Ekstra part

31 6 0
                                    

"Noona seperti apa hidup mu saat aku tidak ada, ceritakan pada ku". Tanya dong bin.

Sekarang kita sedang berada di sungai han menikmati senja dengan cap coffe di tangan kami.

"Hidup ku tak indah dong bin sama saja seperti dulu pergi keluar negri dan menikmati studi ku" jawab ku.

"Ahk , bagaimana noona jadi penulis yang terkenal . Itu sangat mengagumkan" dia menatap ku sambil berbinar.

"Semua orang pun bisa menjadi penulis kalau mereka ingin mengeluarkan isi hati mereka , begitu pun dengan ku . Mungkin karena banyak yang ku lalui merasa tidak berguna hanya menyimpan nya dalam hati dan menjadi penyesalan sesaat" jawab ku

"To My Youth , jadi cerita itu tentang so hyun noona benarkan" tanya nya kembali.

Aku hanya tersenyum melihat nya bertanda memang buku itu menceritakan tentang so hyun.

"Sudah kau ini seperti pewawancara saja dong bin , sekarang jawab aku sejak kapan adik kecil ku dong bin menjadi desainer cover hemm" . Tanya ku sembari mengacak rambut nya.

"Ahhk noona jadi berantakan , dan iyah aku bukan adik kecil noona , aku sudah besar" jawab nya marah

"Adik kecil ku marah" jawabku bercanda dia pun pergi tanpa melihat ku , dia sudah besar tapi sikap nya masih seperti anak kecil , lucu nya dong bin.

Aku menyusul nya dengan sedikit berlari dan merangkul nya.

"Dong bin-ah tunggu noona" tangan ku merangkul dongbin seperti seorang teman.

"Noona lepaskan malu di liatin" katanya.

"Aishh anak ini , kau malu kalau yang merangkul mu aku tapi gak malu kalau itu yoeja-chinggu mu hem" tanya ku .

"Anii bukan seperti itu" jawab nya.

"Arasso noona lepaskan , kita akan kemana dong bin-ah ?? Apakah kerumah mu". Tanya ku kembali

"Oke kalau noona penasaran seberapa indah rumah ku" jawab nya sombong.

"Oke kita buktikan" jawabku sambil berlari kearah mobil ku.

"Kajja kita lihat rumah dong bin senang nya aku" dong bin terlihat risis dengan kelakuan ku yang seperti anak kecil di hadapan nya.

Dia pun buru- buru menyusul ku dan masuk kedalam mobil.

....

Matanya berbinar saat melihat rumah ku , entah apa yang ku rasakan aku begitu bahagia melihat nya bahagia.

Dulu aku berpikir dirinya sama seperti so hyun noona , dan bahkan setelah kepergian so hyun noona aku menganggap nya seorang kakak perempuan ku sendiri.

Aku mencari nya begitu lama berharap bisa bersamanya kembali , dan kini aku tau perasaan itu berbeda .

Perasaan ku ke pada hyuna noona lebih dari seorang adik kepada kakak nya.

Aku mulai berpikir ingin memiliki nya , aku mulai berpikir akan melindungi nya dan aku berpikir jika suatu hari dirinya terbangun bersama dengan ku.

"Wah gila rumah sebesar ini hanya kau yang tinggali" katanya membuyarkan pikiran ku.

"Sekarang ada kau noona" jawab ku sedikit santai padahal entah sejak kapan jantung ku selalu berdegup saat bersama nya.

"Kau benar sepertinya aku harus sering mengunjungi mu hehehe" jawab nya dengan tawa kecil di wajah nya.

"Aku ingin liat-liat ke belakang boleh kan" tanya nya lagi pada ku.

"Terserah kau saja noona , anggap saja seperti rumah mu sendiri . Tapi aku tidak bisa menemani badan ku sudah lengket dan ingin segera mandi" jawab ku.

"Oke-oke" katanya sambil menunjukan jarinya  yang berbentuk ok.

Dia sangat lucu masih terlihat sama seperti 3 tahun yang lalu.

....

"Dong bin-ah , noona lapar palli kau dimana" teriakku sambil menghampiri pintu kamar nya.

"Sebentar noona aku keluar" jawab nya .

"Palli kau seperti anak gadis saja" dengus ku sambil pergi menuju dapur nya.

"Aissh anak ini gimana mau makan , bahan nya pun cuma tersisa beberapa telur , apa dia tidak punya pembantu??".

Akhir nya aku memutuskan memasak telur yang ada disana , biarlah akan ku makan apapun karena aku sudah lapar.

"Noona" katanya sambil menjatuh kan sebuah kantung kresek yang di dalam nya tidak tau apa.

"Dongbin-ah neo gwenchana ??". Tanyaku pada nya , karena ku lihat wajah nya sudah pucat.

"Gwenchanayo noona kau hanya mengingatkan ku pada so hyun noona" katanya sambil berjalan pergi ke kamar nya.

"Weh, dongbin-ah tunggu" . Aku mematikan kompor nya dan melihat kresek yang dongbin jatuh kan.

Ternyata ada beberapa cemilan disana , kini aku sadar kenapa dapur nya kosong bukan tidak mau tapi dongbin masih trauma dengan kematian so hyun .

Pastinya dulu setiap harinya so hyun memasak sepertinya saat ini . Betapa menyedihkan nya anak itu harus tinggal sendirian dengan trauma yang harus dia alami.

....

"Dongbin-ah  mianhe , jongmal mianhe noona tidak tau kau belum bisa melupakan nya". Kataku di depan pintu kamar nya.

"Ani noona aku yang harus minta maaf karena belum bisa membedakan mu dengan nya" katanya , aku yakin dia sedang menangis sekarang cuman tidak ingin menunjukan nya.

"Arasso kita lupakan saja , kemarilah pasti kau lapar" ajak ku

"Ani noona aku hanya ingin sendiri saat ini bisakah noona tidak menggangguku sebentar saja" jawab nya.

"Baik lah noona akan pulang jaga kesehatan mu" putusku.

"Aku baik-baik saja noona" katanya pelan tapi aku masih mendengar nya.

Aku pun lantas pergi meninggalkan rumah dongbin , kuharap suatu hari bisa membuat nya ceria seperti dulu.

So hyun bagaimana kabar mu , ternyata aku salah karena menjadi dirimu . Dongbin tetap tidak akan melupakan mu , jangan tertawakan aku karena kebodohan ku. Karena mulai sekarang aku akan menjadi hyuna teman mu , teman kakak nya dongbin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekian.

TO MY YOUTH - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang