▪37▫ Me time

2.5K 78 11
                                    

Bunyi alarm pagi pun datang menjemput gue untuk segera bangun dari tidur nyenyak. Berusaha untuk membuka mata tanpa terlelap lagi benar benar terasa sulit.

"Ck. Kenapa mata pelajaran hari ini harus pagi!" teriak gue sambil mengacak-acak rambut gue frustasi

Tak lama gue pun sedikit tersadar bahwa sekarang gue berada di tempat Yazha. Gue segera merapikan rambut rambut yang tadi gue acak lalu bangkit dari tempat tidur dan menuju pintu kamar. Perlu di ingat Yazha tidak tidur dikamar bersama gue mau bagaimana pun kita memang belum ada ikatan sah.

Ceklek*

Gue membuka pintu dan melihat ke sekeliling mencoba mencari Yazha.

"Zaa.." gue berteriak sambil mengelilingi beberapa ruangan yang sekiranya ada dia. Tapi nihil

"Kemana Yazha??" pikir gue. Akhirnya gue memilih untuk kembali ke kamar dan bersiap untuk mandi dan berangkat kuliah

Tapi gue berhenti sejenak.
Ada sebuah note kecil Yang di tempel di pintu kamar tempat gue tidur.
Gue mengambilnya lalu melihat isinya

"Maaf saya harus berangkat pagi buta ke kampus. Kamu jangan lupa sarapan, saya sudah membuatkan makanan di atas meja makan

-Yazha ganteng-"

Gue mengatupkan mulut tak percaya setelah membaca pesan kecil dari Yazha.
"Cih. Sejak kapan Yazha senarsis ini?"

-

Setengah jam berlalu setelah gue mandi Dan berdandan gue pun berjalan ke arah meja makan. Tentu saja untuk menyantap sarapan yang telah di buatkan Yazha.

Mendudukkan pantat gue dengan perut keroncongan gue pun membuka tudung saji

Melihat makanan yang dibuatkan Yazha membuat gue tersenyum
"Telor ceplok"

Tak apa-apa telor ceplok buatan Yazha rasanya enak melebihi rendang.

-
-
-

"Makasih bang"
Gue pun memberikan sejumlah uang pada driver ojol.

"Kuliah lagi.." ucap gue lesu sambil melangkah masuk menuju gerbang kampus gue berada, berjalan Kek kelas sastra inggris dengan beberapa buku di tangan gue.

Gue mendudukkan pantat gue di kursi terdepan di kelas gue. Jangan heran. Gue hanya duduk di depan saat kelas pelajaran inggris karna gue menyukai pelajaran tersebut

Tak lama Dosen pun memasuki kelas
Dia seorang perempuan dengan paras cantik walau sudah cukup berumur tapi kecantikan nya tidak berkurang. Fyi. Gue hanya menyukai dia diantara semua dosen yang ada di kampus ini. Karna memang gue suka pelajarannya.

"Surry sini kamu..." panggil bu jaenab, iya itu nama dia, dengan nama khas daerahnya yaitu Betawi. 

"iya bu?" senyum gue ramah menyambut panggilannya

"ini skripsi kamu nunggak, ga mau kamu kumpulin sampe kapan?" mendengar tuturan kata bu jenab kepala gue mendadak pening

"hehe iya ibu secepatnya ya.. kemaren marin saya gabisa ngumpulin dulu soalnya saya ditunangkan jadi kepending deh"

"hah ditunangin?" celetuk seseorang membuat gue tersadar

gue pun mengatupkan kedua mulut gue dan memandang sekeliling kelas dan ternyata semua murid di kelas tengah memandang bingung ke arah gue.

'shit gue keceplosan'

"yaudah kamu boleh kembali ketempat" ucap bu jenab memecahkan suasana ketegangan di sepenjuru kelas

gue pun mengiyakan sambil kembali duduk dan merutuki kecerobohan gue dalam berbicara

#

mata kuliah untuk hari inipun telah usai, matahari mulai meredupkan pancaran sinarnya. dengan warna jingga yang mengikuti sang empu untuk terbenam.
ingin rasanya merebahkan seluruh raga dan jiwa yang sudah lelah tuk beristirahat dari kegiatan yang cukup menguras tenaga ini. tapi sayangnya semesta tak mengijinkan karna gue masih harus mengerjakan skripsi yang tak kunjung usai.

memasang earphone di kedua telinga dan mendengarkan lagu 
Don Toliver - no idea 
yang beberapa hari ini menjadi candu di keseharian gue. membuka Laptop sambil menikmati secangkir kopi di cafe yang tidak terlalu ramai ini. gue mengetik kata demi kata, mencari refrensi kesana kemari untuk kebutuhan tugas.

tak terasa sudah 1 jam gue disini, ah terkadang waktu sendiri ditengah keramaian itu perlu..
mungkin setengah jam lagi baru gue cabut dari ni cafe.

menit demi menit pun berlalu, tiba tiba dateng seorang weiterss memberikan sepotong red velvet cake yang terlihat cantik dan enak.
"ini kak ada cake gratis silahkan dinikmati" dengan senyum ramahnya dia menaruh cake tersebut di atas meja gue.

gue yang mendengar kata gratis tentu saja sangat senang
"Rezeki anak rajin nan Sholehah"

tak selang lama hampir setengah potong cake yang sudah gue habiskan. 
rasa manis membuat mood gue kembali dari rasa jenuh.

TING

suara pesan notifikasi di handphone gue tiba tiba terdengar
guepun mengecek tuk melihat siapa gerangan yang menggangu di tengah kesendirian gue

--

unknown number

"hi Ry gimana kue nya?:)"

--

gue mengatupkan bibir gue tak percaya bahwa cake tersebut berasal dari seseorang yang beberapa hari ini meneror gue. 
gue mengedarkan padangan keseluruhan penjuru cafe mencoba menemukan orang tersebut.
sejak kapan dia ada di dekat gue? bulu kuduk gue berdiri membuat suasana yang terlihat aman dan ramai ini menjadi mencekam, setiap pandangan yang mengarah ke arah gue membuat gue merasa lebih terintimidasi, entah siapa di antara mereka semua terselip si peneror

siapa yang bisa gue mintain tolong disini?, kalo Yazha sepertinya ga mungkin karna mungkin dia masih sibuk dan jarak cafe ini dari kampus lumayan jauh, tapi kalo gue balik sendiri apa tidak apa apa?

dengan cepat gue menutup dan memasukan Laptop gue ke dalam tas.
lalu sesegera mungkin gue pergi ke kasir untuk membayar

"maaf mba, pesanan mba tadi sudah dibayar oleh seseorang" ucap sang kasir

"hah, siapa mas orangnya?" tanya gue kaget

"saya juga kurang tau mba.. soalnya dia ga nyebutin Nama"

"duh, yaudah mas makasih" gue pun segera cabut dari cafe tersebut, karna bisa jadi si peneror masih di dalem dan memperhatikan gue...

berlari menuju parkiran dengan nafas ter-engah. mana tau dia ngikutin gue kan.
setelah lebih 10 menit gue mengitari 
Parkiran, baru saja teringat bahwa gue tidak membawa Kendaraan.

Bagai tersambar petir rasanya sekarang kaki gue tidak dapat digerakkan..
Walaupun Susana di sini ramai tapi gue merasa sangat terancam. Pening di kepala gue semakin menjadi memikirkan bagaimana caranya gue pulang secepat mungkin. Rasanya tidak mungkin kalau harus memesan ojek online yang pasti datangnya cukup lama..
Gue sangat merasa tidak aman, benar benar terasa seperti dikejar oleh penculik psikopat di film-film

"Hey"
Panggil seseorang sambil memegang pundak gue dari belakang.

DEG!

Seperti terkena serangan jantung. Rasanya jantung gue berhenti sejenak, tak sanggup tuk menengok sekedar melihat siapa gerangan...

"Kenapa kejadian demi kejadian seram terjadi di kehidupan gue sekarang! Please ini bukan dunia Film!!!" Decak gue dalam hati


To be continue!

My Future Is My Bad DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang