Aku memang seperti boneka, yang selalu diam setiap saat. Tapi jangan salah... Ingat! Boneka bisa membunuh tanpa harus menyentuh.
—Violet—***
“NIT, kamu pulang naek apaan?” tanya Alexa ketika dia dan Nita sedang berjalan keluar gerbang.
“Jalan kaki. Bokap lagi sibuk sama kerjaannya yang kayak anjing itu! Selalu nggak ada waktu buat aku dia! Bikin kesel tau, nggak! Bilangnya mau cari mami baru. Prett! Mami juga baru mati dia udah mau kawin lagi. Kebelet banget jadi duda.”
Alexa tertawa mendengar ocehan sahabatnya itu. “Kamu harusnya bahagia, Nit, mami kamu udah mati. Biar nggak ada yang nyuruh-nyuruh lagi. Males banget tau gak, lagi asik-asik kita nonton pekob, eh mami kamu nyuruh jemurin ikan asin. 'Sange'nya jadi ilang, kan tuh!”
Keduanya tergelak bersama.
“Ngomong-ngomong soal pekob, nonton kuy! Aku punya CD barunya. Bukan punyaku, sih. Punya bokap. Kemaren kepergok lagi 'ritual' di kamarnya sambil nonton pekob. Pas dia kerja langsung aku ambil,” ujar Nita dengan bangganya.
“Nekat!” Alexa menjeda ucapannya, “Sekarang aja, deh yuk! Ayah kamu nggak ada di rumah, kan?”
“Kan tadi udah aku bilang, dia sibuk sama kerjaannya yang kayak anjing itu!” Nita mengerutkan dahinya kesal.
“Yaudah, aku ngikut.”
Kemudian keduanya berjalan kaki menuju rumah Nita. Rumah Nita memang bisa dibilang jauh dari sekolah. Harus melewati beberapa komplek dulu baru bisa sampai di rumahnya. Saat di tengah jalan, Nita mengajak Alexa untuk melewati jalan pintas.
“Ngapain lewat sini?” tanya Alexa bingung.
“Ini jalan pintas!” Nita mengecilkan suaranya.
“Tapi ini kan jalan menuju rumah kosong itu, Nit! Nggak mau, ah! Lewat jalan biasa aja!” ujar Alexa takut. Karena memang di'gosip'kan bahwa rumah kosong itu benar-benar angker. Tidak ada satupun orang yang berani lewat depan rumah kosong itu. Driver ojek online, pun akan putar balik jika mengambil penumpang lewat rumah kosong itu.
“Takut? Cemen! Aku udah biasa lewat sini nggak kenapa-napa buktinya! Cuma mitos itu, Xa!” ujar Nita berbohong. Padahal dia belum pernah lewat sini sama sekali.
“Y-yaudah, deh!” Terpaksa Alexa mengiyakan ajakan Nita.
Nita tersenyum. Kemudian dia menggandeng Alexa melewati rumah kosong itu.
“Sebelum mamiku mati, dia pernah cerita ke aku, nakut-nakutin gitu! Katanya kalo nggak bantuin jemurin ikan asin nanti perutku bakal dirobek-robek sama setan di rumah kosong ini.” Nita bercerita sembari melewati rumah kosong itu.
“Apaan sih, Nit! Jangan aneh-aneh!” Alexa mencoba untuk membuat suasana agar tidak menjadi tegang.
“Serius, Xa! Tapi ya aku nggak percaya, lah! Aku nggak percaya sama setan! Sini setan mana!? Palingan tuh setan juga takut sama a—”
Brukkk!
Sesuatu jatuh dari atap langit rumah kosong itu.
“Nit! Liat, kan! Kamu jangan sok nantang gitu, deh!” ujar Alexa gemas.
Nita tidak membalas apa-apa. Tatapannya tertuju pada sesuatu yang baru saja jatuh itu.
“Nit? Kamu liat apa?”
Tanpa menjawab pertanyaan Alexa, Nita langsung berjalan menuju depan pagar rumah kosong itu untuk membuka pagarnya yang memang tidak pernah dikunci.
![](https://img.wattpad.com/cover/190135378-288-k972995.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET: The Killer Girl
Random[HIATUS] Mengisahkan tentang Violet si gadis SMA yang ingin membalaskan dendam ibunya. Dalam perjalanan itu, dia menargetkan seorang lelaki bernama Daniel sebagai seseorang yang akan dia bunuh(target korban). Namun seiring berjalannya waktu muncula...