29. (MTMH)

1.3K 97 13
                                    


Jennie pov

Aku merindukan Hanbin. Aku merindukan Hanbin. Hanya kalimat itulah yang tersampaikan di pikiranku. Yah, selama aku sudah menebak seluruh teka teki yang Tuhan berikan padaku, aku selalu ingin memeluk Pria itu.

Pria yang selama ini selalu memohon agar aku kembali kedalam dekapannya. Enathlah. Aku menjilat ludahku sendiri mungkin.

Tapi cinta tak bisa lagi di pungkiri.

Hanjin dan JiA pun tentu membutuhkan seorang Ayah. Tanpa aku sedari dan tanpa aku ketahui, mereka, yah mereka, Ayah dan kedua anaknya selalu bertemu dengan dibantu Ayah.

Aku mengetahui ini dari Jisoo, istri Boby.

Kini, aku berada dalam ruanganku sendiri. Menatap ke arah luar jendela tepat berada dibelakang meja kerjaku. Menatapnya lalu membayangkan bahwa kami sekeluarga akan kembali bersatu.

Seketika senyum terbit di bibirku. Bibir yang hanya terpolesi oleh warna merah muda.

Kemudian ponselku berbunyi nyaring. Menandakan bahwa seseorang telah mengirim pesan. Aku membuka, membaca, lalu memghernyitkan dahi.

Mengapa Seulgi berlari tergesa dari sebuah gedung tua itu? Yah, video itu menampakkan Seulgi yang tengah berlari tergesa dengan tangisan pecah. Durasi terus berlalu walau Seulgi sudah pergi menjauh.

Aku masih setia menatap layar ponsel, menatapnya lalu kembali dibingungkan oleh tiga orang Pria yang kukenal kini keluar dari gedung itu.

Hanbin, June, dan Boby?! Apa yang mereka lakukan disana? Apakah... Jangan-jangan...

Tidak!

"Saatnya kau bereaksi Jane," Suara purau membuatku menoleh. Kudapati Ayah berdiri tegas dan angkuh didepan pintu ruanganku. Aku tersenyum, meletakkan ponselku lalu berlari menghampirinya dan memeluk tubuh Pria yang sudah memisahkan rumah antara kami dan dia.

"Ayah, sejak kapan kau disini?" Tanyaku pada Ayah yang sedang membelai lembut pipi serta rambutku sayang.

"Sejak kau melihat video yang dikirimkan Taehyung." jawab Ayah sembari tersenyum tipis.

"Ba-bagaimana..."

"Dengarkan aku sayang. Taehyung adalah kepercayaan Ayah. Dia salah satu rekan bisnis perusahaan kita yang kini tengah merintis lebih jauh, meningkatkan saham, dan lain sebagainya. Jadi Ayah tahu segala tentangnya, termasuk dengan kau dan Taehyung." Ayah menjelaskan panjang lebar. Yah, memang benar. Taehyung sudah meminta maaf atas kejadian yang sudah menimpaku di acara pernikahan.

Dan menawarkan diri untuk membantuku mencari tahu tentang masalah ini. Dia baik. Aku tahu itu. Dan Lisa, gadis itu bahkan masih menatapku sinis tiap kali dia datang kekantor untuk menemui Taehyung.

Ayah menatapku lekat, lalu menangkup pipi bulat ini. "Hei, kau sudah berusaha keras sayang. Lakukan apa yang akan kau lakukan. Katakan pada Hanbin bahwa kau sudah mengerti semuanya. Mengerti bahwa Seumin, anak seulgi bukanlah anak Hanbin."

Aku menatap haru ke arah Ayah lalu mengangguk mantap. Dia melepaskan tangkupannya pada pipiku, seolah tahu bahwa aku akan bergerak ke arah meja kerjaku dan merogoh sesuatu dalam sana.

Kemudian meletakkan sebuah map. Map yang selalu kusimpan. "Makasih ayah." Ayah tersenyum. Dia melirik ke arah map yang ku pegang, lalu kembali tersenyum lebar menampakkan kerutan di wajah tampannya.

"Ayah sudah menduga kalau kalian tidak benar-benar berpisah."

****

Author Pov

My Taecher Or My Husband (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang