8. Kode Sidik Jari

88 13 0
                                    

Selamat membaca. Tandai kalau ketemu typo :) tngkyu.

Vote dulu baru baca
Baca dulu baru komentar

°•°•°

Naufal menyapu halaman depan rumahnya. Setelah menata taman dan menambah sedikit tumbuhan hias, Naufal melanjutkan menyapu sisa hasil kerjanya sembari menunggu tukang sayur lewat dan ngerumpi bersama ibu ibu disana

Benar dugaan Naufal. Langganan tukang sayur yang ditunggunya tiba dan berhenti dirumah bercat biru milik ibu yang sering menggunakan rol rambut. Naufal menyimpan sapu lidi yang tadi ia gunakan lalu melangkah mendekati tukang sayur itu

"Eh mas Naufal, baru keliatan. Kemana aja mas?"

Naufal diserbu dengan beberapa pertanyaan oleh ibu ibu penggemarnya itu

"Nggak dari mana kok bu, ibu yang baru lihat saya mungkin" Jawabnya kemudian

"Eh tau nggak bu, ternyata rumah kosong itu nggak ada hantunya. Kemarin udah dicek sama pak RT terus suami saya juga kesana" Ucap ibu ibu yang selalu menggunakan rol rambut itu

"Terus apa dong bu?"

"Kayaknya sih ada penghuninya. Suami saya sama yang lain nemuin ganja, senjata api. Banyak banget bu" Tuturnya lagi

Naufal menajamkan pendengarannya lalu bertanya pada ibu penghuni rumah bercat biru itu "Kesimpulannya rumah itu ada yang jadikan markas penyimpanan barang haram ya bu?"

"Iya kali mas. Saya juga kurang tahu"

"Apa jangan jangan bandar narkoba?" Ibu yang berdaster hijau itu menimpali

"Mungkin buronan. Takut dia makanya disimpen aja dirumah kosong itu" Tambah tukang sayur memperkuat opini mereka

Naufal termenung. Memikirkan ucapan ibu ibu itu, lalu membayar belanjaannya sebelum kembali masuk kerumah

Tapi, begitu ia akan mengunci pagarnya. Nisa keluar dari halaman rumahnya, dengan celana kain lusuh dan switer oversize serta rambutnya yang dicepol asal. Wajahnya pucat dan tubuhnya terlihat begitu lemas

Naufal kembali membuka pagarnya dan menghampiri Nisa
"Nis, mau kemana?"

Nisa menoleh "Belanja" Jawabnya seraya menunjuk tukang sayur dan gerombolan ibu ibu disana

"Kamu pucat. Kuat jalannya? Saya bantu ya?"

Nisa tidak membantah. Kepalanya sudah sangat pusing untuk berdebat dengan Naufal. Kali ini dibiarkannya Naufal merangkul pundaknya kearah tukang sayur itu. Ibu ibu disana sudah bubar, tukang sayur itu nampaknya sudah ingin meninggalkan tempat "Tunggu sebentar bang" Kata Naufal

Begitu tiba disana Nisa langsung memilih bahan bahan apa saja yang ingin diolahnya hari ini. Berhubung Ica dan Erin lagi lagi ada urusan diluar kota yang mengharuskannya mengurus dirinya sendiri yang sakit sejak semalam

Setelah membayar Nisa kembali kerumahnya dengan Naufal yang setia merangkul bahunya "Udah disini aja, makasih ya"

Naufal mengangguk. Ragu untuk meninggalkan Nisa yang terlihat semakin pucat itu "Kamu sanggup? Apa perlu saya antar sampai didalam?"

Reporter & Tetangga SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang