Charging [033%]

61 20 18
                                    

Lambaikan tangan untuk masa lalu dan rentangkan hati untuk menyambut masa depan yang baru.

"Harris, lo mau ke mana?"

"Gue mau tidur di sofa!!" ia berujar sesaat setelah mematikan lampu kamar Jane sementara gadis itu sudah merebahkan diri di atas ranjang.

Jane mengerjapkan mata nya beberapa kali. "Kenapa gak tidur bareng gue aja?" tanya nya dengan polos membuat Harris menghela napas.

"Ya gak bisa gitu dong." Harris berujar tatkala ia berada di ambang pintu kamar itu. Mendengar hal tersebut Jane pun memiringkan kepala seolah meneliti wajah pemuda tampan di hadapan nya.

"Lo aneh."

"Lo yang aneh Jane, ya kali gue tidur bareng sama lo, satu ranjang pula!!" oceh Harris sembari menggelengkan kepala nya tidak mengerti.

"Emang apa salah nya?"

Harris menurunkan bahu dan membuang napas berat, ia terlalu lelah untuk berdebat saat ini. "Gue ada di depan kalau lo butuh sesuatu."

"Gue butuh kehangatan!!" rutuk Jane sembari memajukan bibir nya manja seolah menuntut Harris untuk mendesahkan napas pasrah beberapa kali.

Harris menekan saklar kembali menyalakan lampu. "Lo mau apa sih? Kok jadi ribet gini bawaan nya?!"

Jane membenarkan posisi duduk nya. "Gue mau lo jangan bersikap dingin sama gue." ungkap gadis itu. "Kalau lo ada masalah omongin, jangan diem aja."

Hening pun menggema, tidak ada satu orang pun dari mereka yang membuka suara hingga Harris memantapkan nada. "Hm gue lagi gak ada masalah."

"Terus kenapa lo keliatan gelisah?" selidik Jane sembari mendekap lutut nya erat.

"Gue gak gelisah, cuman lagi banyak pikiran."

"Lo gak bisa bikin alasan yang lebih logis ya?!" tanya gadis itu memecah ketegangan di antara mereka.

"Maksud lo apaan dah?!" Harris pergi beranjak dari kamar penuh teka—teki tersebut seolah tidak ingin memperpanjang masalah sesaat setelah mengambil bantal berikut selimut dari dalam lemari Jane.

Ia merebahkan diri di atas sofa. Nampak tidak begitu nyaman, tapi Harris akan mencoba untuk tidur senyenyak mungkin apa bila ia tidak ingin terjebak di dalam pemikiran nan rumit.

Terhitung lima menit sudah Harris memejamkan ke dua mata tegas nya namun ia belum terbawa ke alam mimpi.

Siapa yang Harris bohongi?

Ia merupakan seorang penderita Insomnia. Bahkan di siang hari Harris seolah di wajibkan untuk mengonsumsi kafein dengan dosis banyak demi terjaga di jam sibuk.

"Harris."

"Hm?"

Jane menghela napas dan menyerahkan diri nya pada sofa itu walaupun sosok Harris masih terbaring di sana. "Gue tau kalo lo gak bisa tidur."

Harris tidak bergeming dengan harapan hal itu akan membuat Jane pergi.

"Kenapa lo nyiksa diri lo sendiri?" ia kembali berujar walaupun sang lawan bicara masih terdiam saat ini.

SAVE US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang