Maafkan Bunda." Fara terisak, Fara mengira Arkana tidak akan menemui lagi. Mendengar kata maaf dari Arkana, Fara mulai mengajak pulang tetapi ditolak. Arkana ingin pulang dengan ayahnya.
"Bunda hati-hati."
"Iya, terima kasih sudah memberi Bunda kesempatan kedua." Fara harus segera pamit untuk kembali ke pengadilan ada pekerjaan yang harus ia urus. Fara meninggalkan Arkana tanpa berpamitan dengan Fredella dan Axel.
Sedangkan Fredella dan Axel, tersenyum lega Arkana mulai melunak. Axel mempererat pelukan dari samping— merasa pria paling beruntung mendapatkan Fredella. "Saya sangat beruntung. Kamu calon ibu yang baik." Mencium puncak kepala Fredella.
"Aku biasa saja, Mas."
"Tetapi tetap saja. Terima kasih." Kalau bukan Fredella— Axel yakin Arkana dan egonya tidak bisa mereda mengingat keduanya memiliki sifat yang sama. Ditambah ada pertengkaran diantara Fredella dan mantan istrinya.Axel tak bisa membayangkan jika semua ini tanpa Fredella, ia tak akan bisa menemukan Arkana.
"Ya, anything for you," balas Fredella.
***
AXEL telat menjadi remaja atau memang terlalu malas menjadi remaja, baru memiliki Fredella tingkahnya seperti anak kecil membuat Fredella berkali-kali menggeleng tak percaya. Belum resmi menjadi istri sudah menjadi rebutan keduanya, bagaimana nanti kalau sudah resmi, sepertinya pertengkaran Arkana dan Axel memenuhi apartemen mereka. Fredella tertawa geli melihat mimik wajah Axel yang terus memberengut ketika Arkana berkali-kali meminta izin untuk menginap di tempat Fredella.
"Mas, izinkan saja. Kasihan, sehari doang."
"Tidak Fredella, beruntung sekali Arkana sedangkan ayahnya tidak," jawab Axel.
Fredella tercengang. Beberapa hari yang lalu setelah mengatakan bahwa Fredella tidak suka melakukan kontak fisik berlebihan dengan Axel, ia jadi menahan diri dari kebiasaan memeluk seenaknya menjadi izin dahulu. Arkana membaik, kemarin juga mengatakan bahwa Axel ingin segera bertemu keluarga Fredella di Jerman.
"Kamu ini, sama anak sendiri lho, Mas. Katanya mau merendahkan ego?"
"Tetapi tidak untuk ini Fredella," jawab Axel. Axel mendekati Fredella wajahnya kini berada tepat di samping telinga Fredella. "Tetapi kalau saya diizinkan menginap juga, baru boleh," bisik Axel.
"Itu sih modusmu, dasar!" Fredella mendengus.
Tiba-tiba Arkana menarik kerah kemeja Axel, membisiki kata-kata. Menyuruh segera menjauh jangan modus di depan Arkana karena akan memfoto lalu memviralkan ke grup keluarga biar Axel digerebek lalu tidak boleh bertemu Fredella lagi.
"Kamu sekarang pintar mengancam, Arkana," ucap Axel. Sifat menyebalkan Arkana kembali, lebih baik tadi marah-marah daripada sekarang, semakin mempersulit kedekatan dengan Fredella. Namun kemarahan Arkana mampu membuat Axel frustrasi, serba salah.
"Jangan dekat-dekat, ingat Ayah belum menikah sama Kak Fredella. Eh ... tunggu, Ayah kok waktu sama janda dekat kantor Ayah nggak sedekat ini?"
Axel melempar bantal hingga mengenai wajah Arkana, anak itu tertawa keras memenuhi ruangan tamu. Jujur inilah yang dirindukan ketika dekat dengan ayahnya tidak pernah marah ketika Arkana menggoda, belum lagi mereka jarang bertemu hanya seminggu dua hari pasti membuat kedekatan mereka berkurang dan bercanda adalah momen kesukaan Arkana.
"Ya ampun." Fredella menutup mulutnya agar tidak ikut tertawa.
"Jangan dengar ucapan Arkana, fitnah itu," ucap Axel pada Fredella.
"Memang kenapa Ar, tidak suka dengan perempuan janda?"
"Bukan gitu, Kak. Suka kok, merasa cocok aja gitu sebelum kenal Kak Fredella. Kan ayah duda, nah, Mbak itu janda. Klop, 'kan?" kata Arkana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With You
RomanceAxel adalah seorang duda, tetangga sebelah apartemen Fredella. Don't copy paste. Hak miliki dilindungi oleh yang maha melihat.