Hug

26 2 0
                                    

Pagi yang cukup cerah untuk memulai semua walau tak bisa dari awal, paling tidak setiap harinya harus selalu berusaha melakukan yang terbaik dari hari kemarin. Hari ini keyla dan kaisya berangkat ke sekolah diantar oleh supir karena arka ada urusan kampus di luar kota jadilah anak kembar yang satu ini harus antar jemput supir, hal yang paling di benci oleh keyla tapi di sukai banyak orang.

Bukan, keyla bukan anak yang memiliki kelainan untuk menjadi orang kaya, tapi dia lebih suka mandiri, jika arka tak bisa mengantarnya, dia lebih suka menikmati fasilitas umum yang telah di siapkan oleh negara dari pada memperbanyak polusi jalanan.

"Pak tono, nanti jemput kitanya telatin aja ya, karna saya ada latihan tari dulu." Ucap kaisya sembari memainkan handphonenya, entah dia berkata benar atau tidak, keyla tak ingin bertengkar hanya karna dia tak suka menunggu kaisya latihan tari yang bisa di bilang lama.

"Baik non." Sebagai supir pak tono hanya ingin patuh kepada tuannya. Selama di mobil keyla dan kaisya tak saling tegur sapa, persis seperti orang tak saling kenal. Kaisya sibuk dengan handphonenya dan keyla sibuk dengan novel barunya.

"What? Ini beneran?" Teriak kaisya membuat pak tono dan keyla terkejut bukan main, bahkan pak tono sempat menoleh ke belakang memastikan bahwa kaisya tidak kenapa napa.

"Lo apa apaan sih sya, masih pagi nih." Omel keyla yang terkesan marah dengan nada sedikit tinggi, kaisya pun melihat kearahnya dengan ekspresi rada takut.

"Sorry key, gue kelepasan, habisnya beritanya hot banget sih." Keyla tak mau tau apapun alasan kaisya, perbuatannya tadi tetaplah salah.

"Bodoh." Keyla memilih melanjutkan membaca novelnya dari pada kepo dengan apa yang kaisya katakan barusan.

"Key lo tau gak ka..." belum selesai kaisya bicara keyla sudah memintanya untuk diam. Karena takut keyla semakin murka, kaisya memilih menurutinya saja.

Bel masuk kelas sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, namun murid SMA Cendrawasih masih banyak yang berada di luar kelas, lebih tepatnya di depan papan pengumuman bahkan linka dan rani pun ikut ikutan, keyla yang awalnya tak ingin tau, kini dia pun kepo ada apa sebenarnya.

"Ini ada apa sih?" Tanya keyla ke salah satu adik kelas yang memang posisinya paling belakang sendiri dari banyaknya kerumunan.

"I..itu kak, a.. permisi kak." Entah kenapa adik kelas itu memilih pergi dari pada menjelaskan kepada keyla apa yang sedang terjadi.

Keyla tak putus asa dia pun berusaha bertanya kepada yang lainnya tapi respon mereka sama, hampir tidak ada yang berani mengatakan yang sebenarnya, tak berpikir lama keyla memutuskan untuk menerobos kerumunan hingga dia berada di barisan paling depan. Betapa terkejutnya keyla saat melihat isi papan pengumuman.

"Ibunya aja pelacur, gimana anaknya?" Tulisan itu tertulis jelas di sana dengan sebuah foto seorang perempuan paru baya dengan pakaian sexy bersama seorang laki laki yang sedang bermesraan di bar. Perempuan paru baya itu adalah bunda keyla

Ada rasa sesak yang menembus hatinya hingga tanpa diminta air mata keyla pun menetes dengan sendirinya, tangannya mengepal kuat seperti siap untuk memukul dalang dari semua ini.

"Siapa yang masang ini?" Hening, tidak ada yang berani menjawab, lebih tepatnya mereka juga tidak ada yang tau siapa pelakunya. Mereka yang masih ada disana memilih mundur selangkah dari pada mengorbankan nyawa hanya karna keyla murka.

"JAWAB." Bentaknya dengan suara yang sudah bersatu dengan air mata. Linka dan rani yang tau itu pun menghampiri keyla berusaha untuk menenangkan.

EzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang