22. (MTMH)

1.4K 113 12
                                    

Jennie keluar dari kamarnya, bersamaan dengan koper yang dia bawa ikut terlihat. Dia menatap dua Pria yang kini menunggunya di depan pintu kamarnya. Hanbin dan Hanjin. "Selamat pagi Ibu!" Seru Hanjin sembari memeluk Jennie.

"Selamat pagi jagoannya Ibu. Ada apa ini, kau sangat wangi. Siapa yang memandikan mu hingga bisa sewangi ini?" Tanya Jennie dengan nada sinisnya membuat Hanjin mencibikkan bibir.

"Tentu saja sama Ayah! Aku dan Ayah mandi bersama." Jawab Hanjin dengan nada sombongnya. Bergantian dengan Jennie, wanita itu berbalik mencibik.

"Benarkah? Wah, wah, aku terlalu mudah percaya padamu, nak."

"Tanya saja pada Ayah."

"Kalau Ibu tidak mau?"

Hanjin terlihat muak. "Ibu kalau cemburu bilang saja. Lagi pula ini baru kali pertamaku mandi bersama Ayah, Ibu sudah pasti mandi dengan Ayah dulunya. Bahkan pasti hampir tiap hari."

Jennie dan Hanbin melongo. Ingat, Hanjin adalah anak kecil yang masih dibawah umur. Dan apa maksudnya dengan 'Mandi bersama'? Bahkan Jennie dan Hanbin tidak pernah melakukannya kecuali di kamar atau di dapur--- upsss!

"Hanjin, kenapa kau lama sekali?!" Hyunji yang berada di ambang lift membuat ketiga orang itu menoleh. Seketika, Hanjin melepas genggaman tangan Jennie lalu berlari ke arah Hyunji tanpa memperdulikan dua insan yang kini hanya terpaku tanpa berucap.

Jennie kemudian berdiri, berdiri tepat di samping Hanbin. "Kemarikan kopermu." Hanbin merentangkan tangannya, bermaksud ingin mengambil koper pink milik Jennie.

"Tidak usah."

"Berikan."

"Tid--"

"Ambil atau kau---"

"Atau apa? Hah?"

"Atau bukan kopermu yang ku ambil. Tapi kamu!" wajah Jennie melemas saat tatapan tajam itu di berikan padanya. Apa! Tatapan tajam? Hanbin tidak pernah menatapnya seperti itu. Akhirnya, dengan setengah hati, Wanita itu memberikan kopernya. Membiarkan Hanbin yang membawanya.

****

"Kenapa kalian lama sekali?!" June mengomel. Tentu saja, Pria itu yang tadinya masih terlihat rapi seketika menjadi kusut karena menunggu. Menyebalkan bukan? Dan jam penerbangan mereka 30 menit lagi.

"Kamu tanya pada sahabatmu." Ujar Hanbin cuek. Dengan cepat, Pria itu memasukkan koper besar Jennie ke dalam mobil van yang sudah mereka pesan khusus. "Dan perbaiki raut wajahmu bodoh."

Mendapat teguran tajam, June hanya mampu mengelus dadanya. Menunggu hampir 2 jam itu sungguh sudah termasuk dalam kategori orang tersabar. Dan lihat June! Wajahnya bahkan di protes, ini sudah raut terbaik untuk seorang Koo Junhoe.

Dengan hembusan nafas, June akhirnya berdiri lalu merangkul erotis pinggul Jennie. Dan Jennie, dia hanya terdiam. Sungguh, dia sangat merindukan June. Dekapan serta... Kecupan Pria itu di dahi atau di puncuk kepalanya. "Kau tidak merindukan ku Princess?" Tanya June.

Jennie tersenyum lalu mencubit pipi Pria itu. "Kau tahukan, kau dan aku sudah seperti seorang kembar beda keluarga. Jadi disini aku sangat, sangat, dan sangat merindukanmu, tuan June." Jawab Jennie dengan gerlingan mata manjanya.

"Oh No. Matamu semakin menjadi-jadi. Jangan menatapku seperti itu, atau aku akan menerkam mu di depan Mantan suamimu yang sejak tadi bersedekap cemberut di depan kita." June berbisik, membuat Jennie mampu melirik Hanbin yang kini berahang keras seperti menahan emosi yang bergejolak di dadanya.

Seketika, senyum tipis tercetak pada bibir ranum itu. Dan June, bisa melihat itu.

"Baiklah kawan-kawan ku yang sudah tampan dan cantik. Hanya aku yang jelek disini. Kita berangkat sekarang, karena tinggal 20 menit lagu kita akan landing." Ucap June membuat semua orang tersadar dengan buru-buru memasuki mobil Van.

My Taecher Or My Husband (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang