Charging [024%]

60 20 14
                                    

Cintai dirimu sebelum mencintai orang lain.

| SAVE [US] |

"Eheh lo kenapa?!" Julian memekik tatkala mendapati Harris terkapar di lantai apartemen, dengan ponsel setia menemani di sisi nya.

"Udah gue bilang kalo gue sekarat kambing!" Harris terkekeh tatkala Julian meletakan kepala nya di atas pangkuan. Julian meneliti tubuh Harris dan mendapati noda darah pada bagian perut nya.

"Luka lo ke buka lagi?!"

"Mungkin, gue juga gak tau." Harris mengangkat bahu nya tak acuh dan membenarkan posisi tidur nya di atas pangkuan itu. "Andai gue mati, gue pengen lo ngelakuin tiga hal ini."

"Ngomong apa lo goblok!!"

"Pertama, tolong bayarin hutang gue, tempo hari gue makan nasi kuning di warung Mpok Markhonah .. tapi gue lupa bayar bilang ke dia, gue nambah telor sama kerupuk."

"Harris."

"Dua, lo boleh milikin Jane asalkan kuburan gue udah kering." ucap nya dengan air wajah nan serius hingga di rasa mustahil bahwa ia tengah bercanda saat ini. 

"Harris."

"Terakhir, gue pengen lo dateng ke makam gue, sehari empat kali, bawain gue bunga sama siram makam gue pake delapan ember air."

"Kapan kering nya goblok?!!"

Harris terkekeh dan menahan nyeri tatkala Julian menitikan air mata nya. "Gue bercanda kambing, bantu gue berdiri, gue bakal ngobatin luka gue sendiri."

"Sendiri?!"

Harris menganggukan kepala dengan mata nan masih terpejam. "Gue pernah gabung PMR walau dua hari."

"Ini luka serius Harris!!" Julian memekik. "Ini bukan luka kecil yang suka lo pencet—pencet terus ke luar darah nya!!! Ini luka sobek goblog!!"

"Lebih pedih omongan lo anjay." Harris menekan luka pada perut nya dan berjalan menuju toilet.

"Mending ke rumah sakit aja!!" Julian memberikan saran kala Harris bersungguh—sungguh akan apa yang di katakan nya. Ia tak bergeming dan mengambil kotak P3K di sana.

"Gue bisa." Harris mengeluarkan sebotol alkohol murni dari dalam kotak, ia menenggak nya sebagian dan menumpahkan sisa nya ke atas sebuah handuk kering.

Di tekankan nya handuk itu ke atas luka dan membersihkan nya. "Lo yakin bisa?" tanya Julian dengan ragu tatkala Harris membersihkan luka nya.

"Bisa, ambilin gue es batu, jaitan luka nya masih bagus jadi gak perlu gue jait ulang." Harris berujar dengan netra tak luput pada cermin di hadapan sementara Julian berlari ke dapur.

"Argh, anjay gue ngilu!!" Julian memberikan segenggam es batu yang sudah di balut oleh kain bersih.

Harris menghiraukan ocehan itu dan menekan sejumlah es batu pada luka nya kuat. "Kalo ngilu, jangan liat!!" ia berujar sembari menekan benda itu pada luka.

Julian memejamkan mata dan berjalan menuju sofa, aroma besi berkarat mewarnai apartemen Harris dan hal itu membuat Julian sedikit merasa mual. "Harris, adek kelas di sekolah laporan ke gue kalau lo sering di hajar anak kelas sebelah."

SAVE US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang