Hari itu klub baru saja menyelesaikan pekerjaan mereka yang menjadi bintang iklan untuk pakaian musim panas. Mereka tiba di stasiun yang ramai penumpang. Mereka hendak keluar stasiun ketika pengumuman bahwa badai sedang terjadi. Hujan deras dan langit gelap. Semua penumpang nampak bersedih.
Melihat raut wajah orang-orang di stasiun itu, Riku menjadi ikut bersedih. Lalu berinisiatif mengajak teman-temannya untuk menghibur para pengunjung yang menunggu badai reda.
Maka, kerja sama dadakan dengan pihak stasiun pun terjadi. Mereka dengan bantuan pihak stasiun menghibur para penumpang yang terpaksa menunggu jadwal kereta yang mundur akibat badai.
Mereka mulai menghibur dengan senang. Mulai dari menyanyi, pertunjukkan tari, mini drama, dan hal-hal lainnya agar mereka tidak bosan.Kegiatan mereka tak luput dari stasiun televisi lokal yang saat itu juga terjebak badai di stasiun. Mereka lalu menyiarkan kegiatan klub itu.
Sudah hampir 3 jam mereka menghibur para penumpang yang terlantar itu, sampai petugas stasiun mengatakan bahwa badai sudah berhenti dan kereta bisa segera berangkat.
"Terima kasih semua, semoga selamat sampai tujuan, dan jangan lupa beristirahat ya" ucap Riku diakhir pertunjukan.
Kemudian mereka berjalan pulang. Dalam perjalanan mereka sangat antusias membicarakan pertunjukan mereka saat di stasiun. Di barisan paling belakang, Riku berjalan dengan tidak fokus. Nafasnya berat, dia terengah-engah. Sampai suara benda jatuh membuat keenam orang di depannya menoleh ke belakang.
"RIKU" panggil Nagi dengan panik karena Riku jatuh pingsan.
Nagi segera membuka tas milik Riku dan mencari inhaler. Tak kunjung menemukan benda yang dicari, Riku membuka tasnya sendiri dan mengambil inhaler cadangan, dan segera memberikannya pada Riku. Iori membantu Nagi. Lalu mereka membawa Riku ke rumah sakit.Di rumah sakit semua khawatir. Mereka berkumpul di kamar rawat Riku, melihat Riku yang bernafas dengan berat dan dengan bantuan oksigen, semua nampak khawatir dan sedih.
"Rokuya-san, sebenarnya apa yang terjadi dengan Nanase-san?" tanya Iori membuka suara.
"Nagi, apa kau mengetahui sesuatu?" ucap Sogo menimpali.
Nagi nampak menghembuskan nafasnya."Riku memiliki penyakit asma" jawab Nagi lirih.
"Apa?" seru mereka bersamaan.
"Aku sudah lama mengenal Riku" lanjut Nagi.
"Bisa kau jelaskan dengan jelas?" tanya Yamato
"Dulu, Riku pernah datang ke Northmarea. Saat datang pertama kalinya itu, aku mengajak Riku bermain di luar tanpa tahu keadaan Riku. Sampai akhirnya penyakitnya kambuh dan harus terbaring selama seminggu di kamarnya. Saat Riku akhirnya tinggal di Northmarea, aku sering mengunjungi rumahnya, bahkan menginap di rumahnya. Aku menghabiskan waktu bersama Riku. Karena kondisinya dan cuaca di Northmarea selalu dingin, Riku selalu bermain di dalam rumah. Sejak saat itulah, aku berjanji pada diriku untuk selalu menjaga Riku. Kedatangan kami kesini bukan sekedar untuk menjadi idol. Aku datang lebih dulu untuk mempersiapkan tempat tinggal untuk Riku, lalu 3 bulan sesudahnya Riku datang menyusul karena keadaannya yang sudah stabil" jelas Nagi panjang lebar.
"Apakah itu penyakit dari sejak kecil?" tanya Sogo dan Nagi mengangguk.
"Adakah sesuatu yang membuat kalian datang kemari?" tanya Iori.
"Kami mencari ayah Riku yang menghilang" jawab Nagi.
"Dan juga mencari saudara kembar Riku yang dipisahkan sejak kecil" lanjut Nagi.
"Eh, Rikukkun punya saudara kembar?" tanya Tamaki.
"Ya, kembar tapi tidak sama, Riku bilang saudaranya pergi karena mimpinya menjadi seorang idol" jawab Nagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins [END]
FanfictionKami adalah kembar non-identik Sama tapi tak serupa Memiliki cita-cita yang sama, yaitu menjadi seorang idol, tapi satu diantara mereka tidak bisa, karena penyakit yang di deritanya. Sang kakak meninggalkan sang adik demi masa depannya. Sang adik...