15. Sedikit rahasia Naufal

74 8 0
                                    

Maaf kalau ada typo. Selamat MEMBACA

°•°•°

Nisa tidak ingin seperti remaja labil yang ngambek karena ia kesal dengan Naufal tadi. Bahkan mungkin sekarang ia sudah terlihat seperti remaja labil. Pasalnya, dengan ogah ogahan Nisa keluar dari kamar dengan menggunakan sweater rajut dan celana jeans. Berbeda dengan Naufal yang rapi dengan kaus putih polos yang dilapisi kemeja kotak kotak yang sengaja ia biarkan kancingnya terbuka

"Kok cemberut?"

Nisa memalingkan wajahnya "Mau kemana sih kita?"

"Jalan jalan"

"Males banget. Lagian aku juga asik nungguin siomay bareng Erin"

Dengan menghela napas pelan Naufal menggenggam tangan Nisa, mengajaknya keluar dari rumah kontrakan itu, dan membawa Nisa kearah motornya

"Marah?"

"Enggak, ngapain marah"

"Itu buktinya. Biasain kalau ngomong itu ditatap orangnya"

Nisa langsung melihat wajah Naufal, sialnya pria itu terlihat lebih tampan dengan penampilannya sekarang

"Udah?"

Naufal terkekeh. Mengacak rambut Nisa gemas lalu menepuk puncak kepala Nisa pelan "Masih marah nggak?"

"Siapa yang marah sih?"

"Lagian mukanya bete gitu, atau nggak usah jalan aja?"

"Ish! Yaudah sana pulang"

"Nah kan, senyum dong. Jelek banget mukanya kalau ditekuk gitu"

Dengan terpaksa Nisa tersenyum selebar mungkin kearah Naufal
"Nyebelin banget sih, emang mau kemana?"

"Gitu dong, nggak kemana kemana sih. Lagi coba nyari tempat menarik aja malam hari gini"

"Banyak kali tempat menarik, nggak malam hari doang"

"Udah ikut aja, mau ya?"

Kali ini Nisa mengangguk. Dengan begitu Naufal langsung memasangkan helm dikepala gadis itu "Beres"

Mereka menyusuri gang kecil di daerah sekitar. Nisa heran kenapa Naufal mengajaknya jalan jalan seperti ini. Bukannya tadi pria itu ingin mengajaknya ke cafe temannya yang launching hari ini? Rasa heran Nisa semakin bertambah begitu Naufal berhenti di dekat remaja remaja yang terlihat berkerumun

"Ikut sini, kita kesana dulu ya?"

"Ngapain sih? Kita pulang aja, bukan warga sini juga. Diliatin orang nih"

"Sebentar kok, ayo turun. Dari pada kamu aku tinggal disini kan?"

Nisa turun dari motor Naufal dengan menggerutu. Lagi lagi Naufal menggenggam tangannya dan berjalan beriringan menuju remaja yang sedang berkerumun itu

"Permisi" Ucap Naufal

Sekumpulan remaja itu menoleh, memberi ruang untuk mereka melihat lebih jauh "Siapa ya? Ada yang bisa dibantu?" Kata salah seorang remaja cungkring dengan rokok terselip di antara jari telunjuk dan jari tengahnya

Reporter & Tetangga SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang