10.17

828 67 3
                                    

Sorry for Kelas Gesrek

Happy reading!! vote+komen ditunggu..

"Siapa?"

"Ayesha"

Gue mematung ditempat. Gue lirik Lessa juga ikut mematung. Kemudian mata gadis itu menyayu. Entah mengapa hatinya selalu sesak mendengar nama gadis lain terutama anak IPS 2 itu. Lessa memalingkan wajahnya enggan menatap gue.

"Vi?"

Gue tersentak kecil, "Hm?"

"Bisa minta tolong?"

Gue kembali melirik Lessa yang masih enggan menatap gue, "Apa?"

"Anter gue pulang. Gak ada yang jemput gue"

"Pake Gojek"

"Lu tega cewek malem-malem gini pake ojek?"

Gue menghela nafas panjang, "Lu dimana?"

"Halte deket sekolah"

"Tunggu jangan kemana-mana"

Gue memutuskan sambungan secara sepihak. Kembali gue melirik Lessa yang kini menengang. Gue mengacak rambut frustasi. Lagi-lagi gadis itu merusak hubungan gue dengan Lessa.

"Gak jadi nganter?" sindir Lessa.

"Tunggu sini jangan kemana-mana." Gue berjalan keluar kamar meninggalkan Lessa seorang diri.

Satu tetes cairan bening lolos dari mata gadis itu. Hatinya juga ikut patah mendengar penuturan enteng lelaki itu. Sudah cukup hatinya dimainkan. Ia membereskan bawaannya. Ia berencana pulang dari pada menunggu lelaki itu. Setelah merasa tak ada yang tertinggal, Lessa berjalan terseok keluar dari kamar gue dengan wajah sendu.













"Eh?" Lessa mundur beberapa langkah saat merasa menabrak punggung seseorang.

"Kan aku udah bilang jangan kemana-mana." Gue menghapus cairan bening yang ada di pipi mulus Lessa. "Maaf buat kamu menangis lagi"

"Gak jadi pergi?" ucapnya seraya menepis tangan gue.

"Kan hatiku ada disini, ngapain aku pergi" kata gue dengan menunjuk Lessa tepat dijantungnya.

Lessa menunduk menyembunyikan semburat merah yang muncul. Gue terkekeh seraya mengacak rambut Lessa gemas sendiri. Gue mengambil alih ransel Lessa kemudian gue lempar asal ke arah sofa ruang tamu.

"Eh itu tas aku ya!" Lessa kembali mencak-mencak.

"Kalo rusak aku ganti yang baru."

Lessa mencibir pelan. Gue merangkul gadis itu menuntun untuk duduk di sofa ruang keluarga. Kami duduk bersebelahan dengan jarak yang terbilang sangat dekat. Kepala Lessa bersandar di lengan kiri gue. Kami menonton TV guna mengusir rasa bosan dan melupakan kejadian beberapa saat lalu.

Hening.

Diantara kami tak ada yang mengeluarkan suara. Hanya suara TV yang mengisi keheningan ini. Mata kami hanya fokus pada TV yang menampilkan film.

"Bokap nyokap kamu kok belum pulang?" tanya Lessa memecah keheningan.

"Kan mereka lagi diluar kota, biasa kerjaan." ujar gue. "Kenapa? Pengen ketemu?"

Lessa malah salah tingkah. Ia menyikut pelan menutupi salah tingkah. "Bukan gitu cuman, cuman, cuman anu itu anu"

"Kamu kayaknya harus jauh-jauh dari Dugong terdampar itu deh"

"Lah kenapa?" Lessa mengerjap polos.

"Gak baik buat kesehatan rohani." Lessa mendengus tak suka walau dalam hati membenarkan.

Kelas GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang