3. Kontrakan Baru

123 15 0
                                    


Selamat membaca :) kalau ketemu typo tandai. Oke tengkyu

°•°•°

5 hari yang lalu

Naufal menatap rumah kontrakan dihadapannya seraya menghela napas kasar. Mulai hari ini ia harus bisa menyesuaikan diri dengan warga disini, mengikuti aturan dari RT/RW dan mendaftarkan diri sebagai warga baru

Naufal membuka pintu rumah lalu meletakan dua koper besar nya dan juga ransel yang ada di punggungnya. Hari ini dimulai dengan mengatur barang barang dan menata rumah kontrakan barunya itu

Dilihat dari kenampakannya rumah ini lebih kecil dari beberapa rumah yang ada disana. Terbukti setelah Naufal menjelajahi isinya, yang hanya terdapat dua kamar tidur dengan satu kamar utama sebagai kamarnya nanti, ruang tamu, ruang makan yang tersambung langsung dengan dapur dan satu kamar mandi. Sepertinya rumah ini sudah dibersihkan pemiliknya sebelum ia datang

Naufal melangkah keluar lalu melihat halaman rumah yang ditumbuhi beberapa tanaman hias. Sepertinya ia akan rutin membereskan halaman ini nantinya

Saat akan kembali masuk kerumah langkah Naufal terhenti begitu mendengar tawa cekikikan dan disusul teriakan lalu kemudian tawa yang membahana nyaris membuat Naufal membulatkan matanya terkejut. Disana, tepat disebelah rumahnya 3 orang gadis atau mungkin wanita bersuami Naufal tidak tahu jelas. Tapi, yang pasti mereka sedang senam pagi

"Lagi senam kok teriak teriak" Gumam Naufal lalu menggeleng tak percaya melihat mereka

Masih memperhatikan tetangga barunya itu Naufal dikejutkan dengan kehadiran beberapa ibu ibu yang berdiri didepan pagar rumahnya

"Nak ganteng... Orang baru disini ya? Asalnya dari mana?" Ibu berbadan gempal bertanya dengan wajah berseri seri

Naufal meringis lalu menggaruk tengkuknya

"Dari Jogja bu" Jawabnya sopan

"Ganteng banget kamu nak, anak ibu dirumah juga cantik. Cocok lah kalian" Kali ini ibu ibu berdaster merah dengan rol rambut di kepalanya. Berkata seperti itu lantas membuat ibu ibu yang lain protes padanya

Naufal tidak tahu kalau harus dihadapkan dengan situasi seperti ini. Ia menatap horor ibu ibu disana. Akhirnya ketegangan Naufal diselamatkan tukang sayur yang lewat dan langsung diserbu komplotan ibu ibu berdaster itu

"Nak ganteng. Mampir kerumah ibu ya! Itu rumah ibu yang catnya warna biru, masakan anak ibu enak loh. Yo wes, tak tunggu!" Salah satu dari ibu ibu itu berteriak sebelum menghampiri tukang sayur yang memberi senyum maklum kepada Naufal

Naufal segera bergegas kembali kerumahnya dengan mengelus dadanya berulang kali

°•°•°

Nisa berjalan ke arah meja kordinator liputan dan melihat jadwalnya hari ini. Kordinator liputan adalah yang memberikan  tugas kemana saja reporter hari itu, kameramennya siapa dan yang lainnya. Setelah melihat jadwalnya hari ini dan ternyata kameramennya bukan Halim Nisa bersorak dalam hati

Sebelum menemui kameramennya Nisa berencana kelantai tiga belas. Menemui Santi, salah satu temannya di media pemasaran. Saat akan menunggu lift yang membawanya ke lantai tiga belas, handphone Nisa berdering. Nama Halim terpampang dilayar

Reporter & Tetangga SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang