Fake Angel

68 10 4
                                    

Waktu terasa begitu cepat saat aku merasa bahagia tapi waktu terasa lambat saat dunia menyudutkan ku .

Hari ini dengan lemas aku memasukan barang ku seadanya aku tidak menemukan satu barang pun yang di perintahkan sekolah untuk dibawa hari ini , bahkan harapan ku untuk keluar dari lubang itu telah hilang bagaimana pun aku harus menghadapinya ,  kulangkah kan kakiku keluar kamar tercium bau masakan yang selalu ibu masak untuk ku dan adik ku

Adik ku terlihat sangat rapi hari ini dirinya menjadi panitia untuk penerima murid baru dirinya juga menjadi panutat di sekolah nya karena menjadi senior yang baik dan pintar sangat jauh jika di bandingkan dengan ku , kedua orang itu menatap ku dengan penuh semangat karena bagi mereka pagi harus di mulai dengan semangat dan senyuman manis agar bisa tetap bertahan dari keras nya kehidupan ini.

Adikku seakan mengerti raut wajah ku yang terlihat kusam lalau ia memulai percakapan nya dengan nada yang rendah "kak kenapa kakak gak bawa apa-apa. Apakah masa pelatihan sekolah sudah berakhir aku kira baru dimulai" tanyanya masih dengan tatapan yang sedikit datar.

"tidak dongbin-ya itu memang baru dimulai tapi sekolah ku tidak seketat sekolah mu mereka tidak menyuruhku membawa apapun"ucap ku dengan penuh kehati-hatian.

"Ouh benarkah kalau gitu nanti aku akan meneruskan di sana saja biar sekalian bisa menjagamu kak , iyah kan bu"mata nya yang berbinar membuat ku merasa takut kebohongan ku akan terbongkar.

"terserah kamu saja tapi akan sayang beasiswa mu yang di kota nak" entah apa yang harus aku ucapkan aku bersyukur karena ibu mengingat beasiswa dong bin di kota.

"iyah dong bin bukan kah kamu akan sukses di sana dan membawa aku dan ibu kesana untuk hidup yang lebih baik" kata-kata terdengar sangat bersemangat.

"ahhhhkkk baik lah demi kalian aku akan ke kota".

Indah nya matahari pagi ini aku sungguh menyukai nya aku bahkan rela pergi kesekolah lebih pagi hanya untuk menyaksikan matahari terbit sinar nya sangat berwarna dan menghangat kan tubuh ku dengan begitu aku mempunyai semangat untuk menaklukkan hari ini.

Tak terasa langkah ku membawa ku ke pintu yang paling aku takuti , entah kenapa seakan atmosfer itu menyudutkan ku begitu kecil dihadapan mereka seorang senior bertubuh tegap akhirnya menegurku karena aku tidak membawa persyaratan ku hari ini , dia menyuruhku untuk berdiri dihadapan banyak siswa sekolahan ini dan itu yang paling ku takutkan kenapa karena setelah nya mereka akan melihat ku benar-benar melihat ku dan menjadikan ku sebuah mainan.

"yakkk,kau cepat bersihkan kelas ini dan juga beberapa kelas yang ada di lorong itu hukuman mu karena tidak membawa barang yang kita suruh". Aku pun pergi tanpa mengucapkan apapun urat malu ku terlanjur telah menebal untuk menghadapi lah seperti ini.

Aku melangkah dengan emosi yang sangat menurun bagaimana pun aku merasa frustasi dengan lingkungan ku.

Aku harus berpura-pura tegar dihadapan mereka karena ku tau tidak ada seorang pun yang akan meminjamkan pundak nya untuk ku temui pernah kah kalian merasa sendiri ? Pernahkah kalian berada di rumah hanya sendirian apa yang kalian rasakan , bukan kah kalian ketakutan merasa resah dan ingin cepat menemukan seseorang setidak nya hanya untuk bersama kalian perasaan seperti itu mungkin kalian temui hanya untuk beberapa saat tapi bagi ku itu menjadi hidup yang sudah melekat setiap hari nya dalam diriku .

Tubuh ku seakan melemah dengan berjalan nya waktu , pagi pun telah menjadi siang terik matahari telah membuat tubuh ku mengeluarkan keringat yang membasahi pakaian ku , suara derap kaki terdengar begitu bergemuruh di telinga ku itu ada suara langkah kaki siswa yang bahagia menyambut kepulangan nya , begitu pun dengan ku tidak ada yang lebih bahagia dari ku saat mendengar bell berbunyi karena waktu itu aku akan meninggalkan neraka yang menjeratku .  Beberapa siswa laki-laki terlihat berlarian menghampiriku , bukan tepat nya menghampiri gerbang sekolah yah sekarang posisi ku berada dekat gerbang sekolah karena aku sudah membersihkan semua kelas di sekolah ini dan halaman gerbang sekolah menjadi yang terakhir untuk ku bersihkan . Langkah mereka seakan tak terkendali beberapa dari mereka menyenggol pergelangan tubuh ku dan yang lain nya menubruk tubuh ku meski aku masih bertahan laki-laki terakhir berhasil menjatuhkan ku , tampa rasa perduli apalagi meminta maaf mereka hanya tertawa melihat kesialan ku dan berlalu meninggalkan ku seperti angin lewat . Mata ku memanas aku sungguh tidak sanggup menghadapi semua ini ku putuskan untuk berdiri tapi kaki ku terasa sakit , aku masih tetap berusaha sampai tangan putih itu menggapai ku dan menarik tubuh ku tidak ku duga seorang pangeran menolongku wajah nya sangat indah dan senyum nya sangat lah manis bagaimana aku bisa mengalihkan pandangan ku dari nya bahkan  rasa sakit ku pun tidak terasa karena genggaman tangan nya , anggap lah aku berlebihan tapi aku baru pertama kali merasakan nya bagaimana seseorang perduli pada sesamanya kalau pun dia wanita aku pun akan sama sebahagia sekarang . Dia menapku dengan penuh iba mata nya menyipit ketika melihat luka ku "kenapa kau duduk disini apa kau terjatuh?" Katanya , suaranya sangat lebut selembut sutra aku sungguh sangat merasa bahagia benarkah dia seseorang yang dikirim tuhan untuk menjadi teman ku "terima kasih , aku hanya sedang bingung tadi aku harus pergii, sekali lagi terima kasih , permisi" itu adalah kalimat terpanjang dan pertama yang pernah ku ucapkan ketika di sekolah . Tampa berlama-lama aku pun pergi meninggalkan nya lelaki itu hanya melihat ku dari kejauhan memastikan aku bisa berjalan dan pulang dengan selamat.

TO MY YOUTH - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang