Sekarang gue tau rahasia anak IPA G bisa cepet ngerjain ulangan. Seperti tadi, mereka bertanya ah bekerja sama lewat hp. Pak Halim sendiri pun tak tau yang terjadi.
Setelah istirahat pertama, pelajaran selanjutnya seharusnya kimia yang diajari sama Pak Yono. Tetapi Pak Yono juga guru kesiswaan yang kerjaannya mondar-mandir sana sini, jadi kelas ditinggalkannya.
Hal ini membuat IPA G bersorak gembira seakan memenangkan uang 100 juta. Mereka mengeluarkan hp masing-masing kemudian memulai paduan suara toxic.
3 jam mata pelajaran kimia atau sekitar 120 menit membuat jamkos yang sangat lama. Satu per satu baterai hp kami mulai habis. Stop kontak juga sudah mulai terisi penuh.
"Eh ada yang bawa laptop gak?" tanya Ael.
"Gue bawa" Za mengeluarkan laptop miliknya menunjukkan ke Lina.
"Nobar yo mumpung gua bawa flashdisk"
"Sekuyy lahh.."
Za menaruh laptop miliknya di meja guru agar bisa disambungkan ke kabel HDMI. Lina mengotak atik laptop Za mencari folder film di flashdisk nya.
"Gue cuman punya film drakor sama Insidious. Mau yang mana?" tanya Lina yang masih fokus ke arah laptop.
"Insidious lahh" jawab kami kompak.
Adit menutup pintu kelas karena tempat duduknya yang dekat dengan pintu. Lina dibantu Rian menyiapkan film. Speaker IPA G dipasang agar seperti bioskop. Flo mematikan semua lampu agar terkesan lebih menyeramkan. Korden juga ditutup membuat kelas gelap gulita.
Layar proyektor menampilkan lingkungan menyeramkan. Lina kembali ke tempat duduk sedangkan Rian duduk dikursi guru. Film dimulai dengan musik menyeramkan.
Gue udah pernah nonton ini berulang kali dirumah. Gue sampe hapal titik-titik kapan jumpscare terjadi. Gue menopang dagu melihat malas ke arah layar.
Kini perhatian gue teralihkan ke seorang gadis yang menutup matanya dengan tangan kanannya saat musik menyeramkan. Ia terkadang menjerit ketika jumpscare terjadi. Tangan kirinya bergandengan dengan Za yang duduk di sebelahnya.
Beberapa menit kemudian, Za beranjak mendekati gue. Gue mengangkat satu alis gue seolah bertanya 'apa'.
"Gue mau ke toilet sama Dugong" ucap Za.
"Lah hubungannya sama gue apa?" Gue mengerutkan dahi belum mengerti maksud Za.
Za mendengus sebal, "Mojok sana mumpung gelap" Kemudian Za berlalu dengan Dugong yang mengikuti dibelakang.
Gue bukan cowok bego yang gak paham artinya 'mojok'. Gue paham, bahkan sangat paham. Semua cowok pasti paham dengan kata 'mojok'.
Lessa duduk sendirian di depan. Ia masih menutup matanya dengan tangan lain meremas roknya.
Gue beranjak menuju tempat duduk Za. Lessa terlonjak kecil dengan kehadiran gue. Gue berdeham-deham pelan menutupi grogi.
"Takut?"
Lessa menurunkan tangannya, "Eh gak lah"
"Kok tutup mata hm?" goda gue sambil mencubit pipi mulus Lessa.
"Ihh apaan sihh." Lessa menepis tangan gue. Pipinya kini sudah mulai memerah, blushing.
Gue terkekeh pelan, "Terus ini pipi kenapa kayak saus tomat hm?"
Lessa memalingkan wajahnya malu, "Ish apaan gak kenapa-kenapa"
"Gue suka" ceplos gue.
"Ha?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/185683927-288-k183301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Gesrek
Ficção Adolescente⚠️BOCAH DILARANG MENDEKAT CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN UMPATAN⚠️ Ketika 32 ekor anak gesrek dikumpulkan di satu kelas yang sama, paduan suara akan selalu mengalun indah disetiap saat. Letak strategis kelas satu ini juga membuat banyak '...