16. Kita ini apa?

119 12 2
                                    

Selamat membaca semuaaaa. Maaf kalau ketemu typo lagi :'

°•°•°

"Jadi aku tinggal di komplek itu ada maksud dan tujuannya"

Nisa menandaskan air mineralnya dengan cepat sebelum menatap Naufal

"Nggak usah dilanjut, sebagai seorang Intel mas Naufal harus menjaga rahasia kan?"

"Awalnya aku ragu cerita soal ini, tapi sekarang aku percaya sama kamu makanya aku cerita. Aku harap kamu bisa jaga rahasia itu, boleh Nisa?"

"Pastinya. Mas Naufal tenang aja"

"Seorang Intel itu tertutup. Bahkan berpura pura menjadi orang lain supaya jati dirinya nggak diketahui. Ngapain ngomong ke orang lain kalau dia Intel, kalau ada yang kayak gitu patut dicurigai. Biasanya mereka palsu. Karena Intel yang sesungguhnya itu pasti akan menyembunyikan jati dirinya. Kalau ke blow up, akan merugikan diri dia sendiri. Makanya rahasia"

"Barusan mas Naufal kasih tau aku rahasia"

Naufal terkekeh "Aku percaya sama kamu, jangan ngomong ke siapa siapa. Walaupun Erin atau Ica, ya?"

"Iya, tenang aja"

"Ingat rumah kosong nomor tujuh enam?"

Nisa mengangguk "Iya"

"Rumah itu sebenarnya bukan punya hal mistis kayak kata pak Agus, dirumah itu ada beberapa barang penyeludupan. Bandar besar narkoba yang kami incar selama ini ternyata menyimpan separuh barangnya disana"

"Mas Naufal udah banyak dapat informasinya?"

"Lumayan, hampir sembilan puluh persen"

"Kalau tugasnya udah selesai, mas Naufal nggak tinggal dikomplek itu lagi kalau gitu?"

"Iya"

"Nggak jadi tetangga sebelah lagi dong?"

Naufal tertawa lalu mengacak rambut Nisa gemas "Kita bisa komunikasi lewat hp kalau kamu lupa"

"Ya beda dong. Nggak ketemu tiap hari, nggak ada tumpangan mendadak, nggak ada lagi yang nemenin jalan ke warung tendanya pak Agus, nggak ada yang minta dimasakin"

"Kok serem dengernya, kayak aku mau meninggal besok aja" Kata Naufal yang disambut tawa Nisa

"Yaudah kalo gitu, udah selesai makannya kan?"

"Udah, langsung pulang kan kita?"

Naufal melihat jam yang melingkar ditangan kirinya. Jam sepuluh lewat tiga menit "Kalau ikut aku sebentar mau? Nggak lama kok, nggak sampai tengah malam"

Nisa berpikir sebentar "Tapi kemana dulu? Kalau kayak tadi mending aku pulang aja deh"

"Enggak kok, kali ini bener aku jamin kamu betah"

°•°•°

Naufal membawa Nisa ke rooftop hotel bintang tiga di daerah Jakarta Utara. Melihat jalanan kota yang masih dipadati kendaraan

Reporter & Tetangga SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang