His Anger

3.4K 415 3
                                    

Aku terbangun dengan kepala yang masih berdenyut dan wajah khawatir Taehyung,

"Kau baik-baik saja, Ji?"

"Iya, aku baik-baik saja." jawabku,

"Syukurlah. Kami semua panik saat kau pingsan tadi, terutama Yoongi-hyung." aku mengangguk. Eh, tunggu. Apa?! Yoongi? Ah iya tadi aku sempat mendengarnya berteriak,

"Yoongi di mana sekarang?"

"Tadi masih di lapangan. Beradu argumen dengan salah satu siswa lelaki di sana." Mati aku! Jangan sampai kejadian ia berkelahi terulang kembali, aku bergegas turun dari kasur.

"Aw." Kepalaku masih sakit, siapa sih yang melempar bola itu tadi.

"Kau mau kemana?" Tanya Taehyung cemas

"Bertemu Yoongi, aku takut kalau ia berkelahi." Bisa gawat kalau ia berkelahi, Yoongi sudah senior tingkat akhir dan terlibat perkelahian hanya karena masalah sepele begini dapat menimbulkan masalah baginya

"Ji, tapi kau masih-"

"Jian!" Jimin tiba-tiba berlari menghampiriku, ia terengah lalu menarik tanganku mengikutinya,

"Hei, kita mau kemana?" Tanyaku tapi Jimin tidak menjawab dan terus mengajakku berlari, Taehyungpun ikut di belakang kami.

Kami berhenti di lapangan, "Yoongi-hyung...huh...ia berkelahi dengan Hyunsuk." napas Jimin tersengal menunjuk tengah lapangan yang dipadati oleh banyak siswa,

Aku lantas berjalan mendekat, "Kenapa bisa sampai begini, Jim?" Tanyaku

"Mulut Hyunsuk tidak bisa dikontrol, apalagi kudengar kalau sebelumnya mereka memang pernah terlibat adu mulut." Ah iya aku lupa, Yoongi pernah mengeluarkan Hyunsuk dari team secara paksa karena lelaki itu tidak bisa diatur dan emosinya sering meledak tanpa tahu tempat.

Teriakan terdengar dari mulut Hoseok dan Kihyun yang mencoba melerai, aku melihat Jungkook dan Mark mencoba menahan Yoongi, mata pemuda itu berkilat dan sekali lihat saja aku tahu kalau ia berapi-api.

"Ji, mau kemana?" Taehyung menahan tanganku,

"Melerai, Tae."

"Jangan. Nanti kau kena tinju." aku mengeleng dan melepaskan tangan Taehyung,

"Kalau tidak dipisahkan, mereka tidak akan berhenti." Taehyung dan Jimin ikut berjalan mendekat ke arena perkelahian itu,

"Kau mau aku minta maaf'kan? Biarkan aku melempar bola sekali lagi kearahnya dan aku akan langsung meminta maaf." Hyunsuk berujar sembari menatapku sekilas.

"Sekali lagi menyentuhnya, aku akan membunuhmu."

Hyunsuk terkekeh, "Aku semakin tertantang menyentuhnya, sunbae." aku bergidik ngeri, aku tidak pernah punya masalah sebelumnya pada lelaki ini, kenapa dia berbicara begitu padaku?

"Brengsek!" Yoongi itu jarang mengumpat, biasanya ia dapat mengontrol emosinya dengan baik tapi kini semua sumpah serampah keluar dari mulutnya

Yoongi maju menerjang Hyunsuk, mencengkram kerah kemeja lelaki itu dan membuatnya terangkat, tetapi anehnya lelaki itu hanya menyinggungkan senyum sinisnya.

"Semua orang tahu kalau kalian sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Lalu kenapa kau begitu marah hanya karena aku tidak sengaja melempar bola padanya huh?" Sengaja atau tidak kepalaku ini sakit.

"Yoongi, sudahlah." Ujaran Hoseok seolah menjadi angin lalu bagi Yoongi, pemuda itu masih mencengkram dan akan melayangkan tinju.

"Yoon, jangan." aku mencegah, memegang tangannya yang terkepal, Yoongi menatapku dan aku merasa cengkramannya mulai melemah

"Jangan katakan kau belum move on darinya?" Hyunsuk sialan! Kenapa ia masih memancing sih.

"Kau-"

"Yoon, kumohon" aku memotong ucapan Yoongi dan memegang tangannya yang siapa melayangkan tinju

"Yoongi-ah" Yoongi melepas cengkraman lalu mendorong Hyunsuk hingga ia terjatuh

"Berterima kasihlah pada Tuhan karena aku tidak menghabisimu, sialan!" Yoongi lantas menarik tanganku menjauh dari sana,

Aku sendiri tidak tahu kemana tujuan kami, ingin bertanya tapi wajah Yoongi tidak bersahabat jadi aku membiarkan Yoongi mengandengku ke manapun yang ia mau asalkan ia tidak berkelahi dengan Hyunsuk.

Kami berhenti tepat di taman belakang sekolah, Yoongi melepas gandengan lalu memelukku, "Maafkan aku, ini salahku. Harusnya bola itu mengenaiku tadi."

Aku mengeleng dan bergumam, "Tak apa."

Pelukannya terlepas dan Yoongi menatapku, "Kau baik-baik saja'kan?"

"Hanya sedikit pusing, tetapi tak masalah."

"Sialan!" Aku terkesiap saat mendengar Yoongi mengumpat, "Harusnya aku habisi saja lelaki itu." Yoongi mendengus sebal

Aku tidak tahu apa yang merasuki diriku, aku tidak percaya dengan yang kukatakan pada Yoongi, pemuda itu menolehkan kepala cepat begitu aku menyelesaikan kalimat,

"Jangan berkelahi lagi, aku tidak mau kau terluka."



===Tbc===

Gotta Be You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang