Sang Pengikat #16

7.7K 706 43
                                    

Vote anda penunjang kecepatan daya update

》》》》


Busan


"Eomma, masakannya sudah kutata di dalam keranjang. Tapi aku hanya sempat memesan kue tart buah. Jam 6 pagi belum banyak toko yang buka,"

"Itu sudah lebih dari cukup. Apa Taehyung sudah bangun? Eomma merasa tak enak hati tadi pagi memergokinya kencing di kamar mandi."

"Untungnya eomma tidak pingsan ya?" Tawaku pecah mengingat teriak kaget ibuku yang mirip orang masuk jurang. Itu karena aku membuka pintu dengan kunciku sendiri tak mau mengganggu lelapnya keluargaku beristirahat.

"Sejujurnya Eomma tak jadi pingsan melihat penis besarnya yang penuh bulu,"

"Eommaaaa! Mulutmu kotor sekali!"

"Hahaha, sudahlah. Bawakan sarapan ini untuk menantu eomma. Jam sebelas nanti si kembar mengajak kita main ke pantai. Sudah lama sekali sejak appamu tidak ada, bahkan ongkos ke pantaipun kita hemat,"

Iya. Busan terkenal dengan pantai indahnya namun dari rumahku jarak tempuhnya sekitar 1 jam perjalanan mobil. Ayahku yang selalu rajin membawa kami bermain di pantai setiap akhir pekan. Sedangkan ibuku terlalu sibuk mengurus warung sundae kelilingnya. Namun setelah kecelakaan itu membuat tangan kiri ibu bengkok dan kakinya pincang, Kim Taeho membangun sebuah kedai khusus untuk eomma berjualan sundae.

"Karena ini ulang tahun si kembar, eomma harus ikut ya. Biarlah kedai di urus Seulgi noona dan Yura,"

Kang Seulgi adalah pegawai perusahaan Kim yang bisa diperbantukan di kedai sundae eomma. Setelah aku jadi tunangan Kim Taehyung, semua urusan ekonomi keluarga kami menjadi lebih baik.

Ini pertama kalinya Taehyung datang dan tidur di rumahku setelah status menikah. Sebelumnya ia hanya mengantar jemput aku sekolah tapi tidur di penginapan milik bibinya. Rasa canggung itu jelas ada. Apalagi si kembar nampak kaku dan takut dengan kehadiran Taehyung.

Oleh karena letih naik kereta malam, Taehyung sudah tidur diatas ranjang kecilku yang penuh boneka imut. Memikirkan bagaimana nanti malam dia bisa tidur lebih nyenyak, aku sudah siap kasur lipat. Yah, rumah peninggalan appa ini mungkin hanya sebesar ruang tamu kediaman Kim. Hanya memiliki tiga buah kamar yang masing-masing ukuran 3x4, satu ruang tamu dan dapur yang menyatu dengan meja makan. Jangan lupakan satu kamar mandi yang selalu diperebutkan tiap pagi.

Namun Eomma tetap mempertahankannya meskipun sudah ditawari rumah yang lebih besar oleh Tuan Kim Taeho.

"Chagiya, bangunlah! Ini sarapanmu, kita akan ke pantai jam sebelas nanti,"

Taehyung hanya mengerang dan memeluk guling lebih erat.

"Hei, ayolah. Kau sudah cukup puas tidur selama 4 jam! Aku bahkan belum sempat tidur satu menitpun!" Gerutuku kesal.

"Mm...aroma kamarmu enak.."

"Mwo?"

Lelaki itu masih memejamkan mata. Celana pendeknya tersingkap keatas hingga menampakkan paha kuat dengan kulit tan.

"Iya, Aku suka aroma kamarmu."

"Oh, ini hanya efek dari pewangi buah yang dipakai untuk mencuci  seprei dan selimut,"

Lelaki itu membuka matanya yang berwarna kebiruan.

"Apa sejak bayi kau sudah tidur di kasur ini?"

"Tentu tidak, sebelumnya appa menyewa apartemen kumuh yang ada di dekat pabrik baja itu. Kami menempati rumah ini setelah aku dan appa pulang dari Seoul menghadiri pemakaman Nyonya Kim."

SANG PENGIKAT  (taekook GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang