Him or Him

3.3K 356 3
                                    


[Yoongi' side]

Aku ingat apa yang pernah Kihyun katakan padaku saat ia baru putus cinta dari kekasihnya tahun lalu,

'Kau akan mengetahui seperti apa pentingnya presensi dirinya dalam hidupmu setelah ia pergi.'

Saat itu aku dan Hoseok menertawainya habis-habisan, mengatakan kalau kepalanya terbentur batu karena menjadi melankonis begitu.

Tapi sialnya kini diriku yang merasakan, karma itu nyata.

"Yoon!" Aku menoleh begitu mendengar panggilan Hoseok, ia menatapku sambil berkacak pinggang,

"Kau ini kenapa sih? Ayolah, serius. Pertandingan sebentar lagi." Hoseok mengomel dan para pemain di sana menatapku tanpa reaksi, mungkin sedikit terkejut mendengar Hoseok menggunakan nada tinggi.

"Kalian istirahat dulu" Kihyun membubarkan para pemain dan berjalan mendekat ke arahku -merangkul pundak sembari bertanya, "Kau ada masalah?"

Aku mengeleng, "Memangnya aku kenapa?" Kihyun mendengus

"Orang bodoh juga tahu kau sedang tidak fokus hari ini. Permainanmu kacau." Celoteh Hoseok, mengambil alih giliran Kihyun untuk menjawab.

"Cobalah untuk fokus hari ini. Pertandingan akan di mulai sebentar lagi. Setidaknya, jangan membuat para pemain lain ikut-ikutan tidak fokus, kau harus memberi contoh pada mereka sebagai seorang kapten." Kihyun menambahkan dan aku mengangguk.

Aku menghela nafas, mereka ada benarnya. Aku tidak boleh begini, aku tidak bisa mencampur adukkan masalah pribadiku, pertandingan sudah mulai sebentar lagi.

Masalah Jian akan kupikirkan nanti, yang terpenting bagaimana team kami dapat mengikuti pertandingan dengan baik.

"Suruh mereka berkumpul lima menit lagi," Hoseok menyunggingkan senyum tipis lantas berlalu berseru pada para pemain di sana

"Kita harus mencari pemain baru untuk menggantikan Jungkook." Kihyun berujar membuatku menoleh dengan bingung.

"Memangnya kemana dia?"

Kihyun mendesah, "Kau memang tidak memperhatikan sama sekali ya? Jungkook tidak datang dan Yugyeom bilang kalau ia mengundurkan diri dari team."

"A-apa?"

"Mungkin ini ada hubungannya dengan perkelahian kalian tempo hari. Aku sudah menghubunginya dan ia tetap akan mundur."

"Bagaimana bisa ia mundur semudah itu? Maksudku- hah kita temui dia nanti, ia tidak bisa seenaknya mundur dari team. Ia pikir dia siapa?"

[Jian' side]
"Hei, Jung. Kau serius mundur begitu saja dari team?" Sudah sekian kalinya pertanyaan itu terlontar kepada Jungkook,

Tapi jawaban yang Jungkook keluarkan sedari tadi hanyalah, "Iya."

"Kook, kau tidak bisa mundur begitu saja dari team." Taehyung berceloteh

"Pertandingan sebentar lagi dimulai dan kau malah keluar." Sambung Jimin

"Ini bukan karena aku'kan?" Saat Jungkook memberitahu kami mengenai keputusannya keluar dari team, sedikit-banyak aku merasakan perasaan bersalah, seolah ini karena masalah diriku dan Yoongi.

"Jangan terlalu percaya diri, Ji. Aku keluar dari team karena keputusanku sendiri, aku tidak mau menjadi bawahan dari seorang lelaki brengsek." Tidak perlu bertanya siapa lelaki yang ia hujat brengsek itu. Aku melirik Jimin dan Taehyung, berkomunikasi lewat tatapan,

'Bagaimana ini?'

"Tapi ini berarti kau tidak bertanggung jawab. Kau tidak bisa meninggalkan team di saat genting begini. Setidaknya setelah pertandingan usai." Taehyung masih berusaha meyakinkan Jungkook untuk kembali ke team.

Karena biar bagaimanapun keputusan Jungkook itu salah, ia tidak bisa seenaknya keluar begitu. Jungkook tipekal lelaki yang lebih sering mengambil keputusan saat emosi daripada kepala dingin.

"Iya, Jung. Tidak boleh be-"

"Ah sudahlah," Jungkook memotong, memicing dengan sebal ke arah kami bertiga "Kalian bisa tidak sih mendukung saja keputusanku tanpa harus mendebatkannya?" Jungkook bangkit.

"Astaga, pria itu " Taehyung mendengus, kami bertiga ikut bangkit dan berlari mengejar Jungkook.

"Jungkook!" Seruan Taehyung ia abaikan dan tetap berjalan, kami bahkan sedikit kesulitan mensejajarkan langkah dengannya,

"Hei, tunggu sebentar."

"Kau seperti wanita pms tahu." Gerutuku dan Jungkook berhenti, memandang ke arah kami bertiga dengan kesal.

"Jangan berlalu begitu saja. Kami jadi seperti kekasih yang sedang berusaha membujuk pasangannya." Celoteh Taehyung lagi

"Hei, dengar. Kami cuman-"

"Jungkook!" Ucapan Jimin terputus dan kami sontak menolehkan kepala ke sumber suara, Yoongi beserta antek-anteknya (maksudku temannya) Kihyun dan Hoseok berjalan menghampiri kami.

Aku berusaha untuk tidak menatap Yoongi, tapi tidak bisa. Mataku seolah terpaku ke wajahnya, aku memang sudah dengar kalau Jungkook dan Yoongi terlibat perkelahian tapi tidak menyangka wajah Yoongi akan jadi separah begitu.

Jungkook dalam mode buas benar-benar berbahaya. Wajah Yoongi yang- duh, tidak usah pedulikan Yoongi lah.

"Ada yang ingin kami bicarakan padamu." Kihyun membuka suara dan dari intonasi nya aku tahu ia sedang serius,

"Bicarakan saja di sini." Kihyun menghela nafas sebelum berujar,

"Kau tidak bisa keluar dari team begitu saja. Pertandingan tinggal beberapa hari lagi."

"Kalian juga tidak bisa menahanku. Aku tidak mau ikut bertanding, kalian bisa mencari pemain lain untuk mengantikanku." jawab Jungkook

"Sebenarnya apa alasanmu keluar, Kook? Kau tidak be-"

"Apapun alasan yang kau sampaikan, kau tidak bisa bersikap begini," Yoongi bersuara setelah sekian lama terdiam, menatap lurus ke arah Jungkook begitupun sebaliknya, "Kau pikir karena kau kenal akrab dengan para senior kau dapat bertindak sesuka hatimu, huh? Kau tidak profesional."

Okay, suasana menjadi mencekam sekarang. Jungkook terkekeh sebelum menjawab dengan kalimat yang dapat memicu perang ke tiga di koridor detik itu juga,

"Setidaknya aku bukanlah lelaki brengsek yang memainkan hati seorang wanita."

"Jung-" desis Jimin

"Kau tahu apa sih, bocah?!" Kihyun sudah berjaga-jaga, mengikuti Yoongi maju selangkah. Wajahnya sudah tidak terlihat bersahabat dan kami semua sudah cemas, tapi tidak dengan Jungkook.

Menyunggingkan senyum tipis lelaki itu berujar kata-kata yang semakin memicu emosi Yoongi, "Aku memang tidak tahu apa-apa. Makanya, aku tertipu olehmu. Kupikir kau lelaki baik, tapi nyatanya kau hanya lelaki brengsek yang memainkan perasaan wanita."

Aku setengah menjerit saat pukulan mendarat ke pipi Jungkook. Kihyun dan Hoseok memegangi Yoongi yang sepertinya sudah siap melayangkan tinju lagi,  mencengkram kerah Jungkook, lelaki itu berujar dengan rahang mengeras,

"Berhentilah ikut campur, kau tidak tahu apa-apa!"

Anehnya Jungkook justru tersenyum sinis, dan tak lama tatapan berubah menjadi tajam, "Kau melukai Jian, kau pikir aku akan diam saja, huh? Dia temanku!"

"Jungkook-ah, sudahlah." Aku, Taehyung dan Jimin berusaha menenangkan Jungkook, tetapi lelaki itu masih berceloteh, "Kau membuatnya terluka, hyung!"

Jungkook menghempaskan tangan Jimin dan Taehyung dengan mudah lalu melayangkan tinju balik pada Yoongi hingga pemuda itu tersungkur.

"Jung!!!"

===Tbc===

Gotta Be You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang