8TH: The Happiness

28 6 0
                                    

Kebahagiaan. Sebuah kata yang memiliki amat banyak makna. Kebahagiaan. Sederhana 'katanya' namun sulit tuk menggapainya. Kebahagiaan. Tidak datang dengan sendirinya namun kitalah yang harus mencarinya.

Apa makna kebahagiaan menurut diri kalian sendiri? Karena sesungguhnya, setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk mencapai kebahagiaan dirinya.
—Author—

***

DANIEL memang bukan tergolong siswa yang nakal di SMA-nya, dia justru sangat family friendly. Setiap ada orang baru yang di dekatnya pasti berhasil dia buat nyaman. Entah itu laki-laki ataupun perempuan. Itulah mengapa Daniel sangat dikagumi para kaum hawa di SMA ini. Dia unik. Tidak seperti di cerita wattpad wattpad lain, yang lelaki tampannya selalu bersikap dingin sedingin freezer bahkan lebih. Atau mungkin lelaki tampannya adalah seorang badboy yang bersekutu dengan gangster lalu dia jatuh cinta dengan seorang wanita nerd.

Daniel tidak semainstream dan 'sepasaran' itu

Tipe ketampanan dia seperti pangeran-pangeran di film Disney, yang tidak irit bicara dan selalu bersikap dermawan terhadap semua orang. Disetiap langkahnya selalu tampak terlihat charming, dengan satu tangan yang dimasukkan ke saku celana panjangnya. Kedua sudut bibirnya terangkat. Mengumbar senyuman yang dapat memikat para kaum hawa.

Ehem, meskipun sebenarnya otak Daniel sedikit 'gesrek'.

Sekarang lelaki yang lagi kita bicarakan tadi, sedang bersama beberapa temannya di belakang sekolah. Mereka mencoba untuk cabut dari sekolahnya ini.

“Apa beneran nggak bakal ketauan?” tanya Daniel, ragu. Karena dia baru pertama kalinya cabut dari sekolah. Sebelumnya ketika teman-temannya itu menawarkan untuk ikut, Daniel tidak pernah mau. Tapi entah kenapa hari ini dia mau mau saja, meski masih ada rasa ragu di hatinya.

“Nggak bakal, Bro! Santai aja, lah.”

“Kalau ketangkep CCTV gimana?”

“Di sini mana ada CCTV, Bro!”

“Yaudah.” Akhirnya Daniel pasrah saja. Dia mengikuti teman-temannya itu memanjat tembok belakang sekolah. Ketika mereka sudah berhasil keluar dari area sekolah, Daniel pamit kepada teman-temannya.

“Gue pamit, ya!” teriak Daniel sambil berlari mundur dan melambaikan tangan ke teman-temannya.

“Yah, mau kemana, Bro!? Nggak mau ikut kita!?”

“Nggak dulu, deh! Kapan-kapan aja!” Lalu Daniel berbalik dan meneruskan larinya hingga sampai ke rumahnya.

-;-

Derttt... Derttt...

“Ya, siapa?”

“Violet ini aku, Daniel!”

“Loh?” Violet menatap jam dinding di kamarnya. “Bukannya ini masih jam sekolah?”

“Gurunya lagi rapat, jadi semua murid di suruh pulang,” ujar Daniel berbohong.

“Oh. Lalu, kenapa kamu menelponku?”

“Nganu...”

“Nganu?”

“B-bukan! Maksudnya itu... Kaki kamu sehat, kan?”

VIOLET: The Killer GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang