Rasa

29 2 0
                                    

Sudah cukup lama keyla dan bella berbincang bincang, namun arka dan kaisya tak kunjung datang. Keyla merasa tak enak berada diantara kakak beradik satu ini.

"Sttt. Za." Kode keyla untuk eza yang sejak tadi asik dengan ponselnya sendiri. Sementara bella masih sibuk berbicara dengan seseorang yang ada di sebrang sana dari telfon

"Apa?" Jawab eza tanpa melihat kearah keyla

"Lo udah whatsapp bang arka atau kaisya belum sih?" Tanya keyla bisik bisik, tak enak hati kalau bella sampai terganggu.

"Udah."

"Kok mereka belum kesini?" Keyla semakin curiga kalau eza sedang membohonginya, Tanpa aba aba keyla langsung merebut handphone eza. Eza yang merasa keyla sudah tidak sopan segera merebut kembali handphone miliknya dan memasukkannya kedalam saku celana.

"Kenapa? Mau ngambil?" Goda eza dengan muka datarnya. Keyla terlihat jijik seketika, bagaimana bisa eza melakukan hal bodoh di depannya?

Setelah berdebat dengan eza tak lama akhirnya bella kembali setelah tadi dia memilih keluar karna keadaan starbucks sangat ramai.

"Za udah malem nih, lo anter keyla pulang sana." Ucap bella sembari duduk di kursinya kembali

Keyla terkejut mendengar pernyataan bella yang secara tiba tiba. Terlintas satu kata di pikiran keyla. Sial.

"Lo?" Tanya eza tak mengerti

"Gue pulang sama doi gue, bentar lagi dia sampek." Jawab bella enteng. Bella tidak tau saja kalau eza dan keyla bagaikan tikus dan kucing yang selalu bertengkar jika sudah bersama.

Sepuluh menit kemudian rizal pacar bella datang dengan sebuah paper bag bunga bunga yang entah berisi apa.

"Apa kabar za?" Sapa rizal setelah mencium kening bella. Rizal dan bella sudah menjalin hubungan sejak mereka duduk di bangku dua SMA berjalan lama karena keduanya merasa cocok, ya walaupun setiap hubungan tak akan pernah berjalan mulus, tapi rizal dan bella mampu melewatinya bersama.

"Baik bang." Eza berdiri dan menjabat tangan rizal sopan. Keyla memperhatikan eza yang sedang menyambut rizal dengan sangat manis hingga dia gagal fokus, rupanya senyuman manis milik eza mampu membuatnya terhipnotis.

Tanpa keyla sadari bella menyadari itu, mungkin bukan hanya bella tapi semuanya baik rizal ataupun sang pemilik senyuman.

"Hai." Rizal berusaha menyadarkan keyla dari lamunannya namun tak berhasil hingga bella mendekat dan menepuk bahu kecil milik keyla.

"Eh... i...iya...kak." Tak dapat di pungkiri keyla sangat malu saat ini karena sudah melakukan hal bodoh di depan umum. Eza melihat jelas ekspresi keyla saat salah tingkah tadi, lucu, gemas dan cantik.

"Kak, gue anter dia pulang dulu." Kata eza yang kemudian berdiri dan memakai jaketnya.

"Yaudah sana."

"Keyla makasih ya, next time kita keluar bareng lagi." Lanjut bella sembari cipika cipiki (cium pipi kanan cium pipi kiri) keyla.

"Sama sama kak, aku juga makasih udah di traktir." Balas keyla yang sebenarnya masih malu karena ulahnya sendiri.

"Za hati hati bawa anak orang." Ucap rizal menggoda

"Gue turunin di jalan nanti." Jawab eza sarkastis membuat keyla melotot tak percaya.

"Eza." Bella melihat ekspresi keyla yang tak enak pun mengerti bagaimana perasaan keyla saat eza berbicara seperti itu.

"Bercanda. Udah ah aku pamit." Eza kembali menyalami rizal tapi tidak menyalami bella.

EzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang