Warteg

25 2 0
                                    

Sejak keluar dari wb, baik eza atau pun keyla tak ada yang memulai percakapan. Keyla merasa canggung saat ini, hingga suara perut keyla memecahkan keheningan.

"Za gue laperrr." Kata keyla sedikit berteriak agar pria itu mendengarnya.

"Terus?" Sahut eza membuat keyla menyesal karena sudah mengatakannya kepada eza

"Dasar ga peka."

Lima menit kemudian eza berhenti tepat di depan warteg yang tidak begitu besar namun terlihat bersih. Eza turun terlebih dulu membiarkan keyla masih dalam posisinya

"Turun." Perintah eza yang berlalu pergi lebih dulu memasuki warteg. Keyla yang tak tau niat eza hanya bisa mengekor dengan tas yang berat karena buku paket yang tak dia bawa seperti biasanya. Keyla memasuki warteg dan duduk tepat di depan eza dengan wajah malasnya.

"Makan apa?" Tanya eza membuka percakapan

"Ayam sama tempe." Jawab keyla sambil tersenyum kuda. Eza berdiri dan menghampiri penjual untuk memesan makanan, selang beberapa menit eza kembali dengan dua piring yang sudah terisi penuh oleh nasi dan juga lauk

"Banyak banget nasinya?" Tanya keyla heran saat melihat satu porsi penuh di hadapannya

"Lo mau bikin gue gendut?" Lanjut keyla yang masih tidak mendapat jawaban dari eza, eza asik menyuapkan beberapa sendok nasi kemulutnya membuat keyla kesal dan tak berniat memakan makanan yang sudah eza pesankan

"Permisi." Seorang pelayan datang dengan sebuah nampan yang berisikan dua gelas es jeruk disana, pelayan itu menyimpan es jeruk di atas meja setelah itu berlalu pergi

Keyla masih terdiam, sebenarnya dia lapar tapi tidak mungkin dia menghabiskan satu porsi penuh ala kuli bangunan yang sudah bekerja sejak bangun tidur hingga hari petang.

"Mau kemana?" Tanya keyla saat melihat eza berdiri dan hendak pergi

"Pulang." Satu kata yang berhasil membuat keyla melotot tak percaya, eza benar benar membuatnya kesal, bagaimana bisa dia menyetujui saat eza mengatakan bahwa dia ingin mengantar dirinya pulang? Sial.

"Tapi gue belum makan." Omel keyla dengan wajah menahan amarah agar tidak meluap di depan umum

"Suruh siapa?" Eza berjalan menuju kasir hendak membayar tapi detik kemudian eza melihat kearah keyla, dia melihat muka keyla yang sudah di tekuk, akhirnya eza kembali ke mejanya dan mendudukkan tubuhnya kembali

"Cepet makan, gue tungguin." Keyla mengangkat kepalanya menatap eza tak percaya

"Lo serius?"

"Cepet." Eza mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu memainkannya

"Tapi porsi ini kebanyakan buat gue za." Keyla masih menatap eza yang sudah asik dengan ponselnya. Eza mengangkat pandangannya kemudian mengangkat tangan kananya ke udara menginstruksi salah satu pelayan agar datang ke mejanya.

"Ada yang bisa di bantu mas?" Tanya seorang pelayan yang sudah berdiri di sebelah eza

"Mbak, nasinya di kurangi jadi separuh ya." Kata eza sambil menyodorkan piring milik keyla kepada seorang pelayan warteg

"Tunggu sebentar ya mas." Pelayan itu memasuki dapur tidak begitu lama dia kembali dengan piring yang sudah berisi setengah porsi sesuai permintaan eza

"Permisi, ini mas."

"Makasih ya mbak." Ucap keyla yang kemudian menarik piring itu dan mulai memakannya dengan lahap. Eza yang tadinya asik memainkan ponsel kini dia asik melihat keyla yang sedang memakan makanan yang sudah dia belikan tadi, layaknya sebuah tontonan yang bisa membuatnya tersenyum walaupun hanya sedikit.

EzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang