Khawatir

24 3 0
                                    

Tok...tok tok

"Dek bangun, udah pagi nih." Teriak arka dari balik pintu kamar keyla, sedangkan yang di teriaki masih asik berdandan riah, yah, walaupun keyla hanya menggunakan bedak baby dan lipbalm tapi paras cantiknya tak bisa di bohongi. Keyla berjalan pelan membuka pintu kamarnya dan mendapati arka disana dengan kaos hitam yang di balut jaket jeans, menambah aura ketampanannya.

"Eh udah rapi, buruan turun di tungguin bunda sama ayah." Arka turun lebih dulu meninggalkan keyla yang kembali masuk ke kamar untuk mengambil tas dan beberapa buku yang sengaja tak ia masukkan.

"Pagi sayang." Sambut kirana yang sedang menuangkan susu putih ke tiga gelas untuk anak anaknya.

"Pagi juga bunda." Bukan keyla yang membalas sambutan kirana melainkan kaisya yang berjalan menuruni anak tangga.

"Keyla mau selai apa?" Tanya kirana lembut

"Kacang bunda." Lagi lagi kaisya yang menyauti, membuat keyla tak tahan dengan sikap seenak jidatnya.

"Kalau keyla mau kacang juga?" Kirana kembali melempar pertanyaan kepada keyla, namun karena sikap kembarannya membuat keyla tak nafsu untuk sarapan. Keyla berdiri, mengambil tasnya dan bukunya lalu mencium kedua tangan orang tuanya.

"Keyla berangkat." Pamitnya tanpa menunggu persetujuan siapa pun.

"Sarapan dulu sayang." Teriak ferdi tapi nihil, tak mendapat jawaban apa apa dari anaknya.

"Keyla kenapa bang?" Tanya ferdi kepada arka si anak sulungnya. Arka yang memang tidak tau apa apa hanya bisa mengangkat kedua bahunya.

<<<

"Eza bangun woy...dasar kebo." Teriak bella sarkastis. Eza yang sudah merasakan telinganya sakit akibat teriakan kakaknya yang sadis itu pun berjalan gontai untuk membuka pintu.

"Berisik." Teriak eza tak kalah keras sembari mengusap usap matanya. Bella yang melihat adiknya masih baru bangun sedangkan hari sudah siang pun tak habis pikir.

"Udah punya pacar masih aja bangun kesiangan, tuh pacar lo di bawah." Ucap bella yang kemudian beranjak pergi

"Siapa?" Tanya eza sebelum bella benar benar menuruni anak tangga.

"Emang pacar lo ada berapa sih? Sampek tanya ke gue?" Balas bella yang kemudian menuruni tangga.

Eza kembali masuk ke kamarnya dan duduk di pinggiran kasur, eza sedang berpikir siapa seseorang yang sedang menunggunya di bawah? Apa itu febby? Apa rania? Apa mungkin keyla? Eza tak tau pasti, dia mengambil hpnya dan melihat notif disana, ada satu notif yang membuat eza membuka mata lebar lebar. Arka.

Bang arka
Keyla berangkat sendiri ke sekolah, gue takut terjadi apa apa sama dia, terlebih gue tau musuh lo banyak

Eza tak berniat membalas pesan arka, pikiran dia tertuju kepada jaka yang semalam mengancamnya akan menjadikan salah satu murid SMA Cendrawasih sebagai ajang balas dendam. Eza bergegas bersiap siap hingga suara bella kembali berkumandang

"Za, lo tidur lagi ya?" Tidak ada jawaban namun tidak lama kemudian eza keluar kamar dengan seragam berantakan tanpa membawa tas atau pun buku. Bella yang melihat eza gelisa pun menyusul kepergian eza, benar saja eza langsung keluar rumah tanpa melihat kearah meja makan, padahal ada rania disana.

"Rania, kamu kakak antar aja ya? Sekalian ke kampus." Ucap bella tak enak hati kepada rania. Bella geram kepada eza, bagaimana bisa dia pergi tanpa melihat siapa yang sudah menunggunya sejak pagi? Untung mama dan papanya sedang keluar kota.

>>><<<

Keyla menaiki angkot seperti biasa tak sedikit pun terbesit di kepalannya bahwa hari ini menjadi hari buruknya. Sepuluh menit keyla berada di dalam angkot tapi tiba tiba angkot itu mengerem mendadak, tak sedikit penumpang yang mengomel, memarahi supir, berbeda dengan keyla yang hanya diam.

EzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang