10. Naufal Atau Halim?

85 10 0
                                    

Selamat membaca. Maaf kalau ketemu typo :) jangan lupa tandaaaaii. Tengkyuuu

°•°•°

Nisa berlari lari kecil dari bawah pohon kemobil kantor yang terparkir dibahu jalan. Membuka jas hujan lalu masuk kedalam mobil dengan gemetar akibat kedinginan. Cuaca Bogor yang begitu dingin ditambah hujan yang mengguyur dari siang hingga sore hari menambah suasana kota Bogor semakin lembab

Nisa mengambil minyak kayu putih dari dalam ranselnya kemudian menggosokkannya dengan kedua tangannya yang semakin terasa dingin. Tak lama kemudian Halim serta supir kantor menyusul masuk dan mulai meninggalkan lokasi yang menjadi tempat liputan Nisa sore menjelang Maghrib ini

Halim menoleh kebelakang dan melihat Nisa yang memeluk dirinya sendiri "Dingin? Pake ini dulu. Nanti singgah bentar minum wedang bajigur" Halim memberikan jaketnya kepada Nisa. Tanpa dikomando, gadis itu langsung memakai jaket Halim secepat mungkin. Jaket Halim membungkus tubuhnya yang bergetar

"Udah enakkan belum? Gue pindah kesitu ya?" Tanya Halim begitu dilihatnya Nisa bersandar dijok seraya memejamkan matanya

Nisa menggeleng "Nggak usah, jangan banyak ngomel. Duduk aja yang anteng disitu. Kaya emak emak dipasar aja"

"Yaelaaah. Gue peduli ini malah nyolot. Nyesel gue"

Supir yang membawa mereka kali ini tertawa melihat Halim yang mengomeli Nisa dan mendengus keras tanda bahwa ia kesal dengan gadis itu

"Gue pengin makan yang berkuah. Kalau singgah bangunin ya bang" Nisa memajukan tubuhnya lalu menepuk bahu supir kantor yang mengangguk itu

"Siap neng!"

"Ngidam lo? Pake pengin segala makan yang berkuah"

"Ikut aja. Nanti anak gue ileran. Btw lo yang bayarin" Tembak Nisa langsung membuat Halim ingin menjambak rambutnya

"Enak aja__"

Halim tidak melanjutkan ucapannya begitu melihat Nisa memejamkan matanya dan bersandar dengan nyaman. Dalam hitungan detik terdengar dengkuran halus gadis itu.
Halim kembali memfokuskan dirinya kedepan dan ikut memejamkan mata sejenak

°•°•°

"Pelan pelan makannya Nis, serem gue liatnya" Halim memberikan memberikan Nisa air hangat. Gadis itu belum menyelesaikan makanannya

"Laperll bammget Lim"

"Telen dulu makanannya. Keselek baru rasa" Halim geleng geleng kepala kala Nisa hanya cengengesan

Belum lima menit perkataan Halim. Nisa sudah tersedak sampai wajahnya memerah. Buru buru Halim menyodorkan air hangat untuk Nisa seraya menepuk pelan punggungnya

Nisa terdiam. Teringat perlakuan Naufal saat mereka direstoran seafood sama persis dengan Halim yang menepuk punggungnya seperti ini

"Udah belum?" Tanya Halim begitu dilihatnya Nisa hanya terdiam

"Udah. Lo sih, ngomel mulu kayak banci lampu merah" Nisa mendorong Halim menjauh

Halim terkekeh "Gue ngomel juga cuma sama lo. Aslinya gue cool banget" Ucap Halim jumawa

"Najis! Nggak cocok Lim" Nisa berlagak seolah olah jijik dengan perkataan Halim

Reporter & Tetangga SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang