Charging [045%]

64 12 5
                                    

Lebih baik tertawa bersama seorang bajingan dari pada tertawa dengan seorang penipu halus seperti dirimu.

"Harris, kenapa lo diem di sini?" Elena bertanya kala mendapati sosok Harris di depan pintu apartemen Jane. "Kalau lo mau ketemu sama Jane nanti agak sorean, dia belom balik!!"

"Lo tau di mana dia?!" Harris bangkit dari posisi duduk nya dengan netra menusuk sosok Elena. "Kenapa lo gak ngasih tau gue?!"

"Ini permintaan langsung dari Jane, dia gak mau lo tau keberadaan nya di mana!!" Elena berdecak dengan salah satu tangan terulur hendak membuka pintu namun Harris mencegah nya. "Minggir!!"

"Setelah kemarin lo larang gue buat nyari Jane, sekarang lo mau nyembunyiin keberadaan dia?!" Harris mengenggam bahu Elena walau sedikit kasar.

"Kok lo jadi nyolot gini sih?!" Elena menyergah.

"Lo sendiri kenapa gak mau berterus terang hah?!" suara Harris terdengar sedikit goyah, terdapat nada keputus asaan di sana.

"Lo gak akan mendapatkan yang lo mau kalau lo keras kepala kek gini, Jane minta gue buat tutup mulut, lo tau kan risiko nya kalau sampe kemauan nya gak di turutin?!"

"Gue mohon sama lo, kasih tau gue di mana dia!!"

"Minggir, Harris, gue mau masuk!" gadis itu kembali mencoba menerobos masuk namun Harris mencegah nya, lagi.

"Jangan harap lo bisa pergi kemana—mana." ia mengurung Elena di antara ke dua tangan tegas nya membuat napas gadis tersebut tercekat.

Begitu dekat.

Bahkan Elena dapat menghirup aroma musk dari hoodie yang Harris kenakan, begitu memabukan. "L—lo mau ngapain sih?!"

"Gue mau bikin lo menyesal karena gak mau ngasih tau kebenaran nya." bisik nya dengan sensual.

"Lo jangan macem—macem!!" Elena mulai panik.

"Kasih tau gue di mana Jane!" bisik Harris dengan suara serak nya membuat bulu kuduk gadis itu merinding, satu pukulan pada tembok di sebelah Elena sukses membuyarkan suasana panas. "JAWAB!!"

"Lo minta anter aja sama Julian." lirih Elena dengan tangan dan tubuh yang bergetar hebat. "Dia tau kok di mana Jane."

Harris mendengus dan pergi meninggalkan tempat tersebut hingga langkah nya terhenti tatkala mendengar sebuah isakan kecil.

Ia menghela napas dan melangkah kembali, mendekap gadis tersebut dalam diam. "Sori, gue udah bersikap terlalu keras sama lo, gue udah putus asa."

Elena mengangguk sekilas, ia pun melepaskan dekapan Harris dan pergi melenggang memasuki apartemen Jane.

•••

Jemari itu asik mengusap lembaran demi lembaran kertas di atas pangkuan, ia mengadahkan kepala nya, menatap langit redup dengan nanar.

Ini masih siang, namun seperti nya semesta tengah berduka karena kini awan seolah enggan untuk berbagi kelembutan. Hujan akan turun.

"Sebaiknya lo menjelaskan semua." ujar sebuah suara menarik Jane untuk terjaga.

"Harris?!" ia mengerjapkan mata nya beberapa kali, tak mampu mengutarakan kata walau mulut dapat terbuka sekalipun.

SAVE US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang