Usai menceritakan kejadian yang sebenarnya, pandanganku menjadi buram dan air mata terjatuh lagi. Jimin merengkuhku ke dalam dekapannya, mengusap punggung untuk menenangkan."Kenapa kau baru menceritakannya pada kami sekarang huh?" Dari suaranya aku tahu kalau Jungkook tengah emosi dan aku tidak bisa melakukan apapun selain diam, lidahku seolah kelu untu sejenak.
Jungkook tiba-tiba bangkit dari duduknya dengan gusar, mengumpat beberapa kata kasar.
"Bukannya aku ingin membela Yoongi-hyung. Tapi bisa saja Jian salah paham. Mungkin Yoongi-hyung hanya berniat membantu Hana-sunbae." ucap Taehyung
"Tapi kejadian yang di trotoar itu bagaimana? Jelas-jelas ia akan berkencan dengan Jian, tapi justru pergi bersama Hana-sunbae. Apalagi ia berbohong." Jungkook menyahut dan Taehyung terdiam, sepertinya mengiyakan dalam hati kalau kata-kata Jungkook ada benarnya.
"Kenapa kau tidak mengatakan pada kami, Jian?" Jungkook bertanya, "Aku akan menghampirinya langsung kalau begitu." lanjut Jungkook mengebu.
"Jian saat itu pasti shock, Jung. Dan lagipula lihat sekarang dirimu, kau begitu emosi." sahut Taehyung
"Bagaimana tidak emosi?! Jian diperlakukan begitu, Yoongi-hyung selingkuh."
"Yoongi-hyung pasti punya alasan, Kook. Ia tidak-"
"Alasan apa lagi sih, Tae?! Jelas-jelas Jian melihatnya bersama Hana-sunbae di trotoar, lalu di lapangan tadi mereka-"
"Jungkook!" Jimin berseru memotong ucapan Jungkook, "Kalau kalian hanya mau bertengkar lebih baik pergi."
Bagai anak ayam yang takut pada induknya, mereka berdua diam begitu mendengar seruan Jimin.
"Jian, kita pulang saja ya." Berbeda dengan bentakannya tadi pada Jungkook, Jimin berkata dengan suara lembut padaku. Aku mengangguk menyetujui dan kami turun dari rooftop, beruntung sekolah sudah sepi jadi tidak ada yang melihat kalau mataku bengkak akibat menangis.
Sore itu Jimin mengantarkanku pulang, sebenarnya Taehyung dan Jungkook ingin ikut tapi Jimin melarang dan mengatakan kalau nanti mereka akan terus bertengkar.
Seolah mengerti suasana hatiku yang tidak baik, sepanjang perjalanan Jimin hanya diam dan mengajakku berbicara seperlunya.
"Jim, terima kasih ya." Aku melepas helm dan memberikan pada Jimin, pemuda itu tersenyum sembari meraih helm.
"Bukan masalah. Jangan pikirkan apapun, kau istirahat saja ya. Besok tidak usah masuk saja dulu. Aku akan mengatakan pada guru Shin kalau kau sakit."
"Ibu akan mencekikku kalau tahu aku bolos."
"Tidak apa bolos sekali-kali,Ji. Seperti kata Jungkook, peraturan dibuat untuk dilanggar." Aku terkekeh, Jungkook pemuda gila, ucapannya tidak ada yang patut ditiru.
"Katakan pada Jungkook dan Taehyung terima kasih." Jimin mengangguk sambil tersenyum lagi. Andai aku bisa memilih dengan siapa aku suka, mungkin aku lebih baik memilih Jimin. Terlepas dari segala sikap menyebalkannya, Jimin baik dan pengertian.
"Hubungi aku kalau ada apa-apa ya." Aku mengangguk dan tanpa basa-basi lagi pemuda itu menyalakan motornya dan berlalu pergi.
Aku berjalan menuju kamar dengan hati-hati, tidak ingin kalau ibu sampai melihat mataku yang bengkak, bisa repot urusannya.
Seusai berganti pakaian, aku membaringkan tubuh di kasur, rasanya pegal sekali tadi, harus menangis terus menerus, mataku sampai bengkak.
Sebenarnya ini salahku sendiri, kenapa aku harus menangis? Seharusnya aku sadar kalau aku dan Yoongi sudah tidak ada hubungan apa-apa. Kalaupun ia berciuman dengan Hana itukan hak dia, dan seharusnya aku sudah tahu kalau hal seperti ini cepat atau lambat pasti terjadi. Toh mereka memang terlihat serasi bersama.
Hana itu cantik, anggun dan pintar, sangat sesuai dengan Yoongi yang kaku.
Aku masih ingat bagaimana kaku dan menyebalkannya dia pada kencan kami yang pertama, Yoongi mengajakku ke arcade dan menontonnya bermain basket, aku ingat saat itu aku mengerutu dan mengancam akan pulang kalau ia tidak mengajakku ke tempat yang romantis.
Tapi namanya juga Yoongi, sampai kapanpun ia mana mau melakukan hal romantis, katanya mengelikan.
Aku mengusap kasar mataku yang berair lagi, kenapa aku menangis?
Aku tidak peduli, sudahlah! Terserah mau nya apa, toh kami sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi!
Tapi seberapapun aku bersikeras mengatakan tidak usah memikirkannya, nyatanya hati dan mulutku tidak selaras.
Drrttt...
[BEAUTY & THE PRINCES]
TaeTae: Ji, sudah sampai rumah?Jian: Sudah, Tae
JK: Maafkan aku, aku terlalu emosi. Kau tak apakan?
Jian: Tak masalah, Jung
Jimin: Besok bolos saja, Ji ;) Aku dengan senang hati menemanimu
JK: Wahh! Wah! Tidak patut ditiru
Jimin: Seseorang mengatakan kalau peraturan dibuat untuk dilanggar
JK: Siapa orang itu?
TaeTae: Itu kau bodoh -_-
JK: Siapa yang bodoh? Kau Tae? Memang
TaeTae: Kok aku kesal ya
Jimin: ^2
JK: ㅋㅋㅋ
Jian: Gila! ㅋㅋㅋ
TaeTae: Yey, Jian tertawa
Jimin: You'll be okay, Ji :)
Everybody says "you'll be okay" but they don't understand the pain
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta Be You [✔]
Short Story➵ft. Suga from BTS A/n: Cerita ini sudah pernah dipublish di line@ sebelumnya, di akun btsworldina ©Dera Start: 27 July 2019 End: 1 May 2020 Impressive Ranking: #1 btssuga 16/10/2020 #1 btsworld 22/10/2020 #5 dera 10/01/2022 #11 jeonjungkook 07/12/2...