di ucapkan Elza." ucap Alvin.

Larati berdiri tak jauh dari Hanna, dia yang mengarah Hanna lantas mendapat senyuman dari Hanna.

"ini Reihan yang baik itu?." ucap Hanna membuat Larati mengepal tangannya kencang.

Larati mengarah Reihan. Reihan sesekali mengusap wajahnya.

"Lebih mementingkan orang yang jahat di bandingkan orang yang selalu ada. Miris." sindir Hanna.

Larati (Completed√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang