Sang Pengikat #23 end

8.7K 768 40
                                    

Vote dan Note sangat bermanfaat bagi era globalisasi

Ini chapter akhir alias tamat, ini tamat alias end


》》》》》》


Seminggu ini aku disibukkan mengemas pakaian dan barang-barang. Keputusanku sudah bulat. Sejak dipastikan hamil satu bulan lalu, aku harus pergi meninggalkan Korea karena terlalu riskan jika terus dibayangi rasa cemas oleh unpredicted stalker.

"Eomma tak bisa melarangmu Kookie. Jaga dirimu baik-baik, ini pasti akan terjadi cepat atau lambat,"

"Eommaaa, jangan membuatku ingin menangis,"

"Hei, kau itu sudah besar bahkan  sudah jadi calon eomma. Kalau masih merengek lebih baik kau gugurkan saja janinnya!"

"Eomma jahat sekali! Mulutmu bicara seperti mafia tak punya hati!"

"Sudahlah! Tak usah mendrama! Eomma sudah melepasmu sejak dulu kau bertunangan jadi untuk apa sekarang bersedih?"

"Iya! Iya! aku hanya anak eomma yang paling beruntung didunia! Aku tak mau tahu, tahun depan eomma dan si kembar harus menyusulku! Jika tidak, aku akan terjun dari menara bigband!"

"Dasar bocah gila! Tutuplah teleponnya, eomma sedang banyak pelanggan!"

Hiks, warung sundae eomma lebih penting dari keberangkatanku.



Oh, Jihoon tadi menelepon untuk merayakan perpisahan di cafe milik paman Hanbin. Sekarang cafe itu sudah beralih tangan pada ayah Jihoon, yang merupakan karyawan paling senior disitu. Kudengar Son Ye Eun terpaksa menjual cafe itu untuk biaya persidangan. Ternyata haraboji Kim tidak terima atas semua perbuatan mereka. Beliau membekukan semua saham perusahaan milik keluarga Son. Belum lagi tuntutan dari Kim Taeho, meskipun tetap tercatat sebagai ayah Hanbin diatas hukum, beliau meminta pengembalian semua investasinya sehingga dipastikan keluarga Son bangkrut total. Kartu As ada di tangan Kim Taehyung yang siap membuka kasus kematian ibunya jika Son Ye Eun menolak semua tuntutan tersebut.

Sedangkan Kim Hanbin, entah dimana dia berada karena sudah jarang berkeliaran di kampus. Memang terselip rasa kasihan juga tapi salah siapa dia muncul dihadapanku dengan pesona keluguan tingkat tinggi ternyata sudah tahu siapa diriku sampai ke akar! Dia juga tahu kasus guru Choi yang hampir memperkosaku bahkan berita itu dari Busan ke Seoul seperti hembusan angin yang sangat dekat.

Aku benar-benar kecewa mengapa hanya sempat menendang selangkangannya saja. Seharusnya dipecahkan sedikit supaya mudah dikenang.

"Anda akan pergi ke cafe itu? Maaf aku harus ikut,"

"Ya ya ya, terserahlah."

Dengan gaun terusan bahan denim berwarna navy sepanjang betis, aku menemui Jihoon dan teman-teman lain di cafe. Mereka sebagian besar adalah anggota klub renang. Sebenarnya pesta kecil seperti ini membuatku ingin muntah. Bau soju di setiap meja sangat menusuk hidung. Kehamilanku sudah masuk dua bulan dan tanda-tanda lumrah sudah rutin kurasakan mual mencium kopi, soju, bahkan permen karet. Tapi aku tak begitu rewel apalagi manja karena kepribadian tegas harus kubentuk untuk bayiku sejak dini.

"Kami merasa pilu sekali harus kehilangan teman seunik dirimu," cetus Jin Go menangkup pipi chubbyku gemas.

"Aku juga tak menyangka kau seberani itu mengambil keputusan. Kau bahkan belum begitu lihay berbahasa Inggris,"

"Itu sudah jalan hidupku. Tapi tenang saja aku tak akan lupa pernah punya teman senorak kalian."

"Dasar kau! Tapi aku akan merindukan ejekanmu, Jung...ejekanmu seperti candu."

SANG PENGIKAT  (taekook GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang