Sang Pengikat #14

8.3K 714 18
                                    

Vote masih dibutuhkan

Maaf kalau ada adegan yang tidak layak untuk anak kecil. Sudah ada pemberitahuan mature di awal cover

》》》》》

Chapter 14




"Hmhhhh...."

Aku terhempas diatas kasur dengan nafas terengah-engah. Selang beberapa menit kesadaranku pulih untuk segera meraih selimut menutupi ketelanjangan. Di lantai, tubuh Taehyungpun terkapar letih setelah berhasil mengeluarkan cairan kepuasannya dalam diriku.

Iya. Tempat tidurku di apartemen ini hanya berukuran 200 x 60 x 60 centimeter saja. Jika Taehyung tetap memaksakan hasrat, akibatnya jelas ia yang terhampar di lantai.

Beberapa saat mengatur nafas, kulirik tubuh Taehyung yang sudah lebih tenang.

"Chagiya, ini sudah malam. Apa kau tidak pulang? Bukankah besok kau harus rapat ke Busan?"

"Aku mengganti jadwalnya minggu depan, supaya kita sekaligus pulang ke rumahmu melihat si kembar,"

Oh aku baru ingat si kembar ulangtahun juga minggu depan. Aku bahkan belum mencari hadiah untuk mereka. Dulu sewaktu ayah masih ada, ulangtahun kami selalu dirayakan kumpul bersama keluarga. Meskipun hanya makanan sederhana dengan kado yang juga alakadarnya sudah cukup menggembirakan. Dua kali merayakan tanpa ayah, mereka selalu menangis kolokan.

"Jadi kau tidak pulang?"

"Apa kau mengusirku? Ingat aku ini suamimu, apartemen ini punyaku, kau juga punyaku!"

"Astaga! Aku hanya bertanya, tidak perlu berteriak mengklaim semua hal didunia ini milikmu!"

"Apa kau tidak cinta padaku? Seharusnya kau ingin berlama-lama disampingku! Setidaknya kau mencegahku pergi, bukan mengusir seperti gigolo yang sudah memuaskanmu!"

"YAK! KOTORAN KERBAU!" Kulemparkan guling dengan kesal tepat mengenai muka bagusnya.
"Kenapa pikiranmu selalu jahat padaku? Kenapa semua yang kulakukan selalu buruk dimatamu?"

"Karena kau terpaksa menerima ikatan denganku! Karena kau hanya merasa jadi jaminan hutang keluargamu! Karena kau sebenarnya lebih menginginkan Kim Hanbin! Itulah salahmu!"

"Kau...brengsek sialan.." aku segera memakai baju tidur asal-asalan kemudian melompat turun menuju kamar mandi.

BLAM

Astaga. Benarkah aku sejahat itu dimatanya?

Mungkin benar, awalnya aku hanya terpaksa karena tidak bisa melihat ibu dan adik-adikku hidup sengsara. Ditambah lagi menghadapi mulut kasarnya yang selalu menyakiti perasaanku. Sangat benar aku merasa semata jadi jaminan hutang keluarga Kim.

Setelah dua tahun lebih sudah kulalui dalam bayang-bayangnya yang makin protektif, nyatanya aku semakin kebal oleh rasa sakit hati dari sifat Kim Taehyung itu. Kehadiran Kim Hanbin juga bukan hal yang kuharapkan. Dia hanya es krim rasa vanilla yang ditawarkan padaku sebagai pilihan selain rasa jus lemon yang tiap hari kuminum. Lantas, haruskah kunikmati hal yang tak nyaman di pengecapku karena sudah terlampau terbiasa oleh rasa jus lemon?

Memikir kesitu aku merasa seperti tukang warung minuman.

Ceklek

Sepasang lengan kokoh menyelinap memelukku dari belakang. Kamar mandi apartemen tidak sebesar kamar mandi kediaman Kim. Seketika aku perlu menggeser tubuh ke dinding agar bisa bernafas lebih nyaman.

"Aku tidak mengusirmu. Haruskah aku berhenti kuliah dan hanya berperan jadi istrimu saja di rumah? Itukah yang kau mau?"

"Maaf, aku hanya terlalu mencintaimu," bisiknya berat.

SANG PENGIKAT  (taekook GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang