Mata kucing itu mengerjap saat merasa sesuatu menerangi penglihatannya. Tirai terbuka sedikit, membuat matahari masuk kedalam kamarnya. "Eunhmgghhh" Lenguhnya panjang sembari meregangkan tubuhnya yang kaku. Tidak peduli kalau miliknya terasa sangat angat perih dibawah sana."Good Morning, honey" suara bisikan membuat matanya terbuka lebar seutuhnya. Menatap wajah segar Hanbin yang tengah menatapnya penuh lembut. "Wake Up baby" Ucap Hanbin lalu melanjutkan mengeringkan rambutnya.
Jennie yang sejak tadi menghayal, menatap tubuh Hanbin yang hanya di tutupi oleh handuk dibagian bawah. Membuat Gadis itu mengingat kembali permainan mereka sepanjang malam. Dan jangan lupa, bagaimana Hanbin membabi buta dirinya hingga baru selesai di jam empat pagi.
"Sudah jam berapa?" Tanya Jennie, Hanbin menoleh dan tersenyum. Lalu menunjuk jam dinding berwarna hitam Jennie yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi. "Ayah sama Kakak sudah berangkat kerja?" Tanyanya lagi, dan Hanbin hanya menjawab dengan mengangkat bahunya. "Akh!" Lenguh Gadis itu saat turun dari ranjang, merasakan sakit dibagian selangkangannya.
Membuat Hanbin sirgap menahan tubuh Istrinya yang hampir saja jatuh ke lantai. "Kamu tidak apa-apa?" Tanya Hanbin namun yang didapatkannya bukanlah tatapan lembut atau jawaban, tapi malah tatapan sinis dan tajam.
"Kamu lihat, aku sampai tidak bisa berjalan karenamu!!" Sembur Jennie membuat Hanbin harus menepuk dadanya agar bersabar. Mengingat kalau Istrinya saat ini sedang full Naked membuat sesuatu dibawah sana berdiri dan menegang. Hingga handuknya serasa sempit.
"Aku terkejut Gadis nakal!"
Jennie tertawa terbahak-bahak saat keringat Hanbin kembali bercucuran. Hingga dia terjatuh keranjang sembari berguling-guling. Memegangi perutnya, tapi tidak dengan Hanbin. Dia malah susah menelan salivanya karena tubuh Istrinya yang benar-benar telanjang bulat. "Pak, tidak usah tegang" Ujar Jennie lalu bangun dari tidurnya. Menghapus airmata yang keluar, lalu berjalan bertatih ke kamar mandi.
'Tidak perlu tegang katanya? Aku sudah tegang Gadis Nakal!!' teriak frustasi Hanbin dalam batin.
***Mereka berdua pun turun kebawah. Jangan lupa dengan pakaian santai yang mereka pakai, membuatnya terlihat seperti model. Jennie dan Hanbin tersenyum kala melihat Jinhwan dan Jiyong yang tengah minum teh di meja makan. "Selamat pagi, Ayah, Kakak" Teriak Jennie membuat Jinhwan hampir tersedak.
"Bisakah kau tidak berteriak babi?" Tanya Jinhwan dengan tatapan yang menajam. Apa? Babi?
Ok, Jiyong dan Hanbin sudah saling bersapa ria lalu kemudian menutup telinga bersama. Mengingat apa yang terjadi selanjutnya.
Satu
Dua
Tiga
"APA!!! BABI?!!! KAU YANG BABI PAK TUA!!!! KAMU SUDAH PENDEK, GEMUK PULA!!! WAJAH JUGA PAS-PASAN SUDAH DIBILANG GANTENG LAGI!!! KAMU BILANG AKU PENDEK?!! KAMU BILANG AKU GEMUK?!!! KAMU BILANG AKU JELEK?!!!! HEOL? KAU YANG PRIA KENAPA HARUS PENDEK?!-BLA BLA BLA"
Ocehan panjang Jennie membuat Hanbin mau tidak mau menarik tubuh Istrinya hingga jatuh ke pangkuannya. "Jangan ribut, sayang" Ucap Hanbin lalu mengecup bibir pink Jennie. Membuat Gadis itu seketika berhenti mengoceh. "Aku suka Gadis yang akan meracau kalau sedang dibawahku" Bisik Hanbin, dan yah, tentu saja didengar dua orang Pria dewasa itu.
"Pak, disini ada Ayah dan Kakak"
"Mau lanjutin? Atau mau mencoba hal-hal yang baru?" Ujar Hanbin lagi dan lagi. Membuat pipi gembul itu tersirat rona disana. "Atau kau ingin mencoba gaya WOT? Itu sangat nikmat." Lidah Hanbin terjulur, menjilat leher Jennie, lalu memberikan tanda dari sekian banyaknya tanda disana. "Atau ingin mencoba adik ku dengan cara mengulum"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Taecher Or My Husband (Jenbin)
RomanceMenikahi seorang Pria yang notebene-nya adalah Gurunya sendiri!