Panik

9.9K 1.3K 39
                                    


S EJAK dua hari yang lalu Fredella sibuk menyiapkan menu baru dan hari ini terakhir menu baru mereka kembali diedarkan untuk dinikmati pembeli, Chef Bian berhasil membuat Fredella terkagum-kagum untuk kesekian kali, selama mereka saling bekerja sama dalam membangun restoran ini. Ciri khas dalam menyajikan makanan dan rasa yang selalu diingat di
pikiran serta lidah pembeli.

Fredella tersenyum puas, es krim dan chicken panggang buatan mereka memiliki kenaikan dalam tiga hari penjualan dihitung hingga hari ini. Ide cemerlang dari Chef Bian yang mengajarkan bagaimana cara agar penjualan resto mereka dengan beberapa menu yang baru membuat Fredella semakin kagum, pria berusia 29 tahun ini menawarkan menu dan restoran milik Fredella ke semua sosial media, radio dan selembaran kertas yang dibagikan ke masyarakat di kota ini.

"Cobain deh, Bu." Chef Bian menyuapkan satu sendok makanan, biasa membuat makanan ketika ada waktu.

"Enak." Fredella memuji, tidak bohong rasa pasta sangat enak.

"Ini pasta ala-ala khas Italia pakai resep sendiri, biar beda kalau aslinya bukan gini rasanya."

"Tetap enak. Chef Bian memang memiliki tangan ajaib, apa pun yang dibuat pasti enak." Fredella masih menikmati pasta buatan Chef Bian.

Bian tersenyum senang, mendekati lalu duduk di depan Fredella. "Mama kapan ke Indonesia?"

"Akhir tahun, sekalian lihat Fra."

Bian mengusap punggung Fredella, melihat raut wajah berubah menjadi sedih. "Sabar, Fra pasti sembuh."

Fredella tersenyum tipis, ia hanya menunggu keajaiban agar Fra bisa sadar dari koma.
Bian pamit, melanjutkan pekerjaannya. Fredella mengucapkan terima kasih pada Bian begitu peduli terhadap dirinya.

"Bu, cocok lho sama Chef Bian," ucap Karina salah satu karyawan Fredella.

"Jangan ghibah, Kar. Saya nggak mau ya, dijambak calon istrinya Chef Bian," sahut Fredella. Menyendokkan pasta buatan Bian pada Karina. Fredella sama sekali tidak membatas hubungan antara bos dan karyawan bagi Fredella kita semua memiliki kedudukan yang sama.

"Memang punya calon istri? Nggak pernah lihat lihat dia jalan sama cewek, Bu."

"Punya. Cantik calon istrinya," jawab Fredella

"Terakhir sama mbak model itu, sekarang ganti atau masih sama, Bu?" Karina penasaran dengan kisah cinta Bian yang sangat tertutup ini.

"Beda. Lagian kenapa kamu kepo tentang Chef Bian sih, Kar, suka ya?"

Karina menggeleng cepat, ia sama sekali tidak memiliki rasa dengan Bian. "Penasaran saja, Bu, misterius hidup Chef Bian."

"Suka juga tidak apa-apa, Kar."

"Ih, nggak ah, Bu. Saya pamit ke depan dulu." Karina sudah menghilang dari hadapan Fredella.
Mereka penghibur Fredella di kala sepi melanda, orang tua tidak tinggal bersama membuat Fredella tidak mudah untuk berkomunikasi karena kesibukan masing-masing.

Hari ini pulang terlambat, biasanya pukul lima sekarang pukul tujuh malam. Terlalu sibuk sejak restoran buka sampai pukul enam malam.

Kak Fredella, jangan lupa besok. Aku sudah di rumah ayah.

Ada pesan dari Arkana. Kalau Arkana tidak mengingatkan Fredella hampir saja lupa, dengan janjinya.

Falling In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang