10.13

864 82 6
                                    

Pagi yang cerah menyambut seorang lelaki yang kini sedang asik bermain handphone miliknya. Mobil yang ditungganginya tetapi di setir oleh Akangnya, melaju menuju tujuan hidupnya. Belajar.

Siapa lagi kalau bukan gue? Vian. Gue lagi asik nge-acc Instagram gue yang penuh dengan permintaan mengikuti dari kaum Hawa. Sekitar 156 akun meminta diacc akun milik gue. Semenjak gue menampakkan diri saat pensi kemah kemarin, banyak kaum Hawa yang meminta nomer hp dan Instagram gue.

Yang membuat gue terkejut adalah dari 156 akun yang meminta diacc gue, 32 akun memiliki user name yang 99% mirip.

10withouttoxic, selvawithouttoxic, farraswithouttoxic, yamawithouttoxic, uuswithouttoxic, dan 27 lainnya meminta mengikuti anda.

Gue bisa menebak kalo ini punya anak kelas gue. Yang gue bikin ngakak adalah user name mereka yang bertulisan 'without toxic'. Sudah jelas setiap detiknya gak lepas dari yang namanya toxic. Terlebih ketua suku mereka yang jagoan toxic sekecamatan. Tetapi mereka memberi user name Instagram mereka 'without toxic'. Sangat gak logis.

Mobil yang gue kendarai, ah maksudnya mobil yang gue tumpangi telah berhenti sempurna di depan gerbang Aldrick. Gue mengucapkan terima kasih kepada akang kemudian bergegas masuk.

Di sepanjang koridor, siswi-siswi mulai grasak grusuk sebelum gue ngelewati mereka. Mereka menyiapkan hp mereka entah untuk apa. Gue sih bodo amat mereka mau ngapain. Gue berjalan santai melewati gerombolan siswi itu.

Sampai depan pintu kelas, gue langsung dapet surprise. Gue digeret oleh Selva menuju tengah-tengah anak kelas yang membentuk lingkaran besar. Gue dipaksa duduk sama Selva disitu. Setelah gue duduk manis, Selva kembali duduk ditempat semula.

"Mohon kepada terdakwa silahkan mempersiapkan diri karena sidang akan segeda dimulai" seru Rian memulai talkshow.

Gue hanya pasrah duduk diam mendengarkan bacotan pagi dari mereka. Sedangkan mereka sibuk membolak-balik beberapa lembar kertas yang ada pada tangan masing-masing.

Adit berdeham-deham pelan sebelum bicara, "Sidang hari Senin tanggal 1 April 2019, Pengadilan Agama Yogyakarta akan segera dimulai."

"Loh kok Pengadilan Agama? Katanya Pengadilan Kelas Gesrek" tuntut Za tak terima.

Adit mendengus sebal kemudian memasang wajah tegasnya kembali. "Terdakwa pada pagi hari ini adalah saudara Vian. Mohon jawab pertanyaan kami dengan benar"

"Lah kan sekarang gak ulangan, jadi jawab gak bener gak papa donk" ucap Nevvy menyela dan langsung mendapat jitakan gratis dari Alya.

Adit mengabaikan ucapan Nevvy. "Dimohon semua saksi menyimak pertanyaan gue yang udah ada dikertas yang Vega bagi"

"Dit, kok kertas gue kosong?" tanya pemenang toxic sekecamatan sambil membolak-balik kertas yang tidak tergores setetes tinta disana.

"Gue juga njink" saut Flo.

"Sama njik, gak ada tulisannya. Kertas kosongan gini" sambung Putra.

Adit melirik ke arah Vega. Yang dilirik tersenyum tak berdosa dengan tangan kanan membentuk huruf V.

"Maap gue ngeprint buat lu doank. Sayang tinta printer gue" Adit menghela nafas panjang mencoba bersabar.

"Pertanyaan pertama. Apakah lu nyaman sama kelas ini?"

Saat gue ingin menjawab, Mita mendahului gue. "Dia gak nyaman sama kelas ini. Kan Vian nyamannya sama Lessa"

Satu kelas langsung heboh dengan jeritan mereka. Ael Dan Lina menjerit yang paling keras seolah sedang lomba 17an. Farras, Uus, Yama juga ikut berteriak tetapi sambil saling menonyor satu sama lain. Za Dan Mita bertos ria diiringi dengan tawa mereka. Yang lain juga glotekan memakai barang yang didekat mereka. Adit menepuk jidatnya sambil geleng-geleng kepala heran sendiri. Sedangkan gue cuman tersenyum menutupi salah tingkah.

Kelas GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang