Chapter 4

191 64 30
                                    

Rasa Bersalah
.
.
.
.
.

Reihan melihat arloji yang melingkari lengannya, pukul 06.30 di waktu yang tak seharusnya dia berada.
Anak laki-laki itu melihat beberapa orang memasuki gerbang sekolahnya, semua menatapnya aneh.
Pada Jam seperti ini biasa anak laki-laki ini tengah tertidur pulas, namun untuk hari ini dia berada di area sekolah.

Bu Tuti, Selaku guru bidang studi Fisika, menatapnya keheranan bahkan tak sungkan-sungkan menghampiri anak laki-laki itu.
"Kamu habis di rukyah, ya?." tanya Bu Tuti seraya memegang kening Reihan.

Reihan mendengus kesal,
"ibu sembarangan aja kalau ngomong." sanggah Reihan cepat.

Bu Tuti melepaskan tangannya dari kening anak laki-laki ini,
"pasti akan ada terjadi turunnya meteor." ujarnya lalu berlalu begitu saja.

Anak laki-laki itu menggerutu dalam benaknya. Di kala dirinya merasa serba salah.

Reihan yang masih berdiri di depan gerbang sekolah merasa letih, akhirnya dia menjongkokkan kakinya.

Lima menit.

Reihan melihat seseorang yang turun dari angkutan umum dengan cepat dia menghampirinya. Saat Larati membalikkan tubuhnya sontak dia terkejut saat melihat Reihan yang sudah berdiri di sampingnya.

"kenapa kaget gitu?." tanya Reihan
"kaya abis liat setan aja." tambahnya seraya tersenyum.

Larati tersenyum tipis padanya,
"abisnya lo tiba-tiba muncul di belakang gue." kata Larati pelan

Reihan menggaruk tengkuknya.
Berjalan bersebelahan dengan anak perempuan untuk pertama kalinya meskipun pernah paling itu hanyalah sepupu dan kedua adik kembarnya.

Semua siswa yang ada di koridor menatapnya dengan intens.
Reihan berusaha membuang muka, sebisa mungkin.

"Nama lo Larati kan? Anak kelas XI IPA-2." kata Reihan kepada anak perempuan di sampingnya.

"iya." jawabnya singkat.

"bukannya kita pernah ketemu ya, waktu itu." kata Larati mengingat pertama kali pertemuannya.

"kapan?." tanya Reihan

"itu loh, waktu gue telat sekolah dan lo diomelin Pak Ruli." jawab Larati seraya tertawa mengingatnya.

Reihan tersenyum malu, "oh, yang itu."

"Lo Reihan kan?." tanya Larati seraya menoleh ke arah anak laki-laki yang berdiri di sampingnya.

"Ya, gue Reihan." jawabnya seraya tersenyum shy shy gitu.

"Reihan kelas apa?." tanya Larati lagi.

"XI IPA-8." jawabnya
"kelas buangan."

Sesampainya di depan kelas XI IPA-2, Larati berniat memasuki kelasnya.
"salam kenal, ya. Reihan." katanya sebelum akhirnya memasuki kelasnya.

Saat itu pula ada yang berbeda pada diri anak laki-laki itu.

🔅🔅🔅

Seorang anak laki-laki memasuki kelasnya, saat memasuki lebih dalam ruangan itu.
Dia mendapatkan sepasang mata mengarah padanya.
Semua teman sekelasnya begitu cengo karena melihat seorang Reihan Ananta datang ke sekolah dengan tepat waktu.

Larati (Completed√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang