"JENNIE" Teriakan tersebut membuat seorang Gadis yang masih bergelut dengan kasur dan selimutnya itu langsung bangun dan duduk tegak saat mendengar teriakan Sang Kakak yang nyaring di telinga. "Kamu ingat ini hari apa?!"
"Iya iya, tidak usah marah juga" Ucap Jennie lalu melangkah ke kamar mandi. Baru kali ini, Seorang Kim Jennie terlambat bangun. "Kak! Nanti aku bawa mobil sendiri ya!" Teriak Jennie dikamar mandi.
"Tidak boleh!"
"Kenapa!?"
"Kamu belum bisa bawa mobil!"
"Cih! Aku sudah bisa lohh! Pokoknya aku yang bawa mobil!"
"..."
"Kak?"
"..."
"Tolol!"
***Sejak tadi, ada rasa kesal dibenak Wanita berambut gerai itu saat melihat betapa centilnya teman sekelasnya itu yang terus menerus cari perhatian kepada Hanbin.
"Pak, saya tidak mengerti" Wanita itu, Lisa manoban. Gadis asal thailand yang sejak tadi membuat Jennie sangat ingin mengacak makeup tebalnya itu. "Yang ini pak"
Hembusan nafas kasar dikeluarkan Jennie saat melihat Prianya dengan polos mendatangi Lisa dan menjelaskannya dengan teliti tanpa sadar kalau Gadis licik itu tersenyum sembari memperhatikan Hanbin. "Pak!" Jennie mengangkat tangan membuat Hanbin mendongak.
"Ya?" Jawab Hanbin dengan senyum tipis yang sama sekali tidak terlihat.
"Saya tidak tahu cara kerjanya" Dengan logak wajah yang terlihat memelas membuat Lisa menyinis Jennie.
"Bukankah kau juara kelas? Kenapa tidak kerja sendiri, kau pasti mengerti dengan cepat walaupun hanya dijelaskan satu kali" Ujar Lisa kesal.
"Tapi tadi Pak Hanbin menjelaskan dengan sangat cepat membuatku sulit untuk memahami-nya"
"Kerja sendiri sana! Pak Hanbin sedang menjelaskannya padaku!"
"Tidak apa-apa Lisa, kita harus berbagi. Saya juga tidak mau kalau seseorang akan marah dan cemburu kalau saya ke kamu terus. Ya'kan Kim Jennie?" Ucap Hanbin dengan tatapan sengitnya membuat Jennie menatapnya sinis dan malas. "Kerjakan sesuai penjelasan ku tadi. Kamu dengarkan?" Tegas Hanbin, Lisa mengangguk patuh.
Hanbin berjalan ke arah meja Jennie. Menghampiri Calon Istrinya yang sedang bertekuk wajah sembari memandangi kearah jendela. "Yang mana?" Tiba-Tiba Hanbin berada di depan meja Jennie. Membuat Empunya terkejut. "Sorry" Kekeh Hanbin.
Semua siswa menatap mereka dengan tatapan curiga. Bagaimana tidak, tangan Hanbin yang kini sudah mengelus paha Jennie membuat pemiliknya sangat ingin mendesah saat tangan itu kian mendalam ke paha dalamnya. "Jaga tanganmu" Bisik Jennie dengan geram membuat Hanbin terkekeh. "Murid memperhatikanmu, bajingan"
Hanbin menoleh menatap muridnya yang tengah menatap mereka berdua. "Lanjutkan belajar kalian!" Dengan cepat semuanya langsung belajar dan mengerjakan soal tanpa ada suara. "Keruangan saya kalau bel berbunyi, sayang" bisik Hanbin sembari menjilati daun telinga Jennie membuat Empunya kegelian.
"Brengsek" gumam Gadis itu dan dijawab kekehan berat dari Hanbin membuat seluruh Siswa menegang seketika.
***"Masuk!" Suara serak terdengar dari dalam membuat Jennie membuka pintu lalu menutup dengan keras. Kesalnya mungkin saja belum hilang sampai sekarang. Hanbin yang melihat kelakuan Jennie hanya bisa terkekeh dan menggeleng. Di hampirinya Calon Istrinya itu, "Kau cemburu huh?"
"Untuk apa cemburu sama pria tua seperti bapak!" Cela Jennie membuat senyum di bibir Hanbin menghilang seketika. Dipegangnya bahu indah milik Jennie, lalu di goncangkan dengan sangat kasar membuat sang Pemilik terkejut dan meringis, "Sakit Pak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Taecher Or My Husband (Jenbin)
Roman d'amourMenikahi seorang Pria yang notebene-nya adalah Gurunya sendiri!