Charging [009%]

78 29 22
                                    

Terima kasih ku ucapkan pada semesta yang sudah mengirim dia padaku walaupun aku tahu kau tengah mempersiapkan rasa sakit setelah semua ini berakhir.

| Jane Auristela |

"Muka lo pucet."

"Jangan peduliin gue, fokus aja kerjain tuh soal." Jane berujar dengan netra tak luput pada buku tua di hadapan. Harris yang mendapati hal itu hanya menghela napas.

Ini adalah hari pertama Harris bersekolah, setelah apa yang ia lalui selama beberapa hari belakangan ini. "Heh, gue serius lo keliatan pucet kek muka emak-emak di akhir bulan!"

"Harris!!" desis Jane berusaha membungkam sang sahabat di sebelah nya, tak ragu untuk melayangkan sebuah cubitan nan menyakitkan pada paha pemuda tersebut.

"Sakit eh, nanti gue bales tau rasa lo!" bisik Harris dengan tak menghiraukan guru nan tengah berkutat dengan soal berikut materi di depan kelas tersebut.

"Bales aja kalo berani!!" tantang Jane dengan mantap hingga sebuah cubitan mendarat pada hidung nya gemas. Gadis yang tengah fokus itu seketika membatu.

"Ih kok di cubit?"

"Hmm emang nya lo mau gue cium?" Harris menaik turunkan ke dua alis nya seolah tengah menggoda gadis itu. Jane hanya mengerjapkan mata nya beberapa kali.

"Nakal." Jane menutupi wajah nya dengan telapak tangan tak ingin melihat sosok Harris lebih lama lagi. Harris tersenyum di tengah perjuangan Jane nan tengah menahan malu.

"Jangan senyum gitu dong, gue gak kuat!" keluh Harris ketika senyuman pada wajah Jane tidak kunjung luntur. Gadis cantik itu memiringkan kepala menatap Harris heran.

"Kenapa?"

"Gempa hati gue." Harris memegangi dada bagian kiri nya tak lupa ia memasang ekspresi sakit pada wajah. Jane yang tidak mampu menahan senyuman mulai tertawa kecil.

Harris mengangkat jari telunjuk nya dan meletakan nya tepat di depan mulut. "Eh ketawa nya biasa aja dong emang lo mau tanggung jawab, kalau senyuman lo berbekas di empedu gue ini hum?"

"Apaan sih?"

"Nah gini dong, senyum jadi muka lo gak pucet lagi." bisik nya sembari memperhatikan guru sejarah, di hadapan. Seolah tak dapat melunturkan senyum pada wajah gadis berparas cantik itu pun menutupi wajah dengan buku.

"Jam istirahat nanti, temenin gue ke kantin." Jane bergumam sembari menundukan kepala nya dalam. "Hmm gue gak mau ada penolakan, ini wajib titik."

"Kenapa gak pake koma aja?"

"Masalah?"

"Kan kalau pake koma gak bakal ada akhir." Harris bergeming dengan tangan asik membubuhkan kata di atas secarik kertas nan kusam. "Kek hubungan persahabatan kita ... gue gak mau semua itu berakhir."

"Gak jelas!"

Bel jam istirahat pun berbunyi dengan lantang, menarik gadis itu untuk bangkit dari duduk. "Eheh, lo mau kemana kata nya mau ke kantin?"

"Gak jadi ah!!" Jane mengibaskan surai panjang nya dan pergi meninggalkan kelas dengan tergesa menuju atap sekolah tak mempedulikan beberapa pasang mata nan kini menusuk.

SAVE US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang