HeartBeat

3.5K 382 8
                                    


"Seharusnya kau jangan berkelahi lagi," Omelku sembari menempelkan cotton buds pada lukanya, "Lihat lukamu ini, apa tidak sakit? Sudah tingkat akhir tapi masih berkelahi, Hyunsuk itu biarkan saja, jangan dihiraukan."

"Aw! Pelan-pelan. Tapi Hyunsuk memancingku." Aku menekan dengan keras lukanya membuat Yoongi mengaduh sakit kembali.

"Kau harusnya bisa menjaga emosimu, Yoon. Kalau nanti guru tahu bagaimana? Kau pasti-"

"Hyunsuk melukaimu," Potongnya membuatku menoleh menatap ke arah pemuda di hadapanku ini, "Bagaimana aku bisa diam huh?"

Deg!

"I-iya, tapi kau- " Sial, kenapa gagap begini?

"Hyung! Jian!" Suara Jimin terdengar dan aku tidak pernah merasa sesenang ini mendengar suara cemprengnya, ia berlari bersama dengan Taehyung ke arah kami.

"Hyung, kau dipanggil komite kedisplinan."
.
.
.
.

Aku menunggu dengan cemas, memainkan jemari yang berada di pangkuan. Takut dan khawatir menjadi kata yang dapat mewakilkan perasaanku sekarang.

"Tenang, Ji." Jimin berujar, pemuda itu sepertinya menangkap signal ketakutan di wajahku,

"Yoongi-hyung hanya dipanggil komite kedisplinan bukan dipanggil malaikat maut." Aku baru akan melayangkan tinju pada Jungkook, tapi Taehyung lebih dulu melakukannya.

"Ini salahku. Karenaku Yoongi jadi berkelahi begini. Bagaimana kalau ia di skors? Ia kan sudah mau lulus. Duh, bagaimana ini?"

Walau memang ini salah Hyunsuk awalnya. Tapi tetap saja alasan Yoongi berkelahi itu adalah aku.

"Tenanglah. Ini bukan salahmu. Yoongi hanya ingin membelamu, kau kan korban di sini." Hoseok menimpali. Dirinya dan Kihyun juga ikut menunggu di depan ruang komite. Harap-harap cemas terpancar di wajah mereka, karena walaupun menyebalkan, Yoongi'kan masih teman mereka juga.

"Hoseok benar. Tenanglah. Lebih baik kau pulang saja, Ji. Kepalamu pasti masih pusing'kan." Aku mengeleng pada Kihyun, kadang kalau otaknya sedang waras ia bisa baik dan perhatian begini kok. Tapi sayangnya, lebih sering tidak warasnya.

"Jian, Yoongi-hyung pasti-" Ucapan Jungkook terputus sebab pintu ruangan di hadapan kami terbuka dan menampilkan wajah Yoongi serta Hyunsuk.

"Sekarang kalian pulang! Bubar semuanya! Dan kalian berdua..." Guru Han menunjuk pada Hyunsuk dan Yoongi, "Awas kalau berkelahi lagi."

Guru Han mengerutu kecil sebelum masuk kembali ke dalam ruangannya, pusing sepertinya meladeni urusan murid yang berkelahi.

Hyunsuk mendengus lalu memicing pada kami sebelum ia berjalan pergi. Benar-benar menyebalkan! Sudah melemparku dengan bola basket tapi tidak mengucapkan kata maaf sama sekali. Oh, astaga, mulutku gatal sekali ingin mengucapkan sumpah serampah.

"Yoong, bagaimana? Kau tidak di skors kan?" Kihyun bertanya dan kami menghela nafas lega saat ia mengeleng.

"Aku dapat hukuman membersihkan lapangan selama dua minggu penuh." jawabnya

"Syukurlah. Setidaknya kau tidak dapat skors." Hoseok berujar, dan itu memang yang kami takutkan dari tadi. Yoongi mendapat skors di saat ia sudah mau lulus bukanlah perihal yang bagus.

"Hyunsuk itu memang- wahh dia," Kihyun berkacak pinggang, "Aku baru menemukan junior se-angkuh dia." Lanjutnya sebal

"Hyung benar. Ia menyebalkan sekali. Harusnya aku ikut menghajarnya tadi." sahut Jungkook membuatku hanya merotasi bola mata malas.

"Sudahlah. Biarkan saja dia begitu," ucap Hoseok menengahi, "Lebih baik kita pulang sekarang. Ini sudah semakin sore loh."

"Ji, kuantar mau?" Jungkook menawarkan diri dan aku hendak menjawab saat suara menyebalkan seniorku ini terdengar.

"Eii, Jung. Jelas-jelas di sini ada..." Kihyun menunjuk Yoongi dengan lirikan mata, "Nanti kau habis di hajar seperti Hyunsuk." Lanjutnya dan aku memicing kesal, namun hanya ditanggapi senyum jenaka milik Kihyun.

"Setelah kupikir-pikir baru kali ini aku melihat Yoongi semarah itu," Hoseok berkomentar dan aku menyetujui dalam hati. Yoongi sebenarnya selalu seram sih, tapi kali ini ia lebih menyeramkan karena semua umpatan keluar dari mulutnya.

"Siapa yang tidak marah kalau gadisnya di ganggu?" Kihyun sialan memang! Kalau saja tidak ada sopan santun terhadap senior sudah kupastikan sepatu ini melayang ke kepalanya.

"Sunbae, apa-apaan sih." Aku menatapnya sebal.

"Ada yang memerah rupanya." Tanganku reflek bergerak menutup pipi, masa iya memerah?!

Semua mata menatap ke arahku, tak kecuali Yoongi, pemuda itu malah tengah senyum-senyum tidak jelas membuatku tambah kesal.

Gelak tawa terdengar dan aku memicing kesal pada Taehyung, "A-aku tidak memerah, ih!"

"Masa? Coba kulihat."

"Jelas-jelas merah begitu."

"Pipimu sudah seperti kepiting rebus tahu."

"Jujur saja kau pasti senang'kan dibela Yoongi?"

Aku menghela nafas kesal, kenapa mereka semua menyebalkan? Ini pembully-an namanya!

"Terserahlah! Kalian semua menyebalkan!"

Tawa terdengar semakin keras saat aku berjalan berlalu meninggalkan mereka, pemuda-pemuda itu menyebalkan.

-TBC-

Gotta Be You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang