Teman?

34 3 0
                                    

Eza memberhentikan satu taxi dan segera memasukkan tubuh keyla yang kemudian di susul olehnya.

"Rumah sakit pak, cepet." Perintah eza dengan mata yang masih terarah menatap lengan keyla yang sudah di penuhi darah segar.

"Cepet pak." Tiba tiba tangan keyla menggenggam erat tangan eza membuat eza kembali menatapnya khawatir.

"Rumah za." Keyla tak sepenuhnya pingsan hanya saja tubuhnya sangat lemas dan darah yang keluar begitu banyak membuatnya sedikit shock

Kepala keyla mulai terasa berat, eza yang menyadari itu segera membawa kepala keyla ke dadanya

"Maafin gue." Ucap eza pelan namun masih dapat di dengar oleh keyla. Eza menatap keluar, jalanan sedang macet siang ini membuat taxi yang eza tumpangi tak bisa bergerak sedikitpun.

"Pak cari jalan tembusan." Perintah eza tak sabaran

"Tidak bisa mas, jalanan sudah buntu dan rumah sakit sudah tidak jauh." Jawab sopir taxi sambil melihat eza dari kaca spionnya

"Saya turun sini, ini uangnya." Eza memberikan dua lembar uang seratus ribu

Tanpa berpikir panjang eza segera turun dari taxi dengan tangan yang masih mengendong keyla. Eza berlari secepat mungkin, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah kondisi keyla. Eza tak mementingkan panasnya siang, tatapan orang, bahkan luka di wajahnya saja tidak ia rasakan.

Dokter sedang memeriksa keadaan keyla, namun eza tak berhenti mengingat kejadian dimana jaka menarik rambut keyla, menggores tangannya menggunakan samurai, mencekiknya dan itu membuat kebencian eza terhadap jaka semakin memuncak.

"Permisi tuan, pasien sudah selesai kita obati, anda bisa masuk untuk menemuinya." Ucap dokter yang menangani keyla

Eza segera masuk untuk melihat kondisi keyla, ternyata keadaan keyla masih sama, dia masih sangat lemah hanya saja luka yang ada di tangannya sudah di obati dan di perban.

"Dia perempuan kuat." Kata seorang dokter secara tiba tiba membuat eza sedikit terkejut
"Maksud dokter?" Tanya eza tidak mengerti

"Jika dia perempuan lemah pasti dia sudah pingsan dari tadi, apalagi melihat darah yang keluar dari lengannya cukup banyak, tapi dia tidak, bahkan saat saya ingin membersihkan lukanya dia menolak untuk di bius." Penjelasan dokter itu membuat eza diam tak percaya, mana ada perempuan sekuat keyla?

"Dia hanya tidur, biarkan dulu hingga dia terbangun dengan sendirinya." Dokter itu pergi meninggalkan eza. Kini hanya ada eza dan keyla di ruangan itu

Eza berjalan mendekat kemudian mengambil satu kursi yang ada disana. Namun tiba tiba keyla membuka matanya

"Lo? Ngapain?" Tanya keyla pelan. Keyla mencoba mendudukkan tubuhnya namun sepertinya dia lupa kalau lengan kananya sedang terluka sehingga tidak bisa dia gunakan untuk menahan tubuhnya.

"Aww." Teriak keyla kesakitan. Eza yang melihat usaha keyla untuk duduk segera mencoba membantunya. Kini keyla sudah duduk di atas kasur rumah sakit dan eza duduk di kursi samping kasurnya.

"Lo ga papa?" Tanya keyla melihat muka lebam milik eza.

Eza yang mendengar pertanyaan dari keyla seketika mengerutkan dahinya.

"Dasar langka." Ucap eza pelan namun masih bisa di dengar gadis itu

"Apa yang langka?"
"Lo." Jawab eza enteng
"Gue?" Tanya keyla sambil menunjuk dirinya sendiri
"Bukan, orang yang di belakang lo." Jawab eza ngasal

Keyla detik itu juga langsung menoleh kebelakangnya dan tidak menemukan siapa siapa.

"Dasar ogeb." Terlihat ada sedikit senyum di wajah datar eza membuat keyla ikut mengulas senyumnya.

EzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang