Charging [017%]

59 18 8
                                    

Akan ku tutup mataku dan membiarkanmu menuntunku ke arah jalan pulang hingga aku menyadari sebuah kenyataan pahit bahwa semua itu hanyalah mimpi.

| Harris Arkana |

"Terhitung udah tiga hari dua jam tiga puluh empat menit gue gak ketemu sama dia!" Harris bergeming, menarik atensi para sahabat nan tengah bermain game.

"Hm, temuin dia aja kali." Bintang menyahut dengan netra tak luput pada layar ponsel. Harris menghela napas panjang tidak ingin melakukan apa yang Bintang sarankan.

"Gengsi, ah!" Harris kembali bergeming mengundang Bintang dan yang lain nya untuk menghela napas panjang. Bintang tak bergeming dan menandaskan ponsel nya.

"Hm, gengsi tapi kepikiran, goblok!" Bintang memukul bagian belakang kepala Harris kuat hingga pemuda itu meringis kecil sembari mengusap kepala nya.

"Ya kali, cowok nyamperin cewek duluan!" Harris menarik diri dari atas ranjang dan memperhatikan penghuni ruangan yang memiliki langit tinggi itu.

"Hehh ibarat kata kodrat nya cowok sebagai seorang pengejar sedangkan cewek sebagai penanti." Devano menyahut. Harris nan tengah merasa di pojokan memilih untuk pergi dari ruang tersebut.

"Eh lo mau ke mana?!"

"Sejak kita balik dari pantai ... si Harris jadi jauh lebih pendiem terus gampang tersinggung juga." Julian berpendapat dengan nada bicara khawatir.

"Gak ke sambet kan tuh anak?!" Bintang mengerjap dan tidak bergeming setelah nya. Entah di namakan apa situasi seperti ini karena hal yang tengah menimpa Harris begitu sulit untuk di terjemahkan.

"Sumpah gue gak paham sama tingkah si Harris." ujar Devano mengambil alih atensi. "Belakangan ini dia jadi pendiem terus sekali nya nge bacot malah ngawur."

Bintang menghela napas berat, dan menyandarkan tubuh nya di punggung sofa. "Gue gak paham juga, coba nanti gue bakal tanyain ke Elena barangkali dia tau."

"Mending sekarang aja." Julian memberikan saran. "Kalau hal ini di tunda gue takut Harris berbuat nekat!" khawatir nya tak dapat menyembunyikan raut wajah.

"Kalo gitu mending sekarang kita cabut!" Bintang mengambil alih atensi dan bangkit dari duduk nya. Julian dan Devano nan tengah terdiam saling melempar tatapan sebelum bangkit.

"Eheh lo udah nelepon dia belom?!" tanya Devano sementara Bintang mengatupkan bibir dan mengangguk sekilas.

"Gue bakal nelepon dia sambil kita jalan."

•••

Langkah nya memasuki kawasan studio foto dengan gontai tak menghiraukan beberapa tatapan nan kini menusuk permukaan kulit pucat nya.

"Heran gue kenapa sih kantor masih nahan dia?"

"Gak niat kerja, dasar photographer amatir."

"Coba gue yang jadi photographer."

Kurang lebih seperti itulah kalimat yang Harris dapati tatkala ia melalui beberapa petugas kebersihan. Tidak heran apabila beberapa orang terkesan merasa sirik atau benci mengingat pencapaian Harris sudah tidak bisa di tolelir.

SAVE US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang