7. "Gue Sayang Lo"

5.6K 359 18
                                    

Readers Inget Vote Ya !
Hargailah Karya Author, berikan Vote dan Comment Kalian, karena Itu sangat berharga dan itu semua gratis tanpa harus dikenakan biaya.
Jadi Jangan baca cuma-cuma, dan Bertingkah seolah gak ngerhargain author sama sekali. Karena sejujurnya gue gak suka Silent Readers🖤Inget kalo udah masuk kesini. Jadilh Readers yang berkelas. Selalu Vote dan beri Komentar. Author akan seneng banget jika kalian bakalan ngelakuin Dua hal itu.
.
Happy Reading ❤

"Udah. Jangan banyakan janji, kalo ujungnya bakalan Pergi. Lo udah buat gue terbang dan gue harap lo gak buat Gue Jatuh. Karena sesungguhnya Cinta itu tentang hati dan perkataan yang ditepati, bukan meninggalkan dan pergi. Percaya Dan Saling Melengkapi."

(Sherin Aqilla Diana)




Sherin menangis sampai terduduk di Pojok Kasurnya. Mengingat semua kejadian itu. Perkataan Nanda Kemarin sungguh membuat Sherin mengingat-ingat Moment itu lagi. Ia semakin terisak rikala setiap kata-kata itu terngiang-ngiang dipikirannya.

"Aku akan melunasi semua hutangmu, jika kau menyerahkan putrimu sebagai jaminannya. Dan aku juga akan memberikanmu sejumlah uang."

"Mau apa kau dengannya? Dia adalah Putriku."

"Aku tau kau tak pernah menyukainya, karena ia hanyalah Putri Angkatmu saat kau menjadi suami dari ayahnya. Kau juga tak pernah mempedulikannya lagi saat suamimu itu Mati ditanganku."

"Aku tak pernah menyukainya karena ia adalah Anak dari seorang ibu yang telah merusak kehidupanku. Lalu kau mau apa sekarang?"

"Aku sudah bilang tadi. Hutangmu dan Suamimu itu tak akan pernah bisa kau lunasi, sekalipun dengan kau menjual rumah ini beserta seluruh Halamannya, kecuali jika kau memberikan Sherin padaku."

"Apa kau yakin jika kau menginginkannya?"

"Yah.. Dengan begitu aku tak akan pernah kembali lagi dalam hidupmu."

Semua pembicaraan waktu itu yang saat itu Sherin sempat menguping sebelum Nanda membawanya kerumah ini.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa yang sebenarnya yang dialami olehnya?

DRRRRTTT...DRRTTT....

Suara dering Hpnya mengejutkan Sherin yang tengah menangis.
Dilihatnya nama orang yang menelponnya membuatnya langsung menyeka semua air mata yang keluar dari matanya.

"Tidak, Ini Alvin. Gue gak boleh Terdengar nangis."

Diterimanya panggilan itu setelah ia rasa siap. Kemudian terdengar suara Alvin yang menyapanya.

"Pagi-pagi Ketusuk Duri, Selamat Pagi Bidadari."
Pantun itu membuat Sherin yang tadi murung seketika Tersenyum. Ia langsung menyapa Alvin balik.

"Selamat Pagi Juga Alvin."

Mendengar suara Sherin membuat Alvin seketika Mengernyitkan Alisnya. Suara Sherin seperti baru saja menangis. Alvin sempat berpikir jika Sherin sedang Flu. Pasalnya terdengar isakan Kecil juga. Alvin mulai tak enak.

"Abis nangisin apa?"

DEG!

Pertanyaan itu sontak membuat Sherin kaku. Lidahnya kelu, tak dapat berkata apa-apa. Sherin hampir menangis.

"Apaan sih Vin, Gue gak lagi nangis." Katanya bohong.

"Lo bisa Bohongin Dunia, tapi Lo gak bisa bohongin Gue."

Sherin terdiam dan tak mengatakan Hal Apapun.

"Lo butuh gue kan?"

Ia masih bungkam.

ALVINO ( ATLANTA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang