Basketball

4.7K 458 6
                                    

Aku dan beberapa siswa perempuan mengerang kesal saat mendengar kalau hari ini kami akan bermain basket, berbanding terbalik dengan para siswa lelaki yang justru kegirangan.

Aku sebenarnya tidak terlalu keberatan dengan olahraga basket, aku justru lebih memilih basket dari pada bola voli. Tapi tetap saja 'basket' menjadi trauma tersendiri bagiku.

Beberapa bulan yang lalu aku sempat terkena lemparan bola basket oleh Jaehyun tepat di kepalaku dan rasanya sangat sakit. Kepalaku terasa sangat pusing, ditambah saat tersadar dari pingsan Jimin memberitahu kalau Yoongi terlibat perkelahian dengan Jaehyun. Yoongi- okay, kenapa jadi malah membahas Yoongi, sih!

Setelah melakukan pemanasan, para siswa perempuan dibiarkan duduk dan para sisea lelaki yang akan memulai.

Aku memilih duduk di salah satu kursi stadion paling atas seorang diri karena ketiga lelaki itu tengah bertanding sekarang.

Aku tidak terlalu dekat dengan perempuan di kelasku, tapi bukannya aku tidak bisa bergaul dengan wanita ya, aku mempunyai seorang teman wanita, tapi tahun ini kami tidak sekelas, jadi aku terbelengu bersama ketiga lelaki menyebalkan ini.

Jimin, Jungkook dan Taehyung satu team, sudah kuduga. Mereka mana mau dipisahkan, sudah seperti kembar siam.

Jungkook itu ahli dalam hampir segala macam olahraga fisik, mulai dari atletik, basket, sepak bola bahkan sampai renang. Makanya, ia dijuluki raja olah raga oleh para siswa di sini.

Jimin dan Taehyung memang tidak seahli Jungkook, namun kemampuan mereka dalam bermain basket masih lebih bagus daripada diriku. Buktinya sekarang si pria bantet itu -padahal aku lebih bantet darinya- tengah melakukan shooting ke ring lawan.

Jimin melakukan flying kiss pada para siswa perempuan di stadion yang berseru dan membuatku mual tiba-tiba, dasar tukang tebar pesona!

Tak mau kalah Jungkook juga ikutan mencetak skor, tak jauh berbeda dengan Jimin sebelumnya, ia juga melakukan selebrasi dengan melemparkan wink. Iwh, serius dah mereka ini!

Biasanya Yoongi kalau berhasil mencetak skor tidak sampai segitunya, paling hanya bertos ria bersama teman-temannya atau- aduh! Kenapa Yoongi lagi, sih! Astaga, Jian!

Ayolah, berhenti memikirkan Yoongi! Kalian sudah putus sebulan lamanya dan kau masih saja mengingat Yoongi!

Bunyi pluit yang memekikkan telinga terdengar, menandakan bahwa pertandingan telah usai, dan sekarang giliran para siswa perempuan.

"Semangat, Ji!" Kembar tiga itu memberikan semangat dan aku tersenyum.

Setelah pembagian team dan pluit dibunyikan pertandingan di mulai. Aku harus melawan team Seulgi yang berisi anak-anak jago basket. Aku mendapat posisi di belakang, sebenarnya kemauanku sih. Aku malas kalau harus menyerang, jadi lebih baik menjaga di benteng sendiri saja.

Aku berjaga saat Nari datang membawa bola, "Jian, semangat!!" Teriak Jimin

"Go Jian go Jian go! Go Jian go Jian go!" Itu suara si Jungkook yang menggema

"J to the I to the A to the N. JIAN!" Duh apa-apaan lagi si Taehyung itu sekarang.

Dari sudut mata, aku dapat melihat ketiga kembar itu tengah berdiri sambil bergoyang layaknya pemandu sorak di dekat kursi stadion, tidak memperdulikan teguran dari guru Kim.

Serangan Nari dapat kuhalangi, aku meraih bola dan melemparkan pada anggota teamku. "Yeayy! Jian!!" Taehyung bersorak

"Maju dong, Ji! Jangan diam saja." Jungkook berceloteh tapi aku tidak memperdulikannya, sudah bagus aku mau berjaga di sini. "Ah, kau cupu." Ia lalu tertawa melihat wajah kesalku.

Kalau saja Jiyoo tidak datang menyerang akan dipastikan kepala Jungkook terkena lemparan sepatuku.

Jiyoo salah satu siswi yang jago dalam basket, ia sudah pernah dikirim beberapa kali mengikut lomba jadi wajar kalau ia lihai dalam bermain.

Aku hendak merebut bola di tangannya tapi naas aku malah terpleset dan terjatuh. Bunyi hantaman terdengar agak nyaring dan aku meringis. Merutuk dalam hati kenapa guru Kim melakukan olah raga di lapangan outdoor, kakiku kan jadi lecet begini.

"Kau tak apa?" Para wanita di sana membantuku berdiri, langsung mengerubuniku dan bertanya panik

"Iya, aku tak apa." jawabku padahal sebenarnya sakit sekali.

Jungkook, Jimin dan Taehyung berjalan membelah kerumunan, "Astaga, Ji. Kakimu berdarah." Taehyung yang pertama bersuara membuatku melirik lututku. Ia benar, lututku sudah mengeluarkan darah sekarang.

"Minggir, minggir." guru Kim ikut menghampiriku, "Kau baik-baik saja, Jian?"

"Iya, ssaem." jawabku

"Lukamu harus segera diobati, kau harus pergi ke ruang kesehatan sekarang."

"Ssaem, biar kami yang mengantarnya ya" Jungkook berujar, sudah hendak membantuku berjalan saat suara guru Kim memotong,

"Tidak usah. Jian bukan anak kecil, luka kecil begitu kok, ia bisa jalan sendiri. Benarkan Jian?"

"Iya, ssaem." Perkataan guru tidak bisa dibantah, lagipula bersama tiga kembar ini yang ada kepalaku sakit nanti karena mereka terlalu berisik.

"Tapi, ssaem-"

"Jungkook-ah," aku memotong protes Jungkook, membuat lelaki itu kembali membungkam mulut,

"Ssaem, saya permisi dulu."

"Hati-hati." Jimin bersuara dan aku mengangguk. Berjalan pincang menuju ruang kesehatan, sebenarnya kalau ketiga kembar itu menemaniku aku bisa meminta Jungkook untuk mengendongku sih, kakiku perih sekali ini.

Aku bahkan tidak sadar kalau mataku berair saking perihnya dalam berjalan,

"Kau kenapa?"

===Tbc===

Gotta Be You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang