10TH: The Darkness

9 3 0
                                    

Kegelapan sebenarnya bukanlah suatu hal yang harus ditakutkan. Tanpa kegelapan, cahaya tidak bisa bersinar lebih terang. Begitu juga dengan hidup. Tanpa masa-masa hidup yang kelam, kita mungkin tidak akan bisa belajar bagaimana caranya menghargai kehidupan.
—Rivalsky

***

DI SEBUAH ruang gelap dengan lilin di sekelilingnya. Berbagai macam alat perang yang tak terawat terjajar rapih di dinding. Sunyi dan sepi. Hanya ada dua pasang suara yang sedang berbincang-bincang dengan meja besar di tengah mereka. Di atas meja besar itu terdapat banyak sekali macam-macam barang yang hanya dimengerti oleh orang tertentu.

Di situlah Aelita dan seorang wanita tua yang tak diketahui identitasnya itu merencanakan sesuatu.

“Kau benar-benar tidak menemukan apapun, Nak?” tanya wanita tua itu.

“Tidak, Nyonya. Belakangan ini Violet tidak masuk sekolah. Kabar yang ku dengar dia sedang menjalani hukuman dari guru BK,” jawab Aelita.

“Hukuman? Apa pembunuhan yang dia lakukan sudah diketahui?”

“Belum, Nyonya! Kabarnya Violet tidak memasuki beberapa jam pelajaran, dan memilih berada di rooftop menemani Daniel. Ada dua pasang mata yang mengadukan mereka ke guru BK, hingga membuat keduanya dihukum. Namun aku masih bisa melihat Daniel yang sedang berkeliaran di sekeliling sekolah. Sedangkan Violet... Tidak,” jelas Aelita pada wanita tua itu.

“Daniel? Nama lelaki itu, bukankah itu targetnya? Mengapa dia bersikap baik-baik saja pada lelaki itu?”

“Aku juga tidak tau apa yang telah terjadi.”

Wanita tua itu memegang dagunya berfikir. “Mungkin itu adalah rencana mereka. Aku punya sesuatu yang lebih penting untuk dibicarakan, tentang sesuatu yang selalu kau tanyakan.” Wanita tua itu bangun dari posisi duduknya, lalu dia pergi ke sebuah lemari untuk mengambil sesuatu.

“Perlu aku bantu, Nyonya?”

Wanita tua itu menggelengkan kepalanya.

Setelah mengambil apa yang dia ingin bicarakan, wanita tua itu duduk kembali ke tempatnya semula. “Ini dia, Vanolet si pembunuh berantai,” ujar wanita tua itu sambil memperlihatkan beberapa album foto yang sudah terlihat tua. Di album itu terdapat foto Vanolet(Miguel) dan seorang wanita berpakaian seksi yang sedang memegang kepala manusia. Di foto selanjutnya keduanya sedang bersulang ria sambil memperlihatkan tawa mereka.

“Aku tidak mengerti,” ucap Aelita, bingung.

Wanita tua itu tersenyum miris, kemudian dia menjelaskan semuanya. “Kau tau siapa wanita yang ada di foto ini?” tanya wanita tua itu sambil menunjuk wanita berpakaian seksi yang sedang berpose bersama Miguel.

Aelita menggeleng, pertanda dia tidak tahu wanita yang ada di dalam foto itu.

Wanita tua itu mengangkat tunjukkan jarinya, dan mengarahkannya kepada dirinya sendiri. “Aku...”

-;-

“Pah, aku mau meminta sesuatu,” ujar Daniel pada ayahnya Karin, yang bernama Mr. Rafael.

Di situ Rafael sedang berada di ruang kerjanya. Dia sedang memperhatikan kunai ungu di genggamannya. Ketika melihat Daniel masuk, dia langsung menyembunyikan kunai itu di belakangnya.

“Mau minta apa, sayang?” tanyanya lembut. Rafael memang sudah menganggap Daniel sebagai anak kandungnya sendiri, begitupun sebaliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VIOLET: The Killer GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang