Readnya naik cepet banget, tapi kok vote komennya enggak?
Vote+komennya janlup ya!!
Hepi riding:)
---
Sinar matahari pagi membangunkan gue dari tidur nyenyak. Gue meregangkan otot-otot kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk berbenah. Selepas mandi, gue memakai seragam putih abu-abu kemudian turun ke bawah untuk sarapan.
Saat melewati kamar tamu, gue teringat Lessa menginap dirumah. Gue mengetuk pintu namun tak ada sautan. Seperti tadi malam, gue langsung nyelonong masuk ke dalam. Yang berbeda kali ini gue gak nemu Lessa dimana-mana. Gue pikir Lessa sudah turun akhirnya memutuskan turun ke bawah.
Dari anak tangga terakhir, gue mencium bau masakan yang persis kayak yang nyokap buat. Gue berjalan cepat menuju ruang makan. Dan yang pertama kali gue lihat bukanlah nyokap tetapi gadis cantik nan geblek itu yang sudah rapi dengan seragamnya.
Gue berjalan mendekati gadis itu. Kerja jantung gue gak normal kembali. Entah dorongan dari mana, gue memeluk gadis itu dari belakang. Dagu gue bertumpu di bahu sang gadis. Gadis itu terlonjak kaget.
"Ih sana duduk aja." usir Lessa menunjuk kursi dengan sutil.
Gue menggeleng, "Kamu masak baunya persis kayak masakan nyokap"
Lessa mengangguk. Ia fokus dengan masakan yang sedang ia masak. Gue mencium pipinya sekilas membuat Lessa mematung.
"Gosong lho nanti" goda gue melihat Lessa hanya diam saja.
Lessa mengerjap tersadar. Pipinya kembali memerah. Ia mengaduk masakan dengan tangan gemetar. Gue terkekeh melihat Lessa kembali salah tingkah.
"Gak usah gemeteran gitu"
"Ih gara-gara kamu juga" balasnya.
Kompor Lessa matikan tanda masakan sudah matang. Tangan Lessa terulur ingin memegang gagang wajan yang tak berlapis bahan isolator. Gue menepis tangan gadis itu. Sebagai gantinya tangan gue yang terkena wajan panas.
Lessa panik sendiri. Gadis itu menarik tangan gue menuju wastafel yang tak jauh dari tempat kami berdiri. Lessa menyalakan kran wastafel kemudian membasuh tangan gue yang terkena wajan panas. Lessa mengomel-ngomel yang gue abaikan. Gue justru terpaku melihat wajah cantiknya itu. Rasa perih di tangan gue sudah tak terasa lagi.
Gue menarik tangan gue yang dipegang Lessa yang membuat gadis itu ikut tertarik mengahadap gue. Gue mendorong gadis itu hingga menyentuh pinggir wastafel. Lengan gue melingkar pada pinggang ramping gadis itu. Wajah kami hanya berjarak satu jengkal.
"Less, jadi pacarku mau gak?" tanya gue.
Lessa mengerjap, "Mau."
Gue melihat bibir ranum gadis itu yang nampak menggoda iman. Gue mengulum bibir ke dalam ragu. Karena iman gue goyah, gue memajukan wajah mengikis jarak yang ada. Darah gue mengalir cepat. Gue memiringkan kepala gue yang terus mengikis jarak. Lessa sendiri memejamkan matanya. Dan...
"Mas udah sarapan?"
Gue dan Lessa tersentak kaget mendengar suara orang lain. Gue menjauhkan wajah gue dari wajah Lessa. Tapi lengan gue tetap melingkar di pinggang ramping Lessa. Gue melihat Akang berdiri kikuk tak jauh dari tempat kami berdiri.
"Baru aja mau nyuap." jawab gue yang sukses mendapat cubitan dari Lessa dipinggang gue.
Akang tersenyum kikuk, "Saya tunggu di depan mas." Akang berjalan pergi meninggalkan kami berdua.
![](https://img.wattpad.com/cover/185683927-288-k183301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Gesrek
Novela Juvenil⚠️BOCAH DILARANG MENDEKAT CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN UMPATAN⚠️ Ketika 32 ekor anak gesrek dikumpulkan di satu kelas yang sama, paduan suara akan selalu mengalun indah disetiap saat. Letak strategis kelas satu ini juga membuat banyak '...