29. Orang Baru.

1.5K 64 7
                                    

Aku terbangun ketika jam menunjukkan 04.07. Melihat ke samping kanan yang hanya ada Azki dan Azka.

Aku turun dari ranjang dan menuju balkon kamar setelah membersihkan diri.

Pakaian yang lumayan rumit ini membuatku menghela nafas.

Gamis panjang dengan khitmar panjang membuatku mendengkus.

"Seandainya... Ku tau kau tak kembali~" nyanyiku dengan petikan gitar di balkon.

"Tak kan mungkin ku biarkan, kau pergi.. Hingga lelahku, menantikan dirimu, dari hari yang terang.. menjadi gelap~"

Aku menghela nafas dengan setiap lirik yang kunyanikan.

Mungkin akan lebih baik jika aku menuju Taman kota. Tempat di mana aku bertemu dengan, Azmi.

Aku mengambil sling bag yang aku miliki, lalu berjalan keluar. Di perjalanan, mataku fokus pada ponsel untuk membalas beberapa laporan bisnis.

Bruk!!

"Aduh!" aku meringis ketika tubuhku jaduh ke tanah.

Gara gara fokus ke ponsel, aku menjadi menabrak seseorang di taman.

"Kalau jalan liat liat!!" bentak orang itu dengan aksen bahasa Inggris.

"Saya minta maaf. Tadi saya ada urusan." ucapku membersihkan gamis yang terkena debu.

Aku mendongkak, nampak sekali, pria di hadapanku tercengang. Masalahnya?

"Oh, seharusnya saya yang minta maaf pada anda. Wanita cantik seperti mu, memang tidak pantas untuk di bentak. Siapa nama mu? Berapa umur mu?" tanyanya.

Hal itu membuatku risih. Terlihat sekali bahwa orang yang di depanku adalah pria bajingan.

"Nama saya Kiki, umur saya 26 tahun" bohongku.

Sebenarnya umurku 28 jalan 29 tahun,
Kali ini aku memakai bahasa Indonesia.

"Just Kiki?" tanya pria itu.

"Ya."

Tak ku sangka ia mengerti.

"Perkenalkan, nama saya Nicovan Anjayasa. Berasal dari Australia."

"Oh, saya tidak bertanya." balasku datar. "Kalau begitu, saya pamit. Permisi." pamitku.

"Hey, bagaimana kalau kita ngobrol berdua dan menikmati secangkir coffe di kedai?" ajak Nico.

Aku membelalak marah, tangan Nico mencekal tanganku. Sial! Lancang sekali.

Aku menghempaskan tangannya dengan kasar.

"Lancang sekali anda!! Saya dan anda bukan mahram!! Lagipula saya sudah bersuami!!" tegasku dengan nada tinggi.

"Oh ya? Saya rasa, gadis cantik seperti kamu cocok untukku." ucapnya dengan kerlingan nakal. "Bagaimana kalau kita sewa hotel lalu menghabiskaj waktu berdua di kam--"

PLAK!!

"CUKUP!! Saya tidak semurahan itu!! Cari wanita lain yang murahan!!" bentakku lalu berbalik dan berlari menuju rumah.

Saat masuk, aku melihat semua anggota rumah menunggu di meja makan. Hidangan lezat itu masih tertata rapi di meja.

Tak tersentuh, tak termakan.

Aku yakin, itu pasti masakan Rizka. Mereka menungguku?

"Ki! Ayo makan!!" ajak Alsa, menepuk bahu kananku.

"Eh? Oke ayo!" setujuku setelah beberapa saat terlonjak kaget.

Aku menyantap makanan bersama yang lainnya. Lalu tersenyum senang melihat Azki dan Azka memainkan sebuah drama, tumbuh dengan baik.

TBC!!!

Pengumuman.

1 atau 2 part/chapter lagi tamat ya!!!

Btw, kira kira, Endingnya gimana ya?

Sad ending

VS

Happt Ending.

Jadi yang dukung Sad ending, langsung tulis di kolom komen dengan kata kata...

'Sad Ending'

Atau

'Happy Ending'

Bye..

My Mine [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang